7. Cosplay Barbie
"Saling mencinta? Apa itu mungkin bagi kita berdua?"-Nayara Aqilla
🐧🐧🐧
Gilang baru saja sampai di rumah mamanya. Kalian jangan berpikir negatif! Pasti ada yang mikir Gilang ninggalin Nayara gitu aja? Kalian salah! Gilang kesini karena ingin menggambil barang yang tertinggal di rumah mamanya.
Kalian pasti penasaran, apakah Nayara dan Gilang sudah baikan? Atau mereka masih dalam mode mendiamkan?
Pasti, kalian pikir mereka belum baikan kan? Tebakan kalian salah!
Nyatanya mereka sudah baikan. Mereka itu kalo marahan nggak akan lama, paling tahan satu hari.
Gilang jadi tersenyum geli saat mengingat kejadian kemarin. Dimana dirinya tidak merespon apapun pada Nayara, itu membuat Nayara merengek meminta maaf padanya. Katanya si janji, nggak bakal ngulangin lagi, bakal nurut jadi istri yang baik.
Mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan, Gilang tak menemukan sosok Anya-Mamanya. Pasti Mamanya sedang ada di halaman belakang, menyiram tanaman.
"Assalamualaikum Ma," Gilang menghampiri Anya yang sedang menyiram tanaman di halaman belakang rumahnya.
Anya meletakan penyiraman di kursi. Lantas, ia menghampiri Gilang dengan wajah tersenyum. "Waalaikumsalam, pengantin baru auranya beda ya,"
Gilang jadi tersenyum kaku. "Apaan si Mama. Bukan pengantin baru lagi ya, ini udah jalan dua Minggu." Ucapnya sambil melirik sinis sang Mama. Kemudian menyalimi tangan mamanya.
"Ya, sama aja." Kata Anya sambil tersenyum menggoda. "Kamu kesini sendirian? Menantu Mama mana?"
"Iya sendiri. Nayara nggak ikut."
"Terus..., Kamu ngapain kesini? Kamu baik-baik aja kan sama Naya? Jangan bilang, kalian bertengkar?"
Gilang jadi menghela nafasnya. Benar saja dugaannya, pasti mamanya bertanya yang tidak-tidak padanya. "Ma..., satu-satu ya nanyanya." Kata cowok itu sambil memijat kepalanya. "Yang pertama Gilang kesini mau ambil barang yang ketinggalan. Kedua, Gilang baik-baik aja sama Nayara. Ketiga, Iya kita suka berantem, tapi, ya itu kan wajar, namanya juga masih labil sama-sama keras kepala." Ujarnya panjang lebar.
"Ya kamu ngalah lah sebagai suami. Jangan sama-sama keras." Anya mengusap bahu Gilang. "Awalan emang gini. Tapi, lama-lama juga kamu bakal terbiasa sama kehadiran Naya."
"Iya Ma."
"Terus kenapa Naya nggak di ajak?" Tanya Anya pada Gilang.
Karena Gilang ke sini pulang sekolah, jadi Gilang tidak mengajak Nayara. Lagian Nayara juga tadi udah ijin mau ke mall sama temen-temennya. Mungkin, lain hari mereka akan kesini bersama.
"Nayara main sama temennya. Lagian aku nggak kasih tau dia kalo aku mau ke rumah Mama,"
***
Nayara sudah pulang dari mall, ia hanya mampir sekitar satu jam. Setelah barang yang ia inginkan dapat, Nayara segera pulang.
Iya, Nayara paham. Sekarang ini kan, keadaannya beda sama Nayara pas masih di rumah mamanya, jadi Nayara harus tahu batasan main. Nggak bisa main berjam-jam gitu aja.
"CIOOO, JANGAN NAIK KE MEJA DONG!!" Nayara berteriak saat melihat Cio menaiki meja makan. Ia takut Cio menyenggol vas bunga yang ada di sana.
"Ayo, Meng...., Sini turun sini...," Ucap Nayara dengan lembut, supaya Cio menurutinya. Tapi, kucing itu malah diam saja. "Ayo Cio... Sayang... Nanti gue dimarahin majikan Lo!" Nayara mulai geram melihat Cio yang tak bereaksi apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA KITA ( ON GOING )
Random"Jadi, harus dengan cara apa supaya mas suami mendapat maaf dari mbak istri?" ••• Perjodohan, mungkin terdengar konyol, tapi ini nyata di alami oleh Gilang dan Nayara. Rumah tangga yang seharusnya berjalan dengan tentram, damai, dan harmonis sangat...