32⛅

398 22 6
                                    

32. Daris dan Mayang





Dua Minggu lagi sekolah merayakan ulang tahun yang ke 59, yang pastinya akan ada acara untuk meramaikannya.

Beberapa arahan sudah ketua OSIS berikan pada siswa, seperti membuat pementasan drama atau menampilkan bakat siswa dari masing masing kelas.

Mulai dari kostum apa yang akan mereka kenakan sudah ketua OSIS arahkan. Pesta perayaan ulang tahun sekolah akan dilaksanakan malam hari, agar suasananya  lebih terasa.

Dari kelas Nayara mungkin akan menampilkan dance, itu baru rencana anak kelasnya saja belum begitu pasti.

Mungkin akhir-akhir ini akan ada banyak kegiatan yang menyita waktu Nayara, seperti latihan untuk pementasan dan latihan-latihan soal untuk UN, belum lagi tugas-tugas makalah yang harus ia kerjakan, itu benar-benar membuat Nayara pusing.

Cewek itu menutup laptopnya, menunduk sejenak dengan tangan memijat kepalanya yang terasa penat. Bayangkan saja dua jam lebih Nayara menatap layar laptop, ditambah beberapa deratan huruf yang membuat matanya sedikit memburam.

Belum lagi beberapa buku yang tergelatak di  meja membuat ia sangat malas melihatnya.

Pengumpulan tugas pada hari Senin, yang artinya Nayara hanya punya waktu dua hari untuk menyelesaikan tugasnya.

Jika biasanya makalah berjumlah 9- 20 halaman namun kali ini parahnya makalah harus berjumlah 50 halaman, yang benar saja? Belum lagi Nayara harus membaca buku terlebih dahulu untuk mendapatkan materi itu, benar-benar merepotkan bukan?

Tapi untungnya Nayara sekelompok dengan Daris. Mungkin jika masalah mencatat atau pelajaran lain Daris orang yang harus dihindari, karena ia pemalas. Tapi soal sejarah ia sangat maju paling depan, apalagi jika menyangkut makalah, nilai A pasti sudah Daris dapatkan.

Memang aga sedikit aneh anaknya.

"Sini biar gantian gue yang ngetik," Daris menggeser laptop itu ke arahnya, ia melirik Nayara yang tengah melamun. "Kesambet tau rasa lu nay,"

Nayara mengedikan bahunya, ia melepas kaca mata anti radiasinya. "Ngaco Lo!"

Daris mulai mengetik, semenatara Mayang membacakan materi.

"Si Theo bolos kerkom ceritanya?" Tanya Nayara pada dua orang itu.

Mayang melirik ke arah Daris dengan alis terangkat. Sementara Daris mengangkat bahunya tanda ia tidak tahu.

"Lo kan temennya Ris," ucap Mayang sedikit kesal.

Daris mengangkat kepalanya, ia menyatukan kedua tangannya di atas meja. "Ya emang iya, siapa juga yang bilang gue istrinya."

Mayang cemberut kesal, memukulkan buku yang ia pegang pada bahu Daris. "Nggak lucu ya!"

Daris mengangkat bahunya acuh. "Siapa yang ngelawak emang?"

"Daris bisa serius nggak sih?" Tanya Mayang dengan kesal.

Daris memandang Mayang dengan tatapan mengintimidasi, ia mengangguk-anggukan kepalanya dengan seringai tipis. "Mau di seriusin emangnya?"

Sontak pertanyaan itu membuat Nayara menahan tawa. Cewek itu hanya geleng-geleng kepala melihat keduanya.

"Amit-amit tau nggak!" Semprot Mayang dengan galak. "Rese banget sih,"

"Kalian cocok loh," sahut Nayara, membuat Mayang mendelik mendengarnya.

"Dih apaan si Nay, enggak ada ya sejarahnya Mayang suka sama anak pemalas kayak Daris." Ujar Mayang, kemudian mendelikan matanya ke arah Daris.

CERITA KITA ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang