31. Mengunjungi rumah Mama
Kegiatan mereka selesai pukul 1 dini hari yang artinya mereka melakukan ibadah selama 4 jam. Bisa kebayang nggak tuh gimana keadaan Nayara sekarang?
Untuk bangun subuh pun badan Nayara terasa remuk, Gilang benar-benar minta di tendang. Kalo bukan suami udah Nayara geprek kayaknya.
Nayara menyipitkan matanya, cahaya matahari masuk melalui celah-celah jendela, ia melirik sebelahnya yang masih terdapat Gilang yang tengah tidur.
Sepertinya cowok itu sama lelahnya dengan Nayara, lihat saja tidurnya sampai mendengkur yang membuat telinga Nayara tak nyaman.
Nayara menatap lamat-lamat wajah Gilang, tangannya nakal ingin menyentuh alis tebal milik suaminya.
"Alis tebel Gilang, pasti nurun ke baby Gina,"
Dari alis turun ke hidung, Nayara gemas sendiri, sedikit mencubit hidung mancung Gilang membuat sang empunya merasa terganggu namun tetap melanjutkan tidurnya.
"Aaaa, gemes banget, wajah kamu mirip haecan si," kata Nayara, memperhatikan lekat-lekat wajah suaminya.
Tangan Nayara turun ke bibir, menyentuh bibir pink yang tak pernah tersentuh dengan rokok, halus sekali seperti bibir perempuan. Nayara sedikit mengelus bibir Gilang, membuat sang empu mau tak mau membuka matanya.
Gilang membuka matanya, tersenyum manis ke arah Nayara. "Morning Yaraaaaa," katanya, suara khas orang bangun tidur.
Nayara segera menarik tangannya, mengatur degup jantungnya yang mendadak menggila. Ia tersenyum membalas Gilang, meski agak malu-malu karena ketahuan suaminya. "Morning too mas suami,"
Keduanya saling pandang, kemudian tertawa lepas. Gilang mengelus wajah Nayara, kemudian menarik wajah itu hingga berada di depan dadanya yang tidak tertutup kain.
"Makasi Yara,"
Sebuah ucapan terima kasih yang begitu tulus dari mulut Gilang, cowok itu memeluk erat Nayara, menyembunyikan kepalanya di ceruk leher istrinya.
"Gilang geli ih,"
Leher Nayara merinding saat nafas Gilang menerpanya, apalagi cowok itu bicara tepat di sebelahnya membuat perut Nayara bergejolak tak jelas.
Perpaduan Citrus dan mint membuat Nayara mabuk rasanya, Nayara sangat menyukai wangi di tubuh Gilang.
"Bau parfumnya enak banget," celetuk Nayara tiba-tiba, membuat Gilang melepaskan diri dari pelukannya.
Gilang gemas sendiri, menarik hidung Nayara hingga sedikit memerah. "Suka kan?"
"Heem, wangi seger gituu..."
"Sengaja biar kamu kecanduan,"
Nayara tertawa, mencubit pelan perut Gilang yang tidak mengenakan baju, tapi, ko Nayara geli sendiri ya.
"Enggak usah cubit-cubit by," Gilang menggigit pelan telinga Nayara. "baru aja akur, masa mau kdrt,"
"Siapa yang kdrt emangnya?"
Gilang menunjuk Nayara, membuat cewek itu melotot tak terima. "kamulah, emangnya siapa lagi, hem?"
"Ngada-ngada kamu tuh yaa," Nayara menusuk-nusuk perut Gilang, membuat cowok itu menggelinjang kegelian.
"Aaaa by, geli udah ah," Gilang tertawa tak jelas.
🐳🐳
Satu Minggu berlalu, hubungan keduanya banyak mengalami peningkatan. Yang tadinya sering salah paham perkara masalah kecil, sekarang tidak terlalu.
Mungkin jika dulu keduanya sama-sama keras kini Gilang-lah yang lebih memilih mengalah begitu sebaliknya Nayara juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA KITA ( ON GOING )
Random"Jadi, harus dengan cara apa supaya mas suami mendapat maaf dari mbak istri?" ••• Perjodohan, mungkin terdengar konyol, tapi ini nyata di alami oleh Gilang dan Nayara. Rumah tangga yang seharusnya berjalan dengan tentram, damai, dan harmonis sangat...