18⛅

506 48 0
                                    

18. Berusaha menjadi yang baik





"Gi, bangun..." Nayara mengetuk pintu kamar Gilang. Menempelkan badannya pada dinding.

Semalam mereka memang tidak tidur bersama. Soal tidur masih seperti dulu, mereka masih takut.

"Subuh dulu yu, gue udah siapin bajunya nihh," ucap Nayara.

Nayara berdecak malas. "Buruannn, nanti keburu waktunya abis,"

Cewek itu mulai tak sabaran, mengetuk kamar cowok itu sedikit keras hingga menimbulkan bunyi yang cukup nyaring.

"Giii, buruan ih," Nayara mondar-mandir di depan pintu, cewek itu sudah rapih mengenakan mukena berwarna putih.

"Elahh, keburu abis waktunya inii," cewek itu berdecak, mengangkat tangannya di pinggang. Persis seperti ibu yang lagi bangunin anaknya.

Cklekk...

Nayara langsung menatap ke arah pintu, Gilang berdiri di depannya, cowok itu sudah mengenakan sarung hitam dan Koko putih.

Maka nikmat mana lagi yang kamu dustakan?

"Lama banget,"

"Tadi wudhu, jadi nggak denger," Gilang membenarkan kancing baju koko nya.

Nayara mengangguk. Cewek itu jadi bersandar di pintu kamarnya, dengan mata memandang Gilang.

Asli, Gilang ganteng abisss! Nggak boong Nayara.

Satu yang kurang, cowok itu nggak pake peci.

"Tadi buru-buru katanya, ko bengong si,"

Nayara mengusap wajahnya linglung. Buru-buru menegakan badannya. "eh iyaa,"

"Yaudah buruan nanti keburu abis waktunya," Gilang berjalan duluan menuju tempat shalat yang ada di rumahnya.



***



"Di makan sarapannya," Nayara menyodorkan nasi goreng plus telor ceplok ke hadapan Gilang. Cowok itu menerimanya dengan senang hati.

Gilang mengangguk menurut, cowok itu tambah menggemaskan jika penurut seperti ini.

Nayara melirik cowok di sebelahnya. "Istirahat aja Gi, nggak usah sekolah dulu," Ujar Nayara. Cewek itu menarik kursi sebelah Gilang.

Gilang mendelik, menggelengkan kepalanya sambil mengangkat jari telunjuknya. "No no no, nggak bisa,"

Nayara menghela nafasnya, cewek itu berhenti mengunyah. "Nanti sakit lagi," Nayara memutar matanya malas. Baru aja muji cowok itu, eh sekarang udah keluar lagi sifat bebal nya.

"Ya jangan lah!" Balas Gilang dengan santai.

"Yaudah deh, terserah," Nayara kembali melanjutkan sarapannya. Mengabaikan cowok itu yang sedang memperhatikannya.

Gilang mengangguk saja, kembali fokus pada makannya.

Setelah menghabiskan waktu sepuluh menit untuk sarapan, sekarang Gilang duduk santai di meja pantry sambil meminum susu.

Melirik cewek di sampingnya yang masih mengunyah makanan.

"Lama banget si makan doang," ucapnya, membuat Nayara melirik malas padanya. "Gue bantu biar cepet selesai deh,"

Nayara menggeser piringnya. Mengambil satu sendok lagi untuk Gilang. "Nih," Nayara menyerahkan sendok pada Gilang.

"Bukan pake itu Ra,"

Nayara mengernyit heran. "Ha? Terus pake apa?"

"Pake mulut," setelah mengatakan itu, cowok kalem langsung berlari, meninggalkan Nayara yang sedang menahan malu.

CERITA KITA ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang