14⛅

541 51 8
                                    

14. Gilang kena mental








Gilang keluar dari kamarnya dengan rambut yang masih basah dan acak-acakan. Cowok itu memakai baju hitam bertuliskan PASGA INTI di punggungnya, yang berarti pasukan galaksi inti.

Karena Nayara tak ada pulang, dengan terpaksa cowok itu memasak sendiri untuk makan malamnya.

Prangg....

Cio datang ke dapur, menyenggol gelas yang ada di meja pantry. Kemudian kucing itu melompat turun karena merasa bersalah. "Meong.... Eong...."

"CIOOO!!"  Teriak Gilang saat dirinya yang baru saja datang ke dapur melihat pecahan kaca di lantai. Siapa lagi kalau bukan Cio pelakunya.

"Meong..." Kucing itu menyahut.

"Astagaaa.... Lu apa-apaan sih." Gilang tak habis pikir pada kucing kesayangannya itu. Belum juga urusan Nayara selesai, di tambah Cio membuatnya semakin pusing.

"Bisa enggak, sehari aja jangan bikin gue naik darah? Hah?"

Fiks! Cowok kalem itu sekarang sudah mulai gila. Kucing pake di ajak ngomong, mana ngerti dia.

"Eong.... Meong....."

"Gue marah sama lu Cio!" Gilang mengambil Cio ke pangkuannya. "Hayu masuk kamar. Diem jangan keluar lagi, pusing tau nggak gue tuh."

"Urusan istri aja belum kelar. Di tambah lagi punya kucing yang kelakuannya kayak dajal, kena mental udahhh," ucapnya sembari berjalan ke kamar Cio.

Gilang menurunkan Cio dari gendongannya, menyuruh kucing itu masuk. "Gih, sana masuk." Ucapnya, mengusap kepala kucing itu. "Jangan keluar. Keluar, mati Lo jadi sate."



****



"Mama masak sebanyak ini?" Tanya Nayara menunjuk meja makan yang sudah penuh dengan berbagai macam makanan.

Mama mengangguk dengan antusias. "Iyalah Nay. Hari ini kan Papa pulang, Abang kamu jugaa,"

"Tapi, kan, ini kebanyakan mahhh,"

"Kamu lupa? Gilang kan nanti malem bakal ke sini," ucap Mama sambil menata makanan.

Nayara gelagapan. "T-tapi kan nggak gini juga,"

Mama menghela nafas. Meletakan masakannya yang sudah ia tata. "Nggak papa, nanti kalo nggak abis kamu bawa aja,"

Nayara mengangguk pasrah. Adu argumen sama Mama nggak bakal menang, pastinya Mama selalu benar.

Nayara menarik kursi, duduk di kursi dengan tangan menopang wajahnya. "Papa pulang jam berapa Ma?"

"Abis isya katanya,"

Nayara mangut-mangut. "Kalo bang Ken?"

"Lagi di jalan, bentar lagi juga pulang,"

"Hmmm, gitu ya,"

Mama mengangguk. Ikut duduk di depan Nayara. "Gilang mau datang jam berapa Nay?"

Nah, kan, Mama nanya lagi soal menantu kesayangannya. "Nggak tau Ma,"

"Lah, ko nggak tau sih,"

"Gilang belum ngabarin Ma. Mungkin dia masih latihan," ujar Nayara berbohong.

"Ini kan udah jam enam Nay, masa masih latihan?" Tanya Mama.

"Emang gitu Ma. Kadang latihannya sampe isya malah,"

Mama mengangguk paham. Mencoba mempercayai perkataan putrinya itu. "Berarti kalo Gilang latihan, kamu di rumah sendirian?"

"Berdua Ma, sama Cio,"

CERITA KITA ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang