40🌥️

391 24 4
                                    

40. Sad






"Nggak usah ngada-ngada Nay, Lo lagi sakit,"

Zio menggelengkan kepalanya dengan satu tangan berada di pinggang, cowok itu berdecak kesal karena beberapa kali Nayara memintanya membelikan minuman kesukaan cewek itu.

"Zio plissss," Nayara memohon dengan jurus andalannya, yaitu dengan matanya yang sipit juga beberapa kali kedipan. "Zio ganteng anak mama Ita," puji Nayara, tentunya ada maksud terselubung.

"Ya ya ya ya, beliiiiinnnn," Nayara menatap Zio dengan memohon, hingga cowok itu pasrah menganggukkan kepalanya. "Makasih Zioooo,"

Zio mengangguk dengan wajah di tekuk, "Nanti gue traktir nasi Padang deh," cetus Nayara. "Sebagai hadiah, karena Lo udah mau beliin minuman buat gue."

🐳🐳

Acara membeli minuman tidak jadi karena mama keburu datang, dan tidak di ijinkan pula oleh mama, akhirnya Nayara pasrah, meski ia sangat ingin minuman itu.

Berakhir disini, di taman depan rumah sakit. Awalnya Zio tidak mau, tapi Nayara tetap bersikeras ingin keluar dari ruangannya.

Sudah sekitar 30 menit mereka duduk, tak ada hal penting yang keduanya bicarakan, hanya ocehan tak jelas yang keluar begitu saja dari mulut Nayara.

Zio hanya mendengarkan dan sesekali merespon perkataan cewek itu.

Nayara tak bisa menyangkal, sekuat apapun cewek itu menyembunyikan masalahnya namun itu semua akan sia sia di mata Zio. Zio tetap bisa melihat itu semua.

Dari cara cewek itu berbicara, mata yang biasanya berbinar kini tampak sayu tak ada semangat, bahasa tubuh Nayara yang terlihat jika cewek itu sedang tidak baik-baik saja.

Zio menghela nafas, ia memandang Nayara yang tengah bercerita jika dirinya ingin menonton bioskop bersama Gilang, cowok itu hanya mengangguk saja sebagai respon nya.

Nayara mengangkat kepalanya, menatap halaman rumah sakit yang luas. "Gue capek Zi," Nadanya terdengar putus asa.

Zio melirik cewek di sampingnya, tangan cowok itu sudah berada di bahu Nayara tanpa diminta.

Nayara melirik bahunya yang terdapat tangan Zio, kemudian menatap cowok di sampingnya dengan lamat. "Gue harus apa Zi?" Tanya Nayara terdengar lirih.

Pegangan dibahu Nayara mengeras, namun tak membuat Nayara sakit.

Zio tak banyak bicara, cowok itu menarik kepala Nayara kedalam pelukannya. Membiarkan cewek itu menangis sampai semuanya terasa lega.

Nayara menumpahkan air matanya, ia benar-benar tidak bisa menyembunyikan hal hal yang membuat dirinya tak tenang selama ini.

Nayara benar-benar takut.

Takut jika seandainya perkataan cowok itu benar-benar terjadi.

Iya, cerai.

Satu kata yang membuat hidup Nayara berantakan.

Nayara tak mau kehilangan Gilang, ia sudah mencintai cowok itu lebih dari dirinya sendiri.

"Zio ..." lirih Nayara di sela-sela tangisannya. "Gilang minta cerai, gue harus apa Zi?"

Rahang Zio mengeras seketika, amarah cowok itu memuncak saat mendengar kalimat itu dari mulut Nayara.

Benar dugaannya selama ini, Nayara sedang tidak baik.

Zio mengusap rambut Nayara. "Lo tenang ya, kita cari jalan keluarnya sama-sama," terdengar seperti bisikan, namun itu sedikit membuat Nayara tenang.





CERITA KITA ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang