Chapter (8)

34 7 0
                                    

Hai guys, jangan lupa Vote, Follow aku juga;)
Komen juga jangan lupa okeee
Ada typo? Koreksi aja😉
Udah itu aja, Makasih ✨

•~✨HAPPY READING GUYSSS✨~•

|•~~~ENJOY~~~•|

Author POV

Perjalanan pulang ke Dé Èlgárd sama sekali tidak ada hambatan. Jadinya itu membuat mereka semua bernafas lega, termasuk Zee juga. Dan disinilah mereka semua sekarang, di Dé Èlgárd. Ya, mereka semua sudah sampai di Dé Èlgárd.

Mereka turun dari kuda mereka masing-masing, lalu menaruhnya kembali ke kandang kuda. Kecuali Zee yang kudanya ditinggalkan begitu saja, Zee bukannya malas, tapi dia saat ini sedang mati-matian menahan emosinya. Oleh karena itu saat mereka baru sampai di Dé Èlgárd langsung menyuruh Josh untuk mengantarkan Alicya ke kamarnya, sedangkan Zee sendiri memilih pergi untuk meredakan emosinya. Lalu kuda Zee? Biarlah Zack yang mengurusnya.

Zee berjalan ke arah kamarnya, tapi dia urungkan karena dia ingat kalau ada mainan yang harus dia urus terlebih dahulu. Dia langsung berbalik arah menuju penjara khusus. Zee berjalan di lorong penjara khusus, derap langkahnya menggema ke seluruh penjara. Banyak tahanan-tahanan khusus yang langsung beringsut takut kala Zee lewat begitu saja. Ada juga yang berteriak, meracau tidak jelas dan itupun saking takutnya kepada Zee.

Para tahanan itu hanya bisa berharap, agar Zee tidak masuk ke penjara yang mereka tempati saat ini. Jujur, jika Zee sudah masuk kedalam salah satu penjara itu, dia tidak segan-segan untuk menyiksa atau membunuhnya, dan itupun disaksikan langsung oleh para tahanan. Karena itulah para tahanan yang mulanya tidak takut kepada Zee, langsung menjadi takut setelah melihat keberingasannya.

Zee berjalan santai menuju penjara seorang laki-laki, Zee melihat jika laki-laki itu sedang tidur santai. Dia seolah-olah tidak memperdulikan teriakan-teriakan para tahanan yang memekakkan telinga itu. Zee hanya menatap datar laki-laki itu dari luar penjara. Tatapannya menajam kala mengingat kejadian di pasar waktu itu, dengan beraninya  orang yang ada dihadapannya ini meluncurkan anak panah ke arah Alicya, adik kesayangannya.

"Bangun!" Sentak Zee, sehingga laki-laki itu bangun dari tidurnya. Tatapan matanya langsung bertemu dengan tatapan mata tajam Zee itu. Sehingga, membuat dirinya bergidik ngeri, 'Menyeramkan' itulah kalimat yang sangat cocok untuk Zee saat ini. Siapa laki-laki itu? Oh tentu saja dia adalah Carl.

"Buka penjara ini!" Perintah Zee kepada salah satu prajurit yang berjaga di penjara khusus.

"Baik ketua," Prajurit itu langsung membukakan pintu penjara itu, sedangkan Carl yang ada di dalamnya sudah pucat pasi. Apakah ini akhir hidupnya sekarang? Tentu saja, tidak ada yang bisa kabur jika sudah berurusan dengan Zee.

"Bawa dia keruangan penyiksaan," Ujar Zee kepada prajurit yang membukakan pintu penjara tadi.

"Baik," Prajurit itu masuk kemudian langsung menyeret Carl menuju ruang penyiksaan, sedangkan Carl terus meronta-ronta meminta dilepaskan.

Zee yang melihat itu hanya menyeringai lebar, Carl yang melihat seringaian Zee hanya bisa bergidik ngeri.

"You will die." Gumam Zee sangat pelan.
(Kau akan mati).

Setelah bergumam itu, Zee langsung berjalan mengikuti Carl yang tengah diseret ke ruang penyiksaan.

••••••

••Ruang Penyiksaan

"Ikat," Ucap Zee ketika sampai di ruang penyiksaan.

The Story Of The Knight Zee [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang