Chapter (30)

16 4 0
                                    

Holaaa
Kita langsung ke storynya yaaa
Gomawooo

Typo? Koreksi Aja 😉

^v^

Author POV

Tok tok tok.....

"Zee laporannya," panggil Claude.

"Masuk saja!" ujar Zee dari dalam ruang kerjanya.

Ceklek.....

Claude membuka pintunya dengan hati-hati, takut Zee terganggu. Dia berjalan kearah Zee dan langsung menyerahkan laporan hasil pertarungan pedang tadi.

"Ini," ucap Claude menyerahkan kertas laporannya.

"Terimakasih," balas Zee sambil menerima kertasnya.

"Kau butuh bantuan untuk menyalinnya?" tawar Claude.

"Besok saja, aku masih sibuk mengurus surat-surat penting," ucap Zee yang sibuk membaca kertas yang ia pegang.

"You sure Zee?"

"Hm,"

"Okey, aku pergi dulu, dahh."

"Hm," ujar Zee tanpa melihat Claude sedikitpun.

Claude pergi dari ruangan itu meninggalkan Zee yang sibuk dengan kertas-kertas kesayangannya.

Selepas kepergian Claude, pintu kembali diketuk dari luar. Zee jadi merasa jengkel dengan suara ketukan pintu sekarang. Ada saja yang mengetuknya, apa dia ganti saja jadi pintu batu agar tidak ada suara saat diketuk? Hm, ide buruk.

"Masuk!"

Tak lama setelah itu, masuklah Harry sang penasehat kerajaan Dé Èlgárd. Dia masuk dengan membawa kertas lagi, kali ini Zee benar-benar dibuat sekarat oleh sebuah kertas.

"Sebelumnya maafkan saya yang sudah mengganggu waktu anda ketua," ujar Harry sopan.

"Ya, tidak apa-apa. Ada apa memangnya?" tanya Zee sembari memijat pelipisnya.

"Saya hanya ingin memberikan kertas ini agar anda bisa dengan mudah menagih pajak ke warga," jawab Harry dengan tangan yang menyodorkan kertas itu ke Zee.

"Thanks Harry,"

"Sama-sama ketua. Kalau begitu saya permisi, sebab ada banyak hal yang harus saya kerjakan." pamit Harry dan dibalas anggukan oleh Zee.

Zee melihat kertas yang diberikan Harry tadi, di kertas itu dia melihat nama-nama warga Dé Èlgárd. Jadi Zee hanya tinggal memberikan centang saja pada nama-nama yang sudah membayar pajak.

"Hah, untunglah aku tidak harus menanyakan nama mereka satu persatu seperti yang kemarin kemarin,"

"I'm so tired, can time stop for a bit so I can rest?" seru Zee sambil menengadahkan kepalanya menatap langit-langit ruang kerjanya.

••••••

Dua hari setelahnya, di pagi-pagi hari sekitar jam setengah enam. Zee berada di halaman istana tengah mempersiapkan kebutuhan apa saja untuk mengambil pajak warga. Seperti beberapa peti untuk menyimpan koin uangnya, sebuah kereta kuda untuk membawa peti-peti tersebut, dan lain sebagainya.

"Semua perlengkapan sudah siap?" tanya Zee ke salah satu prajurit yang Zee suruh mencatat semua keperluan yang mereka butuhkan.

The Story Of The Knight Zee [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang