Chapter (40)

14 3 0
                                    

Haiii guys, I'm backkk
Sorry lama up, lagi ujian soalnya😵‍💫
So please enjoy this chapter
Jangan lupa Vote yaaa

Typo? Koreksi Aja 😉

^v^

Author POV

"Tolong nanti bawa kayu-kayu itu untuk tetap dekat dengan semua tukang kayu yang bekerja. Dan hati-hati dalam mengangkatnya, kayunya sangat berat," perintah Marcus pada prajurit-prajurit yang berbadan besar.

" Untuk kalian, mulailah dari rumah-rumah yang berada di tengah-tengah. Karena itu akan lebih mudah daripada memulainya dari rumah yang ada paling pinggir," tutur Marcus pada tukang kayu yang ia bawa dari Dé Èlgárd.

"Baik!" ucap semua tukang kayu yang ada.

Para tukang kayu tersebut segera berlari kecil menuju rumah yang berada di tengah-tengah desa. Prajurit yang Marcus perintahkan tadi juga otomatis mengikuti kemana arah tukang kayu tersebut pergi. Fyi, kayunya dibawa pake gerobak besi.

Setelah dirasa semua pergi bekerja, Marcus pergi untuk menemui Claude yang sedang melihat warga Wolford di tenda darurat. Tenda-tenda itu sudah dibuat saat Marcus kembali lagi ke desa Wolford.

Jadi Marcus pulang ke Dé Èlgárd hanya untuk mengambil tenda-tenda, beberapa selimut dan alas untuk warga Wolford tidur. Kemudian dia pergi lagi ke desa bersama dengan beberapa prajurit. Bahkan keesokan paginya, dia kembali lagi ke Dé Èlgárd untuk membawa tukang kayu ke desa.

"Tuan," panggil Marcus.

"Ya?" toleh Claude saat mendengar namanya dipanggil.

"Semua tukang kayu sudah mulai bekerja tuan," lapor Marcus.

"Great, and thanks a lot Marcus. Tanpa bantuanmu aku bukan apa-apa," ucap Claude sambil menepuk pundak Marcus. (Bagus, dan terimakasih banyak Marcus)

"Itu bukan apa-apa bagi saya tuan. Anda tidak perlu sampai mengatakan anda bukan apa-apa tanpa bantuan saya,"

"Apa maksudmu? Memang benar aku tidak bisa melakukan banyak hal tanpa bantuanmu,"

Marcus sedikit terkekeh pada ucapan Claude. Katakan saja itu benar, tapi Dé Èlgárd tanpa bantuan tiga monster akan jadi apa? Zee, Claude dan Olivia, mereka kuat dan banyak yang mengakui itu. Zee sang ksatria yang ahli dengan pedangnya, Claude yang selalu berusaha untuk melindungi Zee dari belakang, dan Olivia si ahli strategi menggunakan otak liciknya.

"Kalian bertiga adalah pelindung kami. Anda, ketua, dan nona Olivia, kalianlah penguat Dé Èlgárd yang sebenarnya." jelas Marcus.

"Sungguh? Kau berpikir seperti itu Marcus?"

Marcus mengernyitkan dahinya, mengapa dia bertanya seperti itu? Apakah ucapannya ada yang salah? Sepertinya tidak.

"Yah, aku tidak bisa menampik kalau kita bertiga adalah pelindung Dé Èlgárd. Tapi aku berpikir bahwa aku masih belum layak dipanggil seperti itu, karena aku belum cukup kuat,"

'Apa aku salah dengar? Belum cukup kuat? Padahal saat bertarung dia sudah seperti monster yang tak punya perasaan. Apalagi ketua, dia seperti monster yang tidak bisa dikendalikan jika sudah bertarung' batin Marcus.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Story Of The Knight Zee [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang