Chapter (1)

105 16 4
                                    

Halo semua, nama aku Silvy.
This my first story' in wattpad.
Semoga kalian suka, and jangan lupa untuk
Vote, Komen, dan Follow aku.

Ada Typo? Koreksi aja👌🏻

~~~~~~~~~~


Author POV

Di siang hari yang cerah, ada seorang gadis yang sedang duduk bersantai di balkon kamarnya. Dia bersantai sambil memejamkan matanya, merasakan angin yang menerpa wajah cantiknya itu. Tenang, hanya itu yang bisa dia rasakan.

Hingga bunyi ketukan pintu membuyarkan semuanya. Dia hanya bisa menghela nafas panjang, kemudian beranjak dari tempat duduknya untuk membukakan pintu.

Tap... Tap... Tap... Tap...

Dia berjalan ke arah pintu dan membukanya. Dan muncullah seorang prajurit.

Cklek... Kriittt...

"Ya? Ada apa?" Tanya gadis itu dengan pandangan datar dan tatapan yang dingin.

"Mmm, sebelum itu saya m-minta maaf ketua, karena telah mengganggu w-waktu istirahat anda," Ucap prajurit itu dengan nada gagap.

"Hm, tak apa. Dan ada apa?" Tanya gadis itu lagi.

"I-itu ketua, tuan putri memanggil anda untuk ke ruang singgasana," Jawab prajurit itu dengan nada yang masih gagap.

"Hm, baik." Ujar gadis itu.

Ketika gadis itu hendak berjalan, prajurit tadi agak menyingkir untuk memberi jalan kepada gadis yang dia sebut ketua itu. Saat hendak melewati prajurit itu, dia malah berhenti di depannya. Dan berhasil membuat prajurit itu gugup. Gadis itu menoleh lalu berkata.

"Jangan terlalu takut kepadaku, aku tidak akan membunuhmu jika kau tidak macam-macam ke kerajaan ini. Mengerti?!" Kata gadis itu dengan nada tegas tapi terkesan dingin.

"Baik ketua Zee!" Jawab prajurit itu dengan nada tegas juga, tapi tetap saja prajurit itu takut kepada Zee. Setelah itu Zee pergi meninggalkan prajurit itu.

Ya, gadis itu adalah Zeevana Geraldine. Ketua dari para prajurit-prajurit yang ada di kerajaan Dé Èlgárd. Dia yang selalu melindungi kerajaan Dé Èlgárd dari beribu-ribu musuh. Dan jangan lupa, dia tidak hanya melindungi kerajaan Dé Èlgárd, tapi dia juga melindungi seorang pemimpinnya atas wasiat terakhir kedua orangtuanya sebelum tiada. Pemimpinnya adalah seorang putri cantik yang lebih muda darinya.

Back To Topic.

Zee berjalan di lorong kerajaan untuk ke ruang singgasana. Derap langkah kakinya menggema di lorong itu. Membuat para prajurit-prajurit yang sedang berjaga di lorong situ gemetaran.

Setelah sampai di depan pintu ruang singgasana, Zee langsung dibukakan pintu oleh salah satu prajurit.

Kriiieeettt...

Pintu terbuka lebar, lalu Zee melihat gadis yang duduk di singgasananya dan juga beberapa prajurit yang sedang menjaga gadis itu. Zee membungkukkan badannya untuk memberi hormat. Dan dijawab anggukan dari gadis tersebut, Setelah itu Zee menegakkan badannya lagi.

"Kenapa anda memanggilku putri?" Tanya Zee dengan nada lembut tapi raut wajahnya datar.

"Oh ayolah Zee, jangan terlalu sopan kepadaku! Seharusnya aku yang lebih sopan kepadamu, karena aku lebih muda darimu!" Jawab gadis itu dengan kesal.

Zee tersenyum tipis mendengar hal itu, menurut Zee terkesan seperti anak kecil. Bisa-bisanya dia sudah berumur 17 tahun, dan kelakuannya masih seperti anak kecil.

The Story Of The Knight Zee [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang