Hello, u guys can call me Nix.
This my first story' in wattpad.
Semoga kalian suka, and jangan lupa untuk
Vote, Komen, dan Follow aku.Ada Typo? Koreksi aja👌🏻
~~~~~~~~~~
Author POV
"IBUUUU!!!" Teriak seorang gadis kecil.
"Ibuuu, hiks hiks... Jangan tinggalkan akuuu" Tangisnya pecah ketika melihat sang ibu terkapar di lantai dengan bersimbah darah dimana-mana.
Gadis kecil itu mengguncang-guncangkan tubuh ibunya yang sudah tiada itu, berharap agar ibunya bisa bangun. Namun itu hanya harapannya saja. Kenyataannya, ibunya telah tiada.
"Hiks hiks, ibuuu bangunlah!!! Aku berjanji akan menjadi anak yang baik dan tidak akan nakal lagi! Tapi ibu harus bangun! Hiks hiks" Tangis gadis kecil itu semakin pecah ketika dia mengingat kata-kata ibunya yang menyuruhnya agar menjadi anak yang baik, tapi dirinya tidak pernah mau mendengarkan kata-kata ibunya itu. Dia tetap saja menjadi anak yang nakal.
Gadis kecil itu adalah Zeevana Geraldine, dia kehilangan ayahnya satu setengah jam yang lalu, dan sekarang dia juga kehilangan ibunya? Lalu bagaimana dia bisa hidup tanpa kedua orang tua? Tapi nyatanya gadis itu bukan gadis lemah, dia bisa bertahan hidup tanpa kedua orangtuanya. Ibu dan ayahnya memang memiliki harta yang sangat berlimpah, mengingat jika ayahnya menjabat sebagai seorang ketua ksatria di kerajaan Dé Èlgárd. Tentu saja gajinya cukup untuk membiayai keluarganya. Tapi sekarang hanya Zee yang dapat memakai harta itu, karena di surat harta warisan ayahnya, hanya terdapat nama Zee yang mendapatkan harta warisan itu.
(Iya lah, orang anaknya cuma atu, si Zee doang, wkwk)
Zee memakai harta warisan itu dengan sebaik-baiknya, dia tidak boros. Dia hanya membeli hal-hal yang memang sangat dia butuhkan. Yang utama adalah beras, agar dia bisa makan tentunya. Dia sangat pintar mengatur hidupnya, dan juga sangat disiplin.
Tetapi hidup Zee berubah setelah menemukan kertas yang penuh bercak-bercak darah di bawah tempat tidur ibunya dulu, sebelumnya Zee tidak ingin membukanya. Tapi Zee juga penasaran dengan isinya, akhirnya dia memutuskan untuk membukanya. Dan Zee menemukan tulisan tangan ibunya yang tertulis rapi dikertas itu. Zee mulai membacanya, hingga tidak terlewatkan satu katapun.
Dari : Ibu dan Ayah
Untuk : Zee TersayangZee, ibu tau jika hidup ibu dan ayah tidak akan lama lagi. Oleh karena itu, ibu menulis surat ini sebelum ibu tiada. Zee anak ibu tersayang maafkan ibu jika nanti ibu dan ayah pergi meninggalkanmu selamanya. Mungkin ini sudah menjadi takdir ibu dan ayah, tapi Zee jangan sedih kalau ibu dan ayah pergi. Karena ibu dan ayah tidak benar-benar pergi, kita sebenarnya ada di hati Zee untuk selamanya.
Zee langsung memegang dadanya yang sesak saat membaca 'kita sebenarnya ada di hati Zee untuk selamanya'. Zee langsung merasakan sesak di dadanya, dia ingin menangis sekencang-kencangnya sekarang. Lalu dia melanjutkan membaca surat itu lagi.
Jadi, Zee jangan banyak bersedih. Karena ibu dan ayah akan selalu bersama Zee. Satu lagi Zee, ibu hanya ingin mengatakan kalau kau harus pergi ke istana Dé Èlgárd. Disana ada anak kecil yang lebih muda darimu, dia adalah anak ratu Elisa dan juga raja Albert. Namanya Alicya, kau harus berjanji kepada ayah dan ibu agar selalu melindungi kerajaan Dé Èlgárd dari beribu-ribu musuh dan juga menjaga putri Alicya layaknya seorang adik. Jika kau berjanji maka ayah dan ibu akan sangat bangga kepadamu nak, apalagi kalau kau menepati janjimu nak. Karena keluarga kita sudah mengabdi ke kerajaan Dé Èlgárd dari bertahun-tahun lamanya, ibu harap kau menjaga kesehatanmu Zee. Ibu tidak mau kau sakit, mengerti? Hanya itu yang ingin ibu sampaikan, semoga kau selalu bahagia tanpa ayah dan ibu nak.
Salam Sayang
Ibu dan AyahZee langsung menangis setelah membaca surat tersebut, tapi dia langsung menghapus air matanya lalu berkata.
"AKU BERJANJI ATAS NAMA KEDUA ORANG TUAKU, AKAN SELALU MELINDUNGI KERAJAAN DÉ ÈLGÁRD DARI BERIBU-RIBU MUSUH. DAN AKU BERJANJI AKAN MENJAGA PUTRI ALICYA LAYAKNYA SEORANG ADIK" Kata Zee dengan lantang nan tegas, dan dia juga menyiratkan bahwa dia memiliki tekat yang kuat untuk melaksanakan janji itu.
Setelah membaca surat dari orangtuanya itu, Zee langsung bersiap-siap untuk pergi ke kerajaan Dé Èlgárd. Setelah itu dia langsung berangkat ke De Elgard untuk menemui putri Alicya. Saat Zee sampai di depan gerbang kerajaan, Zee diberhentikan oleh prajurit yang sedang berjaga. Prajurit itu bertanya kenapa dia datang ke kerajaan Dé Èlgárd.
"Saya diperintahkan oleh ibuku untuk kesini tuan, untuk menemui putri Alicya" Jawab Zee dengan sedikit menunduk.
"Ibu? Siapa ibumu? Kenapa dia memerintahkanmu untuk menemui putri Alicya?" Tanya prajurit itu dengan penuh selidik. Dan tentu saja itu membuat Zee semakin menunduk ketakutan.
"N-nama ibuku adalah A-amira Geraldine tuan" Jawab Zee dengan nada gugup sekaligus takut.
"Geraldine?" Gumam prajurit itu. Tentu saja Zee dapat mendengar gumaman itu.
"I-iya tuan" Cicit Zee.
"Tunggu, apakah ayahmu bernama Kendrick Geraldine?" Tanyanya sambil memicingkan mata.
"A-anda benar t-tuan prajurit" Jawaban Zee kali ini membuat prajurit tadi terkejut, karena dihadapannya sekarang adalah anak dari ketua mereka yang sudah tiada.
"Ya ampun, aku tidak percaya ini. Aku pikir ketua tidak memiliki anak sama sekali, dan sekarang rumor tentang anak ketua itu terbukti benar. Bahwa ketua sesungguhnya memiliki seorang anak, tapi disembunyikan dari orang-orang" Gumam prajurit itu dengan nada yang sangat pelan, sehingga Zee tidak dapat mendengarnya.
"A-ada apa t-tuan prajurit?" Tanya gadis itu dengan hati-hati, karena sedari tadi prajurit di hadapannya ini hanya diam saja sambil menggumamkan sesuatu.
"Ah, tidak apa-apa nona, kalau begitu silahkan masuk. Aku akan mengantarkanmu ke tuan putri" Balas prajurit itu sambil mempersilahkan masuk Zee.
"Eh? Baiklah terimakasih tuan prajurit" Ucap Zee yang agak heran dengan sikap prajurit di hadapannya.
Setelah itu, Zee bertemu dengan Alicya. Hidup Zee berubah kala bertemu dengan Alicya, semua berubah dari dia menjadi seorang ketua ksatria seperti ayahnya hingga sifat Zee juga berubah. Yang dulunya sangat ceria, selalu tertawa, murah senyum, dan juga nakal pasti. Berubah menjadi seorang yang sangat dingin, datar, lebih suka diam, dan tentunya jarang tersenyum. Semua itu karena kematian kedua orangtuanya, Zee berjanji kepada dirinya sendiri untuk membunuh orang yang telah berani membunuh kedua orangtuanya. Siapapun itu, meskipun dia perempuan sekalipun Zee tidak peduli. Yang terpenting orang itu mati ditangannya sendiri.
•
•
•
•THANKS YANG UDAH BACA CERITA AKU INI.
JANGAN LUPA BUAT VOTE, KOMEN DAN JUGA FOLLOW AUTHOR.
SEKIAN TRIMS.
TENCU SEMUA, PAPAY.
NEXTNYA KAKAK⬇️
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of The Knight Zee [On Going]
FantasySeorang ksatria pemberani, yang tak pandang bulu jika sedang bersama musuhnya. Yang selalu mengabdi kepada kerajaan yang sedang dia lindungi sejak orang tuanya meninggal karena insiden yang kurang baik. Dia mempunyai banyak julukan dikalangan ma...