Chapter (39)

10 4 0
                                    

Hai haiiii
I'm here againnn
Wassup guys, I wish y'all always healthy
Btw, jangan lupa Vote yaaa thank youuu

Typo? Koreksi Aja 😉

^v^

Author POV

"Good morning sir Claude," sapa Aland yang tiba-tiba datang. (Selamat pagi tuan Claude)

Claude berjengit kaget di tengah kesibukannya mengecek barang-barang yang akan dibawa ke desa Wolford.

"Shit," umpatnya tak bersuara. (Sial)

"Oh hello, good morning too. What are doing here?" sapa Claude amat sangat ramah. (Oh halo, selamat pagi juga. Apa yang kau lakukan disini?)

"Aku hanya lewat saja. Well, see you again sir Claude, have a great day," ucap Aland sembari berlalu pergi. (Sampai jumpa lagi tuan Claude, semoga harimu indah)

"Ya, sampai jumpa lagi. Hah, dasar orang gila," gumam Claude agar tidak terdengar oleh Aland.

"Jadi dimana ksatria itu? Apakah masih tidur? Hm, mari kita lihat dia ada dimana,"

Aland berhenti melangkah dan memejamkan matanya seraya menggumamkan sesuatu. Tak lama setelah itu, ia kembali membuka matanya dan tersenyum manis.

"Rupanya dia disitu," ucap Aland kala menemukan Zee di ruang halaman samping.

Zee tengah berbincang dengan Marcus dan beberapa tukang kayu yang dipanggil untuk membantu membangun kembali rumah-rumah warga Wolford.

"Selamat pagi semua. Cuaca yang sempurna untuk memulai hari dengan melakukan kebaikan. Jadi apakah aku boleh ikut ke Wolford untuk membantu menemukan dalangnya?" seru Aland menengahi percakapan mereka bertiga.

"Bagaimana anda bisa menemukan siapa dalangnya? Anda penyihir?" ucap Marcus sedikit meremehkan.

"Hohoho, jangan meremehkan kemampuan saya sir Marcus. Saya memang seperti orang biasa, tapi anda tidak tau apa yang saya simpan selama ini disini." balas Aland sambil memperlihatkan tongkatnya.

"Enough, just let him come along." celetuk Zee memotong Marcus yang ingin membalas ucapan Aland. (Cukup, biarkan saja dia ikut)

Marcus seketika diam tak melanjutkan ucapannya. Zee juga sudah jengah dengan sikap Aland yang sedikit menjengkelkan.

"Temui Claude, dan tanya apa sudah siap atau belum. Kalau aku belum datang, berangkat saja, nanti aku menyusul." perintah Zee yang kemudian pergi masuk ke istana lagi.

"Kalian ikut saya. Dan anda, pergilah ambil kuda." ucap Marcus.

Meskipun dia kesal pada Aland, dia masih tetap bertutur kata sopan padanya. Karena Marcus dari kecil sudah diajarkan oleh orang tuanya bagaimana bersikap kepada yang lebih tua, meskipun orang itu dari bangsawan ataupun bukan.

Marcus dan para tukang kayu melangkah pergi meninggalkan Aland. Aland tersenyum kemudian menatap langit dengan senyumnya itu.

"Berkati aku, MoonGoddes." lirihnya saat melihat langit.

••••••

Suara ketukan pintu terdengar jelas ditelinga Alicya. Dia tersenyum karena tau siapa yang mengetuk. Tak lama, suara orang yang ia sangat kenal terdengar dari luar kamarnya.

The Story Of The Knight Zee [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang