Chapter (20)

19 5 0
                                    

Hello Again Everyone
Jangan Lupa Vote Yaaa
Luv U❤️

Typo? Koreksi Aja😉

^v^

Author POV

Sampai di depan rumah lamanya, Zee mulai ragu untuk masuk dan melihat kondisi rumahnya. Dirinya yakin kalau nanti dia akan menangis jika masuk kedalam. Padahal Zee tidak ingin menangis, tapi melihat rumahnya dari luar saja sudah membuat hatinya sesak karena menahan air matanya untuk tidak menetes.

"Kau pasti bisa," Semangatnya pada dirinya sendiri.

Dan dengan pelan-pelan dia turun dari kudanya. Lalu ia menuntun kuda miliknya untuk mendekati sebuah tiang agar bisa mengikatkan tali kudanya.

"Ck! Jangan menangis bodoh! Banyak orang mengatakan kau kuat," Gumamnya.

Setelah mengatakan itu, dirinya terdiam sebentar dengan pandangan kosong. Lalu dia kembali bergumam.

"Tapi nyatanya aku tidak sekuat yang mereka pikirkan," Lirih Zee.

Karena dia tidak ingin berlama-lama di rumah mengerikan itu, Zee langsung mengambil kunci rumahnya di kantongnya. Zee membuka pelan-pelan pintunya, dan masuk kedalam dengan langkah pelan. Zee bergerak membuka satu persatu tirai agar tidak terlalu gelap.

Setelah serasa pencahayaannya sudah cukup, Zee berjalan kearah foto besar yang terpajang di dinding dengan kain putih yang menutupinya. Dia tau kalau foto yang tertutup kain putih itu adalah foto kedua orang tuanya dan juga dirinya.

Foto itu diambil ketika Zee masih berusia 4 tahun, di foto itu dirinya tersenyum sangat lebar sehingga menampakkan gigi susunya. Tapi lihatlah sekarang, Zee menjadi orang yang sulit tersenyum. Terkadang senyum yang ia tunjukkan kepada Alicya hanyalah senyum yang ia paksakan.

"Aku lelah ayah, kata orang-orang aku lebih hebat darimu. Tapi aku ragu akan hal itu, aku pikir kaulah yang terhebat," Zee menjeda ucapannya sebentar. Dia mendongakkan kepalanya untuk menahan air matanya menetes. Hampir saja dirinya menangis, untung saja dia mendongakkan kepalanya sehingga air matanya tidak jadi menetes.

"Aku bahkan tidak sekuat dirimu, aku lemah, aku kacau. Aku bahkan bingung kenapa Moon Goddess masih membuatku hidup sampai sekarang," Zee mengeluarkan isi hatinya yang sudah lama ia pendam. Inilah salah satu yang Zee takutkan jika dirinya datang ke rumah lamanya. Dia akan menjadi sosok anak gadis lemah yang masih sangat membutuhkan orang tuanya.

"Aku benar-benar lelah akan semua ini, aku sudah muak pada orang yang mengatakan kalau aku kuat. Bisakah aku kembali ke masa lalu dan mengubah masa lalu itu?,"

"Jika bisa, aku akan sangat sangat berterimakasih kepada Moon Goddess,"

Lucu jika permintaannya itu benar-benar terjadi. Karena Zee tau, dia tidak akan pernah bisa pergi ke masa lalu dan mengubahnya. Moon Goddess memang sudah mengatur semua takdir orang-orang yang ada di dunia Immortal ini, termasuk Zee.

Akan tetapi, Zee sedikit tidak terima dengan takdirnya itu. Itulah kenapa dia sering mengumpat pada Moon Goddess. Bukan berarti Zee benci Moon Goddess, tapi sedikit ada rasa kesal dan tidak adil di dalam lubuk hatinya.

"Sialan, kenapa aku menangis sampai seperti ini. Lucu sekali jika ada yang melihatku menangis,"

Zee menghapus sisa-sisa air matanya. Dengan sangat teliti ia kembali mengamati isi rumahnya. Lalu matanya tertuju pada tangga yang menuju lantai atas. Ia berjalan kearah tangga itu berada dan mulai menaiki anak tangganya.

The Story Of The Knight Zee [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang