ˏˋ6°•*⁀➷

66 13 1
                                    

"Kamu mampu membuatku jatuh, dengan waktu yang begitu singkat."~Zara

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

"Sakit! Arthur!" ucap Zara berteriak dengan tangan kanan yang mencengkeram bahu Farthur.

"Iya, tahan sebentar," ucap Farthur.

"Pinggang gue mau copot." keluh Zara menahan sakit.

"Pinggang gue juga pegel. Diem dulu makanya," ucapnya.

"Arthurr!" teriak Zara semakin mencengkeram bahu Farthur.

"Kenapa bisa kaya gini sih? Udah tau lantainya licin, makanya lain kali hati-hati," cerocosnya.

"Gara-gara pak Bambang tuh gue kena hukum. Marahin aja," adu Zara layaknya anak kecil.

"Iya nanti gue marahin."

"Astaga Farthur! Ngapain?!" tanya pak Bambang terkejut.

"Zara kepleset pak, tadi saya denger dia teriak makanya saya kesini. Punggungnya kebentur," ucap Farthur.

Pak Bambang menyuruh Farthur agar menggendong Zara ke uks. Mereka tak mempedulikan tatapan orang-orang disekitarnya.
Farthur tetap berjalan dengan Zara digendongnya ala bridal style.
"Arthur," panggil Zara. Namun Farthur tak menanggapinya.

"Sayang," panggil Zara lembut membuat Farthur menunduk, menatap Zara yang kini juga tengah menatapnya.

"Kok telinganya merah?" tanya Zara polos. Zara beralih menempelkan telinganya di dada bidang milik Farthur.

"Kecepetan itu detak jantungnya. Nggak capek?" tanya Zara lagi. Farthur hanya mendengus kesal, ia tak dapat menyembunyikan semuanya.

Cup

Farthur mengecup kening Zara membuat sang empu mematung.
"Kok pipinya merah?" goda Farthur. Zara menyembunyikan wajahnya dicekukan leher Farthur, membuat telinganya semakin memerah.

Sesampainya di uks. Farthur merebahkan tubuh Zara dibrankar yang sudah disediakan.

"Masih sakit?" tanya Farthur seraya mengusap punggung Zara.
Zara hanya menganggukan kepalanya.

"Pulang aja gue anterin, gue pinjem mobil Galang dulu." Farthur meninggalkan Zara sendiri di ruang uks. Namun sebelum Farthur keluar...

"Thur.." panggil Zara.

"Kenapa sayang? Sakit banget? Sebentar ya." Zara menahan lengan Farthur ketika ia hendak keluar.

"Disini aja," ucapnya.

"Cuma sebentar, gue ambil tas kita dulu habis itu pinjam mobil Galang. Nanti motor lo gue titipin sama Galang aja ya." Zara hanya mengangguk pasrah.

Tak butuh waktu lama Farthur kembali dengan dua tas dipundaknya. Ia membantu Zara turun dari brankar.
"Gue gendong lagi aja ya," ucap Farthur.

"Nggak usah, bantu gue aja." mereka berjalan beriringan menyusuri koridor.
Jarak dari SMA Garuda ke rumah Zara tidak begitu jauh. Hanya membutuhkan beberapa menit.

ZARA (Queen Star's♛)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang