"Aku tidak akan lagi berharap lebih. Aku tau akhir dari sebuah harapan yang kubuat sendiri." ~Zara.
-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-
Jam tiga dini hari. Farthur sudah berada didepan rumah Zara yang terlihat sepi. Sedikit kemungkinan jika ia akan dibukakan pintu oleh penghuni rumah.
Cukup lama ia terus mengetuk pintu, nampaklah wajah Reza.
"Anjing, ngapain lo? Masih pagi buta ini," ucapnya terkejut ketika melihat Farthur dihadapannya."Gue mau ketemu Zara boleh ya?"
"Zara tidurlah jam segini. Besok kan bisa." Reza tak habis pikir.
"Please, sebentar aja. Cuma liat aja kok kalau Zaranya udah tidur," pinta Farthur. Ia ingin melihat keadaan gadisnya agar hatinya sedikit lebih tenang.
"Ya udah ya udah. Jangan berisik tapi!" Farthur hanya mengangguk patuh dan mengikuti Reza yang berjalan lebih dulu.
Perlahan, Reza membuka pintu kamar Zara yang tidak terkunci akibat ia yang memintanya. Hatinya teriris, ia membeku melihat Zara yang tengah berdiri didepan jendela dengan tatapan kosong dan pandangan yang menatap keluar jendela.
"Dek," panggil Reza pelan.
Zara memutar tubuhnya menatap Reza yang kini berdiri tak jauh darinya. Tatapan Zara beralih pada Farthur yang masih berada diambang pintu, namun hanya sebentar. Ia segera mengalihkan atensinya.
"Kok belum tidur hm?" Reza menarik Zara kedalam dekapannya. Menyalurkan kehangatan untuk ratunya.
"Zara nggak bisa tidur bang." Zara melerai pelukannya. Ia menghembuskan nafasnya lelah.
"Zara disini tidur pakai selimut, sedangkan Ayah sama bunda disana kedinginan. Makanya Zara berdiri disini. Meskipun Zara nggak tau seberapa dinginnya didalam sana tapi setidaknya Zara juga merasakan hal yang sama," sambungnya.
"Jangan nyiksa diri kamu sendiri. Kamu nggak ada bedanya nyakitin abang dek," sahutnya.
"Iya, maaf abang." Zara mencium pipi Reza bergantian.
"Ada Farthur, abang keluar dulu ya?" Zara hanya menganggukkan kepalanya pelan.
"Buka aja pintunya," titah Reza ketika melewati Farthur.
Ia segera menemui gadisnya, ia menatap dalam manik yang selalu membuatnya merasa tenang."Hai," sapa Zara dengan senyum manisnya. Namun tidak bagi Farthur, Zara menahan sakit dan menutupinya dengan sebuah senyuman.
Tak lagi membuang waktu, Farthur memeluk gadis rapuh didepannya. Berbeda dengan Zara yang hanya diam tak membalas pelukan hangat dari sang kekasih.
"Maafin aku, sayang." Zara enggan membuka suaranya.
Farthur melerai pelukannya, "Maaf." ia menunduk dalam. Ia benar-benar telah merubah gadisnya.
"Kamu nggak salah," ucapnya tak lupa dengan senyum yang selalu ia tampilkan.
"Aku yang minta maaf. Aku selalu ganggu kamu, maaf selalu hubungi kamu nggak tau waktu. Maaf juga kalau aku selalu maksa buat cari kabar kamu," lanjutnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/267605550-288-k730384.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ZARA (Queen Star's♛)
Novela Juvenil❝Slow update.❞ ✧ ೃ༄ Rasa takut ketika menatap sang Ayah, membuatnya menjadi pribadi yang pendiam ketika berada dilingkup keluarga. Ketidak sengajaan yang Ayah lakukan kepada gadisnya sewaktu kecil, merubah apapun yang ada pada gadis kecilnya. Zara...