"Kamu yang meminta untuk terus aku perjuangankan."~Farthur.
-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-
Berulang kali Reza mengetuk pintu kamar Zara, namun Zara tak kunjung membukakkan pintu untuknya.
"Zara, buka pintunya." Reza yang geram sebab tak ada sahutan dari dalam, ia membuka pintu dengan paksa.
"Lah, nggak dikunci. Dari tadi gue ngapain?" ia melongo menatap tangannya yang membuka pintu dan ternyata Zara tak menguncinya."Kok belum bangun." Reza merasa heran. Tidak biasanya Zara bangun siang.
"Dek bangun, udah siang loh. Nggak sekolah emang?" Zara hanya menggelengkan kepalanya lemah.
"Astaghfirullah!" ucap Reza terkejut melihat wajah Zara yang sangat pucat. Reza berlari menghampiri Hana yang sibuk dengan alat dapur.
"Bunda, Zara kayanya demam deh. Pucet banget bunda." tanpa sepatah kata Hana segera menghampiri Zara yang masih memejamkan matanya dibalik selimut tebal yang membungkus tubuhnya.
Hana mengambil termometer dan mengecek suhu Zara."38,5 derajat," gumam Hana.
"Bang, tolong ambilin kompres ya," titah Hana.
"Iya."
Selang beberapa menit Reza kembali dengan baskom berisi air hangat dan handuk kecil.
"Abang berangkat aja, udah siang nanti terlambat."
"Mau nemenin Zara ajalah bun," ucapnya seraya duduk ditepi ranjang.
"Udah kelas dua belas nggak boleh malas-malasan." Reza segera beranjak dari duduknya dan berpamitan dengan Hana.
"Bunda, Zara nggak sekolah dulu ya," ucapnya seperti berbisik.
"Iya sayang." Hana keluar seusai mengompres Zara.
Bagas yang mendengar gadisnya sakit kini memasuki kamar Zara."Anak ayah sakit hm?"
"Sedikit Yah," sahutnya.
Zara mengubah posisinya menjadi duduk meski sedikit kesusahan. "Mau peluk Yah. Sebentar aja," pinta Zara.
Bagas mengangguk dan duduk disamping Zara."Nggak biasanya anak ayah sakit. Ada masalah nak?" Zara menggeleng didalam dekapan Bagas.
Bagas paham, gadisnya menyembunyikan sesuatu."Nanti mau dibeliin apa? Zara pengen apa nak?"
"Cilok didekat kantor Ayah." Bagas tersenyum. Hubungannya kian membaik meski belum seutuhnya seperti sedia kala.
"Ayah berangkat ya, nanti Ayah belikan." Bagas membantu Zara kembali berbaring dan mengecup keningnya cukup lama.
Hana kembali dengan obat ditangannya. Seusai Zara meminumnya kantuk efek dari obat tersebut membuat Zara kembali terlelap.Hana tak beranjak dari duduknya. Ia mengusap surai putrinya penuh sayang. Netranya terus menatap wajah pucat Zara yang mulai berkeringat.
Tok tok tok
Hana segera membukakkan pintu. "Arthur, kok udah pulang? Bolos ya?" selidik Hana. Sedangkan Farthur hanya menyengir sembari terkekeh.
"Iya bunda. Zara sakit ya?" tanyanya.
"Jadi Arthur bolos buat anak bunda?" Farthur menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
Hana mempersilakan Farthur masuk dan menemui Zara dikamarnya.
Ia berjongkok ditepi ranjang dengan tangan yang menggenggam tangan Zara yang masih lemas.Zara terusik akibat usapan lembut dikepalanya.
"Maaf, aku bangunin kamu ya." Zara hanya diam menatap mata Farthur."Iya aku ganteng. Biasa aja liatnya," ucapnya menggoda, namun Zara masih diam tak bergeming.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZARA (Queen Star's♛)
Teen Fiction❝Slow update.❞ ✧ ೃ༄ Rasa takut ketika menatap sang Ayah, membuatnya menjadi pribadi yang pendiam ketika berada dilingkup keluarga. Ketidak sengajaan yang Ayah lakukan kepada gadisnya sewaktu kecil, merubah apapun yang ada pada gadis kecilnya. Zara...