Bagian 25

1K 103 43
                                    

Di sebuah taman kota Perth, Nevan dan Freya menghabiskan waktu bersama.

Tugas kuliah mereka sedang libur, jadi mereka memutuskan untuk menikmati kota Perth bersama.

Nevan duduk di atas rerumputan dengan kedua tangan menopang badannya dari belakang, sedangkan Freya sudah bergulingan.

"Nevan, mau nanya dong!"

"Nanya apa?" tanya Nevan tanpa menatap Freya. Memang Nevan jarang menatap perempuan itu, jika bicara dia lebih sering menatap ke arah depan seperti sekarang.

Mata Nevan lebih tertarik untuk menatap keindahan kota Perth yang bisa dilihat dari taman kota tersebut.

Mereka juga tidak bisa betul-betul dikatakan menghabiskan waktu bersama karena sebenarnya Nevan hanya menyetujui ajakan Freya saja.

"Gue mau nanya tentang perempuan yang lo sayang itu, yang sempat lo singgung waktu kita bahas tugas. Lo selalu ngehindar setiap gue mau nanya tentang dia."

Nevan mengubah posisi duduknya yang tadi berselonjor jadi menyilangkan kedua kakinya. "Apa yang mau lo tau?"

"Lo.. sesayang itu sama dia sampai buat tugas pun keinget sama dia? Namanya siapa, sih?"

"Namanya Raline. Raline Deolinda."

Freya menopang dagunya dengan sikut yang tegak di atas rerumputan. Posisi rebahannya sudah menghadap ke depan. "Namanya cantik," gumam Freya lirih. Dia jadi membayangkan secantik apa perempuan beruntung yang Nevan sayangi itu.

"Ya, secantik wajah dan hatinya, tapi sayang dia suka nggak percaya diri," sahut Nevan yang ternyata mendengar gumaman Freya.

"Lo kenal dia dari mana? Kenapa dia di Paris?"

Hening sejenak. "Dia teman SMA gue, kita sering menghabiskan banyak waktu bersama dulu. Sayangnya waktu itu dia punya pacar."

"Setelah putus dari pacarnya dan tau gue sayang sama dia, dia malah pergi. Dia kuliah di Paris," lanjut Nevan.

"Jadi, intinya lo bisa sayang sama dia karena berawal dari teman?"

"Ya, mungkin. Selain itu, keluarga kita dekat, papa gue sering banget bilang mau besanan sama papa-nya dia, jadi di diri gue kayak udah disugesti gitu kalau cuma dia yang gue mau."

Sejujurnya Freya sedikit iri dengan perempuan bernama Raline itu. Raline tidak ada di sana, dia meninggalkan Nevan, namun Nevan terus saja memilihnya tanpa menoleh sedikit pun pada Freya yang selalu ada di sebelahnya.

Tapi, Freya juga merasa punya kesempatan saat Nevan berkata kalau dirinya dan Raline berawal dari teman. Freya juga berteman dengan Nevan, artinya dia bisa saja berada di posisi Raline suatu saat nanti.

Apalagi sejauh mereka kuliah di tempat yang sama, Freya tidak pernah mendengar kabar kalau Nevan dekat dengan perempuan. Entah itu di UI atau di kampus mereka yang sekarang.

Dari awal menjadi mahasiswa baru, Nevan sangat tertutup jika bersama perempuan meski dia ramah dengan teman lelaki.

Sejauh ini, yang Freya tahu adalah ia satu-satunya perempuan yang dekat dan bisa berteman dengan Nevan, selain Raline.

Revoir (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang