Dalam sebuah hubungan, restu orang tua adalah yang utama.
***
"Selamat pagi, Tuan Putri kesayangan Nevan."
Di hari minggu yang cerah, pagi-pagi Raline sudah dijemput oleh pangeran berkuda. Kuda-nya edisi honda beat.
Raline menatap Nevan geli ketika laki-laki itu kini membungkuk seolah Raline benar tuan putri.
"Beat banget nih, Nev?" canda Raline.
"Iya nih, semalam aku pulang ke rumah, tadi pagar rumahku rusak, jadi nggak bisa dibuka lebar dan keluarin mobil. Motor ninjaku lagi servis di bengkel. Untung ada beat kesayangan papa dulu, bukti nyata perjuangan cinta papa ke mama." Nevan nyengir.
"Lagian ya Ra, kata orang, pacaran tuh enakan pakai beat tau," lanjutnya.
"Kita kan nggak pacaran?"
"Oh iya, lupa. Kamu kan calon istri ya, calon ibu dari anak-anakku."
Mendengar itu, Raline bergerak maju untuk menabok punggung Nevan yang kini asik bersandar di beat kesayangan papa-nya.
Nevan meringis, punggungnya terasa panas karena habis dipukul oleh Raline. Sialnya Nevan lupa kalau Raline kadang punya tenaga sebesar laki-laki.
"Sakit Ra, belum nikah udah KDRT nih," ujar Nevan sambil bersungut-sungut. "Masih pagi udah kena tabok aja aku."
Raut wajah Nevan terlihat lucu di mata Raline. Karena itulah perempuan itu tidak tahan untuk tidak tertawa. "Maaf," kata Raline sambil mengelus punggung Nevan. "Sakit, ya?"
"Enak Ra, urutin dong sekalian!"
"Lah?"
"Capek nih habis kerja kemarin."
"Udah tau capek, kenapa malah kesini pagi-pagi banget coba?"
"Mau ajakin kamu sarapan bubur di pengkolan dekat SMA kita dulu, Ra. Sekalian nostalgia gitu."
"Hobi banget nostalgia. Mending mikirin yang sekarang-sekarang aja."
Tidak lagi menjawab, Nevan segera memasangkan helm di kepala Raline. "Om Abrar mana? Aku belum izin nih mau bawa anak kesayangannya."
"Papa lagi nemenin mama belanja mingguan di pasar. Nggak tau tuh beberapa minggu ini suka banget belanja di pasar pagi-pagi, katanya feelnya beda gitu, lebih seru."
"Boleh tuh dicoba pas kita udah nikah nanti, Ra."
Raline memutar bola matanya jengah. Dia tidak lagi salah tingkah jika Nevan mengatakan soal pernikahan atau membangun rumah tangga karena hal itu sudah biasa baginya.
Malahan sekarang Raline merasa bosan karena seperti didesak oleh Nevan. Boleh sih memberi kode, tapi tidak terus-terusan juga, kan?
Percayalah, perempuan butuh banyak waktu untuk yakin dalam memilih pasangan hidupnya karena perempuan tidak ingin salah dalam memilih dan rumah tangganya berakhir tragis.
Semua orang mengimpikan rumah tangga yang bisa bertahan seumur hidup.
***
Raline mendongak untuk memastikan kalau dia sudah berada di tempat yang dituju.
Matanya meneliti huruf-huruf yang berada di atas sebuah toko untuk membaca tulisannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Revoir (Tamat)
Roman d'amour[SUDAH TERBIT - EPILOG DIHAPUS SETENGAH] 📌 Sequel RALINE. Bisa dibaca terpisah. Setelah bertahun-tahun Nevan dan Raline tidak bertemu, takdir kembali mempertemukan mereka dengan cara yang sama saat mereka pertama kali bertemu di lorong sekolah dulu...