Hallo, akhirnya kita sampai di bagian akhir kisah Nevan dan Raline.
Sebelum berpisah, tinggalkan jejak sebanyak-banyaknya yaa
Selamat membaca! Enjoy^^
***
Berjuanglah sekuat tenaga untuk meraih kebahagiaanmu. Dan, percayalah kalau perjuanganmu tidak akan sia-sia.
***
Acara reuni SMA Merpati angkatan 19 ini dibagi menjadi dua sesi, yaitu sesi formal dan informal.
Sesi formal dilakukan di awal acara. Sesi ini berisi kegiatan-kegiatan formal yang dihadiri oleh ketua yayasan, kepala sekolah, serta guru-guru yang dulu mengajar mereka.
Sesi formal hanya sebentar karena susunan acaranya tidak terlalu banyak, paling pembukaan, kata sambutan dari pihak yayasan dan perwakilan guru, penutup dan doa.
Setelah sesi formal selesai, para tetua dan alumni dipersilahkan makan terlebih dahulu. Setelah ini, para tetua alias ketua yayasan serta jajarannya akan pamit pulang, sedangkan para alumni akan melanjutkan kegiatan ke sesi informal.
Raline diam sejak Nevan meninggalkannya bersama teman-teman mereka. Ada banyak pertanyaan di benaknya mengenai sikap Nevan yang bahkan sempat mengubah panggilan dengan 'gue-lo'.
Suasana aula sedang ricuh karena banyak obrolan di setiap meja. Saat ini sedang tidak ada acara pasti karena para tamu mulai dipersilahkan makan dengan diiringi nyanyian dari beberapa perwakilan alumni angkatan 19 dari panggung.
Ketika teman-temannya mengantre untuk mengambil makan, Raline tetap diam di tempat. Dia tidak punya nafsu makan saat seperti ini.
Namun, tanpa Raline sadari dan ketahui, ada sosok lelaki yang terus mengamatinya sejak awal acara dimulai. Sosok itu ingin mendekat, tapi tidak bisa. Ia harus menahan semuanya.
Berulang kali sosok tersebut mencoba mendekat, apalagi saat dirinya melihat Raline tidak ikut mengantre makan. Sekali lagi, dia tahan. Belum waktunya ia mendekat.
"Makan, Ra."
Kepala Raline mendongak ketika melihat Gerald sudah berdiri di sebelahnya sambil menyodorkan satu dari dua piring nasi yang dibawanya dengan lauk berupa ayam manis dan sayur sop. Di sudut piring juga terdapat semangka beserta kerupuk.
Karena tidak ada reaksi sama sekali dari Raline, Gerald langsung menaruh piring itu di meja depan Raline. Lantas ia duduk di sebelah gadis tersebut.
"Kalau galau jangan kelihatan banget dong." Gerald membuka suara lagi.
Merasa dipergoki, Raline mengalihkan pembicaraan. "Yang lain mana?"
"Belum selesai antre, tadi kan gue duluan karena kelaperan," sahut Gerald sambil nyengir. Hal itu mengundang kekehan kecil dari bibir Raline, membuat Raline sedikit melupakan soal Nevan.
"Padahal gue nggak laper lho, Rald," kata Raline. Dia menatap piring di hadapannya, sedikit tergugah dengan makanan yang ada.
"Makan aja, acara masih lama selesainya. Kalau lo pingsan duluan sebelum acara informal dimulai, kacau dong." Gerald mulai menyuap nasi ke mulutnya sendiri.
Ucapan Gerald berlebihan, Raline memilih untuk tidak menanggapinya lagi.
Saat melihat betapa lahapnya Gerald makan, nafsu makan Raline jadi kembali meningkat. Akhirnya dia pun ikut menikmati makanannya yang tadi diambilkan oleh Gerald.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revoir (Tamat)
Romance[SUDAH TERBIT - EPILOG DIHAPUS SETENGAH] 📌 Sequel RALINE. Bisa dibaca terpisah. Setelah bertahun-tahun Nevan dan Raline tidak bertemu, takdir kembali mempertemukan mereka dengan cara yang sama saat mereka pertama kali bertemu di lorong sekolah dulu...