Kapal terus berlayar. Membelah arus air dan membentuk bilur-bilur acak. Tiupan angin mengembangkan kain layar, melecut bahtera berkayu untuk melaju tanpa henti. Iringan debur ombak menyelip di antara kesibukan. Kesibukan dari lengan-lengan besar yang memikul puluhan karung hasil jarahan atas kekalahan kapal musuh.
Mereka menata sedemikian rupa, meletakkannya berjajar, layaknya membentuk baris antrean. Mata saling berbinar dengan sumringah dari ujung ke ujung. Kaki-kaki berjingkrak tidak sabaran. Tidak bisa menunggu lebih lama lagi sampai pembagian hasil jarahan dimulai.
Lora berdiri satu meter di depan sebuah timbangan raksasa. Timbangan sama lengan yang terbuat dari kayu pohon Oak dengan lambang Hawkins Jack di ujung kepalanya. Sementara di sisi timbangan, Yoongi, bersendekap lengan sambil mengawasi karung-karung berisi benda-benda yang bernilai jauh dari kata murah.
"Kita mulai."
Usai dua kata terucap dari Lora, lima awak kapal melangkah maju dan mengangkat satu karung yang mereka targetkan sedari pertama kali. Mereka membuka penutup karung lalu mengambil beberapa barang. Satu dari awak kapal meraih gelas piala emas, kalung mutiara, dan sebilah pedang berhias berlian batu ruby di sarungnya. Berjalan cepat-cepat mendekati timbangan, kemudian meletakkan benda pilihannya di salah satu sisi timbangan sama lengan.
Ketika kumpulan benda itu menyentuh permukaan piringan beban, sisi piringan lainnya yang telah terisi beberapa pemberat bergerak menyeimbangi masa benda yang di ukur. Bergoyang naik turun untuk menemukan titik seimbang. Setiap pergerakkan timbangan tak luput dari mata yang mengawasi, harap-harap cemas jika benda pilihan akan meleset dari kata 'imbang'.
Yoongi menyipit, "It's balanced." Ujarnya setelah timbangan berhenti pada titik yang sama.
"Wahoooo!!" Sorakkan awak kapal menyeruak seketika. Teramat senang dengan perolehan harta bagi salah satu kawan mereka.
Tangan langsung mengambil penuh semangat benda-benda pilihannya kembali. Menerima dengan bangga setiap riuh dari mulut-mulut kawan bajak lautnya. Di kepala sudah terbayang akan ia gunakan seperti apa ketiga benda dalam genggamannya, menjual atau menyimpannya? Entahlah ia akan memutuskannya saat tiba di daratan.
"Avast ye!"
Satu kata, dan kapal langsung berubah hening. Seolah mengenal dengan intonasi berat yang familiar, seluruh awak kapal membalik badan dan memusatkan perhatian pada pemegang hirarki tertinggi kapal. Kapten Hawkins Jack.
Jungkook berdiri di atas poop deck, mengetuk jari pada roda kemudi. Manik emasnya memperhatikan setiap kegiatan yang berlangsung di tengah deck utama. Mengawasi jalannya pembagian harta secara adil untuk semua awak kapal.
"Mathias, apakah kau yang menginjakkan kaki pertama kali di deck teratas mereka?" Jungkook menguarkan sorot dingin, dan yang dimaksud dengan 'mereka' adalah kapal Britania milik commander Eryk.
"Yes, Capt! It's me." Mathias mengangguk mantap, tidak tergoyahkan dengan ketajaman mata Jungkook. Alih-alih menambah sebuah keberaniannya untuk mengakui perbuatannya. Karena bagi seorang bajak laut setiap tindakan yang dilakukan harus dipertanggung jawabkan.
Jungkook menyunggingkan bibirnya, "What are you waiting then? Claim your prize." Ia mengangguk pada Mathias yang sudah melotot tidak percaya.
"Uwaaaaaah!! Heave ho!! Heave ho!!!" Sorak-sorai kembali mengudara, semakin senang mendengar kawan mereka mendapatkan hadiah tambahan. Maka, tak perlu diperintah ulang, Mathias kembali membuka karung dan mengambil benda berharga lainnya tanpa perlu repot Menimbangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
🔅 Stealth 🔅 》KookMin
Aventura. "Dengar, manis, apapun yang telah memasuki kapal ini, akan selalu menjadi milikku." Remedy.... Seingat Jimin, ia baru saja memejamkan mata setelah menjalani aktifitas yang berat, maklum dia...