Warning : Some trigger content!
- suicide attempt, mention of tragic trauma -🔅
"Jangan!! Ja-jangan mengambil putraku!!"
Raungan bersama tangis menyatu dengan amukan badai. Kedua bola mata memerah dengan perasaan tercabik. Putra kecilnya berada di dalam genggaman penjahat, dan ia tidak berdaya melihat tangisan dari sapphire biru darah dagingnya.
Blar!!
Sambaran kilat-kilat petir terselip di sela-sela gumpalan awan kelabu. Menjatuhkan hujan seperti bom meriam, bertubi selayaknya tusukan jarum bagi kulit. Mengguyur basah semua orang yang sedang bersitegang memperebutkan seorang bocah laki-laki.
"A-aku mohon ... hiks, hiks ... jangan me-mengambil putraku."
Berlutut dan merendahkan diri adalah jalan satu-satunya. Membuang status darah biru seraya menyatukan tangan dan memohon seperti pengemis. Lutut tergores serabut kasar lantai kapal, baret mengeluarkan darah bersama perih yang menyengat. Ia memohon agar putra manisnya tidak direnggut dari pelukannya.
Akan tetapi, bukan pengabulan yang didapatkan oleh asa ....
"A-aku mohon ... hiks, hiks ... ja-jangan mengambil putra-"
Bang!
"Ibu!!"
Desing peluru dari alam bawah sadar melonjakkan tubuh yang ringkih, tersentak oleh perihnya cekikan mimpi buruk. Suara pemantik senjata api tetap sama seperti bertahun-tahun silam, rinci dengungnya terajut untuk menusuk dada ribuan kali.
Bahkan suara tangis dan permohonan sang Ibunda masih sama menghantui kotak memorinya.
"I-ibu ... I-ibu ...."
Suara parau memanggil sosok ibu dalam esahan. Sengalan napas lolos dari celah bibir, memburu dan mengembang kempiskan rongga dada. Gelisah akan teror yang menguap ke permukaan membelenggunya seperti sebuah rantai.
"I-ibu ... di-dimana? I-ibu? Ji-jimin ada di sini, bu ...." Sapphire biru mengedar ke segala arah. "Ji-jimin tidak pergi ... ke-kembalilah, ibu ...."
Selalu, dan selalu seperti ini.
Ketika mimpi buruk datang, Jimin seolah kehilangan batas antara dunia nyata dan khayalan. Pertemuannya bersama wanita yang paling dirindukannya, dalam arungan bunga tidur, membuatnya lupa dimana dirinya berpijak. Seakan-akan ibunya masih bersamanya, dan akan datang saat dirinya memanggil.
"Ibu-"
Brak!
Gulungan ombak laut menghantam permukaan bidang keras. Kontan menyengat pemilik netra biru agar segera tersadar dari kacauanya garis dunia nyata dan artificial.
Ruangan nuansa Rustic segera menyentuh ingatan Jimin. Dinding kayu mahoni dan aroma asin laut menyapa seluruh indranya. Petak luas yang menjadi tempatnya bernaung selama beberapa minggu ke belakang, adalah tempat dirinya terduduk saat ini.
Oh ....
Dia sedang berada di dalam kabin kapten Hawkins Jack.
Barulah semuanya menghantam isi kepala. Tentang dirinya yang terserang panik dan jatuh tak sadarkan diri, tentang luka lama yang kembali muncul untuk menerornya,
KAMU SEDANG MEMBACA
🔅 Stealth 🔅 》KookMin
Aventura. "Dengar, manis, apapun yang telah memasuki kapal ini, akan selalu menjadi milikku." Remedy.... Seingat Jimin, ia baru saja memejamkan mata setelah menjalani aktifitas yang berat, maklum dia...