Warning: some trigger content!
🔅
"O-oscar?!"
Nama itu terhembus lirih dari birai si Manis Oswald. Sepasang netranya melebar dengan sorot ketidakpercayaan. Di depan kedua manik birunya, kini tengah berdiri seorang pemuda yang pernah diyakininya telah tenggelam ke dasar palung lautan.
"Ba-bagaimana.....bagaimana bi-bisa?" Kulit Jimin meremang diterpa angin malam, merinding di semua titik tubuh. Pantulan sinar bulan membias pada kelereng coklat di seberang, semakin menunjukkan bahwa orang yang berdiri di hadapannya bukanlah halusinasi.
"Oscar, kau-"
"Let's called it a miracle, my dear." Senyum terulas di masing-masing ujung bibir, Oscar bersorak di dalam hati karena akhirnya menemukan Jimin. Ia sudah melakukan pencarian dari matahari terbit hingga kembali ke peraduannya. Tak disangka, keputusannya beristirahat pada suatu gang yang sempit membawanya berjumpa dengan putra Oswald.
"O-oscar....a-apakah ini benar-benar dirimu?" Sapphire biru memindai Oscar dari ujung kaki hingga ke ujung rambut. Masih tidak menyangka jika orang yang ditangisinya beberapa minggu yang lalu berdiri dalam keadaan sehat tanpa kekurangan satupun.
"Iya, Jimin. Aku berhasil selamat." Senyum Oscar tidak meluntur, memainkan topeng untuk merebut simpati dari Jimin. Diam-diam ekor matanya terusik dengan kehadiran sosok asing yang masih menggandeng tangan tunangan manisnya.
"Sudah kukatakan, bahwa aku akan kembali untukmu." Teringat sumpah yang diucapkannya sesaat sebelum Jungkook melemparnya dari atas kapal. Ia sudah mendeklarasikan untuk tidak menyerah dan melepaskan Jimin begitu saja.
"Oh, Tuhan...." Jimin menghembuskan napas yang tertahan di rongga dadanya, kemudian menariknya kembali untuk menenangkan degup jantungnya.
Sapphire biru tegenangi air mata, sungguh rasanya jantungnya bertalu seperti akan meledak. Ia melepaskan tangannya dari genggaman Ogra, lantas melecut kedua kakinya untuk berlari memeluk Oscar dengan sangat erat. "A-apakah aku sedang be-bermimpi?" Esahnya dalam lisan yang bergetar.
Oscar terpaku di tempatnya. Pelukan Jimin membuat sarafnya berhenti berfungsi. Ini adalah pertama kalinya Jimin memeluknya, dan hal itu sukses menumbuhkan keserakahan di hati Oscar. Ia ingin meminta lebih dari sekedar pelukan.
Kedua tangan Oscar terangkat antusias, ia langsung mendekap Jimin tak kalah erat. Jarinya merayap naik, bermain di antara surai hitam kepunyaan Jimin. "Tidak, Jimin. Ini bukan mimpi, aku memang sedang berada di hadapanmu, sayang."
Tanpa sadar tetes bulir terbesar meluruh dari sapphire biru. Jimin menangis dalam diam usai beban terberat terangkat begitu saja dari hatinya. Rasa syukur ia panjatkan kepada sang Pencipta, karena orang yang sebelumnya gagal diselamatkannya ternyata masih hidup dan sedang membalas pelukannya.
Jimin melonggarkan lengannya, lantas memandangi wajah Oscar lekat-lekat. Pemuda Franciss itu benar-benar nyata dan bukan khayalan semata. Satu pertanyaan muncul di dalam benak Jimin, "Oscar bagaimana kau bisa selamat?"
Karena mustahil bisa bertahan hidup dengan terombang-ambing di tengah lautan lepas yang menyimpan banyak misteri.
"It's a long way story, my dear." Jemari Oscar menghapus lancang air mata dari pipi sehalus kapas. Telapak tangannya sungguh mendamba untuk bisa menyentuh kulit Jimin. "Aku akan menceritakan semuanya nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
🔅 Stealth 🔅 》KookMin
Aventura. "Dengar, manis, apapun yang telah memasuki kapal ini, akan selalu menjadi milikku." Remedy.... Seingat Jimin, ia baru saja memejamkan mata setelah menjalani aktifitas yang berat, maklum dia...