Hari ini sudah terhitung menjadi lima, Jimin menginap tanpa diundang oleh pemilik kabin. Lima hari juga pasca Taehyung sadar dan berangsur-angsur membaik.
Sedangkan dokter kapal pemilik kabin, Yoongi, hanya datang memeriksa Taehyung lalu pergi ketika menjelang malam. Ia tidak pernah tidur di dalam kabinnya sendiri, dan Jimin masih bertanya-tanya penyebab pastinya.
Cklek!
Jimin membuka pintu kabin, tangannya menepuk-nepuk alur kusut di kain bajunya. Maklum jari-jarinya sudah terbiasa dengan tata krama seorang bangsawan, yaitu harus berpenampilan rapi di setiap saat. Ia menunduk dan memperhatikan kancing-kancing bajunya, tidak sadar jika ada presensi lain yang sudah menunggu sedari tadi.
Menunggu dengan tangan yang menyodorkan sebuah boneka lusuh berbentuk buah labu.
Pergerakan tangan Jimin langsung terhenti, wajahnya masih merunduk, tetapi sapphire birunya bisa menangkap boneka dengan julukan Mister Pumpkin di depan wajahnya. Ia tahu persis siapa pemiliknya, dan ia baru teringat telah mengacuhkannya selama beberapa hari terakhir.
"Jimin, Jimin ...." Panggilan khas dengan nada yang lugu kembali didengar setelah sekian lama. "Mi-mister pumpkin rindu Ji-jimin." Tangan besar menggoyang-goyangkan boneka berwarna oranyenya. "Da-dan ... daaan ... juga Ogra ...." Ucapnya takut-takut.
Jimin menatap mister pumpkin dalam keterdiaman. Ogra begitu gigih, ia datang kepada Jimin untuk kembali meminta maaf. Padahal semua orang tahu bahwa perbuatannya sama fatalnya dengan perbuatan Jungkook maupun awak kapalnya, yaitu menenggelamkan kapal angkatan laut Britania.
"Jimin ...." Panggil Ogra lagi, dan kali ini sang pemilik nama mengangkat wajah untuk menanggapinya. Kendati Jimin sudah menatapnya, Ogra malah masih menunduk dalam, teramat sungkan untuk bertemu dengan sapphire biru. "Jimin ... tidak apa jika masih marah, ta-tapi ... tapi .... Jimin masih te-teman Ogra, kan?"
Mendengarnya membuat Jimin menghela panjang. Mungkin waktu yang dibutuhkannya untuk berpikir sudah cukup, dan sekarang Jimin juga harus berpikir ulang. Semua orang di kapal yang ia pijak juga melakukan hal yang sama, namun rasanya tidak adil jika hanya Ogra yang ia jadikan pelampiasan. Mungkin hal itu dikarenakan Ogra adalah salah satu yang terdekat baginya.
"Ogra ...." Kini giliran Jimin yang memanggil, dan pemuda bertubuh gempal langsung menengadahkan kepalanya. Sedikit terlonjak saat mendapati senyum manis dari bibir Jimin. "Tentu kita masih berteman." Sambung Jimin, seraya menerima boneka lusuh yang tersodor.
"Be-benarkah?" Bibir Ogra seketika melengkung ke bawah, ada getaran-getaran yang tercipta untuk menghasilkan tangis. "Ji-jimin masih mau be-berteman dengan Ogra, kan? Ji-jimin sudah tidak marah lagi de-dengan Ogra, kan?"
Jimin memeluk mister pumpkin. "Iya, dan tidak." Jawabnya atas masing-masing pertanyaan milik Ogra.
"HUAAAAAA!!!! HIKS, HIKSS! HUAAAAAAA!"
Detik itu juga tangis Ogra pecah, ia menangis seperti anak kecil yang dirampas permennya. Bulir-bulir besar air mata dari manik bulatnya tidak sinkron dengan tubuh raksasanya. Ia menangis dengan tangan-tangan besar yang mengucak kasar kelopak matanya. Sungguh merasa senang karena orang yang ia resahkan selama dua malam telah memaafkannya.
"O-ogra ...." Jimin kalang kabut. Pasalnya Ogra menangis keras seperti anak kecil yang akan diculik. Tangisannya mengundang perhatian beberapa awak kapal yang melintas, mereka memicing curiga kepada Jimin. Mengira bahwa Jimin lah yang membuat bayi besar milik kapal menangis parah seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
🔅 Stealth 🔅 》KookMin
Pertualangan. "Dengar, manis, apapun yang telah memasuki kapal ini, akan selalu menjadi milikku." Remedy.... Seingat Jimin, ia baru saja memejamkan mata setelah menjalani aktifitas yang berat, maklum dia...