Warning: some trigger content!
🔅
"Give me the hammer!"
Telapak dari tangan kanan terangkat menunggu, sedangkan jari-jari tangan kiri sibuk menjepit batang paku agar ujung tajamnya tetap menancap pada permukaan papan kayu. Selang beberapa detik ... sebuah palu besar, kira-kira setengah kilogram untuk bagian kepalanya saja, diserahkan pada telapak yang menengadah.
"Here's, Capt!" Seseorang meletakkan palu besar di tangan sang kapten, lalu bergerak membantu memegangi sisi papan kayu yang lainnya.
Dugh!
Dugh!
Dugh!
Beberapa pukulan tercipta dari hasil tersinggungnya kepala palu dan kepala paku. Memberikan tekanan supaya pangkal runcing paku menembus ketebalan kayu. Menutuk kuat satu titik sampai terbentuk lubang hingga ke dasar papan lainnya. Merekatkan dua benda yang berbeda konsistensi untuk menutup lubang-lubang menganga pasca peperangan tempo hari.
Jungkook memalu ke sekian kali, alisnya menukik serius mengamati pergerakan paku yang dipalunya. Memastikan bahwa benda besi itu benar-benar melakukan tugasnya dengan baik untuk melekatkan papan kayu penutup. Matanya menajam hati-hati, menelisik sekecil apa pun celah yang bisa berpotensi mengakibatkan usahanya gagal dalam menutupi lubang pada kapalnya.
"Paku itu akan menciut jika kau pelototi terus, Capt." Dari belakang terdengar seseorang melontarkan sebuah candaan pada kapten kapal, dan selanjutnya gelak renyah khas pria-pria dewasa menyahuti beramai-ramai.
"Hahahaha ... lubang kapal akan bergerak menutup dirinya sendiri jika ditatap seperti itu, Kapten!" Timpal lainnya.
"Iya, mereka akan merasa takut melebihi ketakutan pada hantu lautan ... hahahaha ...." Tawa semakin meledak-ledak. Humor mereka memang sedikit aneh.
Sedangkan yang diberi candaan hanya menyunggingkan senyum tipis, mata masih terfokus pada sisi papan lainnya. Tangannya terus memaku bertubi, memberikan tekanan besar dengan harapan lempengan papan tidak terlepas akibat tamparan debur ombak di kemudian hari.
Dugh!
Terakhir, benar-benar pukulan yang terakhir.
Setelahnya Jungkook menegapkan tubuhnya yang sudah merunduk sekian lama, lantas mengitarkan pandangannya pada setiap sisi dinding-dinding kapal. Sebelumnya ada delapan lubang yang menganga, tetapi sekarang lubang-lubang itu sudah tertutup sempurna berkat usahanya dan para awak kapalnya.
Yah, meskipun nantinya ketika mencapai daratan ia tetap harus memperbaiki ulang tambalan lubang-lubang dengan kayu-kayu yang lebih berkualitas.
"Aku rasa, Rackham sudah bisa melaju secepat Joan dan Hardy." Ujar Jungkook menghiraukan tetesan keringat di pelipisnya. Menetes deras hingga membasahi garis rahang tegasnya.
Tidak hanya di pelipis, peluh sudah membanjiri nyaris seluruh titik tubuh berototnya. Salah satunya menetes kencang pada pertengahan dada bidang dan mengucur pada delapan kotak seksi di perutnya. Sungguh membuat kulit tubuhnya mengkilat di bawah terik matahari yang menelusup lewat jendela deck. Kilap basah keringat sangat kentara jelas karena ia bertelanjang dada di tengah panasnya deck tingkat tiga.
Bagaimana tidak basah kuyup? Ia sudah berkerja keras selama dua jam lebih untuk memperbaiki kapalnya. Sudah dikatakan, bukan? Kalau Jungkook akan memperbaiki Rackham dengan tangannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
🔅 Stealth 🔅 》KookMin
Aventura. "Dengar, manis, apapun yang telah memasuki kapal ini, akan selalu menjadi milikku." Remedy.... Seingat Jimin, ia baru saja memejamkan mata setelah menjalani aktifitas yang berat, maklum dia...