🔅 Chapter 32 🔅

12.6K 1K 1.9K
                                    

        "Kau sedang memiliki masalah hidup?"

        Tanya dengan mengandung sarkas terlayang dari pria berstatus dokter kapal. Ia memindahkan fokusnya dari catatan-catatan medis di tangan, hanya untuk pria bermanik emerald yang termangu seperti orang terserat. Iya, Taehyung orangnya. Dia sudah membuat dokter Hawkins Jack kebingungan atas perubahan sikapnya yang dratis.

       Pasalnya Taehyung sudah sejak kemarin berdiam diri dan mengunci bibir rapat-rapat. Membuat Yoongi jadi takut jika mantan pasiennya itu sedang kerasukan.

        "Atau kau memang sedang kerasukan?" Yoongi mulai panik. Taehyung benar-benar diam seperti patung. "Aku serius, aku akan memanggil pendeta sekarang juga."

       Yoongi beranjak dari kursinya. Ia melipat gulungan catatan obat yang masih perlu dibelinya, kemudian melangkah menuju pintu. Sudah membuat daftar kecil berisi pendeta atau pengusir hantu segala rupa yang bisa menolong Taehyung.

       Jemarinya terangkat, sudah siap menekan kenop pintu-

       "Yoongi."

        Tetapi, panggilan dari presensi lain menghentikan niat menyeleweng dari Yoongi. Sebenarnya tidak sepenuhnya menyeleweng, Yoongi hanya takut jika Taehyung benar-benar kerasukan. Sudah sejak kemarin Taehyung seperti itu. Pemuda bangsawan bersurai auburn tiba-tiba menerobos masuk ke dalam kamar Yoongi dengan kemarahan dan wajah berlinang air mata.

       Ketika Yoongi bertanya, Taehyung tidak menanggapinya sama sekali. Malahan air matanya semakin membanjir di kedua pipinya. Jadilah Yoongi takut jika Taehyung benar-benar kerasukan arwah hantu menangis.

       Huft ....

       "Apa? Kenapa kau melihatku seperti itu?" Kalimat defensif terlontar, Yoongi sekarang menjadi dua kali lipat merinding. Taehyung menatapnya tanpa berkedip. Wajahnya datar dan kedua maniknya menaut Yoongi dalam-dalam.

       Jadi ... bagaimana Yoongi tidak yakin seribu persen jika Taehyung tidak kerasukan?

       Masih dengan ekspresi dan perilaku yang sama, Taehyung memutuskan turun dari kasur. Netranya mematri Yoongi, tidak berpaling sedikit pun. Kedua kakinya melaju tanpa batas, hanya Yoongi yang berada di matanya. Satu-satunya, tidak ada lagi.

       "K-kau! Siapa kau yang merasukinya?!" Yoongi kelimpungan. Tumitnya bergerak mundur, berusaha menyelamatkan diri.

        Sampai jarak telah habis, Taehyung tiba-tiba meraih pundak sempit kepunyaan dokter kapal, lantas menariknya ke dalam sebuah pelukan.

       "E-eh?! Apa yang kau lakukan?!" Yoongi tersentak. Kepalanya sedikit terguncang usai terbentur lembut dengan tubuh tegap nan tinggi. Wajahnya terkubur sempurna di atas selapang dada bidang.

        Akal sehat terbuyarkan, lengan besar melingkari Yoongi, erat dan sulit untuk bisa dilepaskan. Isi kepalanya mendadak kosong, dan tergantikan dengan lecut debar tak tentram di dalam dada.

       "Taehyung-"

       "Biarkan seperti ini dulu."

       Taehyung mengeratkan pelukannya. Memenjarakan pria darah biru hanya untuknya. Pertengkaran dengan Jimin membuatnya kacau, dan ia membutuhkan tempat untuk bersandar.

       Katakanlah Taehyung menjadi pria yang brengsek. Karena memang ada dua orang yang memiliki posisi setara di dalam hatinya. Ketika satu memberikan luka, maka Taehyung memiliki satu lagi untuk menjadi pelipur lara.

       ... dan sekarang Yoongi hadir seperti penenang bagi Taehyung.

       Hmm ....

       "Kau bertengkar dengan Jimin?" Yoongi tidak memberikan perlawanan. Ia membiarkan Taehyung melakukan apa yang diinginkan laki-laki itu. Sudah bisa menebak, mengapa Taehyung bisa sekacau ini.

🔅 Stealth 🔅 》KookMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang