Warning: some trigger content!
🔅
"Pu-putraku...."
Satu kata meluncur dari segaris bibir yang berkedut kelu. Terbata-bata karena lidah tercekat oleh sesak di dalam dada. Sesak yang mencengkram kepala dan melecut semua memori pilu atas dosa besar yang telah dilakukannya di masa lalu.
Tangan, kaki, punggung, hingga seluruh titik tubuhnya menjadi lumpuh. Ringkih, seakan kehilangan rangka tulang belulang. Luka tembak yang meninggalkan bekas parit selama bertahun-tahun di pahanya, kini berdenyut panas. Selayaknya sebuah selongsong peluru anyar ditembakkan ke kakinya untuk kedua kalinya.
Nyeri, sungguh nyeri menatap dua manik mata keemasan di seberang sana.
"Ayah?!" Seruan panik terdengar dalam kesunyian lorong rumah tahanan. Melengking bersama derap langkah tergesa untuk menghampiri sang Ayahanda yang tersungkur di atas lantai.
"Ayah, ada apa?!"
Oscar berlutut, kedua tangan refleks mendarat di atas pundak ayahnya, mengguncang kecil seraya terus memanggil. Di dalam kepala berputar tanda tanya besar pada apa yang menjadi penyebab ayahnya bisa seperti ini. Nahasnya, di setiap guncangan tangan, Hector semakin jauh terjatuh dalam sesak yang membelenggunya.
"Ayah!!" Gelagar suara Oscar memantul di dinding tembok, menggema nyaring di tengah kegelapan malam. Bertambah gamam ketika yang terpanggil tidak kunjung menggubrisnya. Alih-alih terfokus pada sosok kapten Hawkins jack di balik jeruji penjara.
"Ti-tidak mungkin.....di-dia....dia masih hidup...." Napas Hector memburu, dadanya kembang-kempis mengais udara. Sayangnya, setiap oksigen yang dihirupnya telah menjelma menjadi tusukan duri-duri.
Bocah laki-laki yang ia sia-siakan, bocah yang dikiranya telah hilang di dasar lautan, dan bocah yang pernah mencium kematian. Sekarang berdiri kokoh di hadapannya tanpa kekurangan apapun. Tegap, tanpa getar ketakutan, dengan sorot mata nyalang yang sama persis seperti sang Ibunda.
"Pu-putra Elena....pu-putraku....putraku...." Meracau, hanya itu yang bisa dilakukan Hector. Isi kepalanya tidak mampu berpikir jernih. Menatap dua manik mata emas itu telak menerjangnya dengan seluruh dosa-dosa di masa lalu.
Tidak perlu mengkonfirmasi kebenaran dari fakta yang diucapkannya.
Karena suatu ikatan darah, ayah dan anak, telah memukul kewarasannya untuk meyakini jika laki-laki berstatus kapten bajak laut.....
....adalah putra kandungnya.
"Ayah!!" Oscar membentak keras. Kedua tangannya menangkup wajah Hector. Menarik atensi kedua mata cokelat itu agar mau menatap dirinya."Pu-putraku," Pandangan Hector mengosong, bibirnya tidak berhenti menggumamkan kata yang sama, "Putraku...putraku...pu-putraku...."
"Ayah, apa yang kau bicarakan?!" Intonasi Oscar bertambah tinggi. Kekesalan mulai merambahi benaknya. Ia tidak tahu apa yang tengah digusarkan oleh ayahnya, dan ia tidak tahu harus berbuat apa agar ayahnya kembali berperilaku normal.
"Aku di sini, ayah, putramu ada di sini!!"
Di lain sisi, tepat di balik kisi ruji besi, Jungkook terdiam seribu bahasa. Kedua matanya menatap pada setiap detail kekacauan di depan sana. Keterkejutan, kebingungan, dan kemarahan bercampur menjadi satu. Tidak pernah tersirat sekalipun bahwa putaran waktu akan memilih untuk mempertemukan dirinya dengan mimpi buruknya di malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
🔅 Stealth 🔅 》KookMin
Aventura. "Dengar, manis, apapun yang telah memasuki kapal ini, akan selalu menjadi milikku." Remedy.... Seingat Jimin, ia baru saja memejamkan mata setelah menjalani aktifitas yang berat, maklum dia...