🔅 Chapter 47 🔅

7.3K 862 2.4K
                                    

Attention!
Disarankan untuk melihat cuplikan pendek film seri ke tiga dari Pirates Of The Caribbean: At World's End (2007)
to get the vibe

song: Hoist The Colour
Selayaknya lagu 'kebangsaan' bajak laut

🔅

warning : some trigger content!

🔅

        Detik waktu menyongsong mentari pagi. Sulur sinarnya menyusup melalui ventilasi kecil di ujung sudut jeruji penjara. Bersama dengan udara pagi, mereka mengusik lelap dari dua anak adam yang masih berada di posisi sama sejak malam lalu, yaitu merengkuh satu sama lain untuk berbagi kehangatan melawan dinginnya lantai penjara.

        Si Manis Oswald dan kaptennya Caspian....

        Keduanya berbaring menghalau mimpi buruk satu sama lain. Kendati beralaskan selapis jerami, mereka tampak tak keberatan dan malah semakin jauh mengarungi bunga tidur. Tidak apa, sekalipun dunia bergejolak diluar sana, asalkan mereka saling menaut jari-jemari, semuanya akan baik-baik saja, bukan?

        Setidaknya jika kedamaian dunia milik berdua itu bisa berlangsung sedikit lebih lama lagi, karena ketika kelopak mata sapphire biru terbuka- ia terlonjak mendapati puluhan presensi tak diundang mengamatinya di sekeliling penjara. Pasang-pasang mata milik barisan pria berseragam merah, dan dengan senjata di dalam genggaman tangan; telah menunggunya dengan sabar sampai terbangun dari mimpi.

        Mereka semua siap memisahkan dirinya dari Jungkook, namun masih terhalang oleh satu perintah. Perintah dari seorang pemuda darah biru lainnya yang kini terduduk dengan tenang di ujung sel penjara. Ia memberikan isyarat kepada seluruh prajuritnya untuk tetap tenang selagi Jimin menggeliat dari tidurnya.

        "O-oscar?!" Jimin berjengit. Kedua manik matanya melebar sempurna. Pekikan lirihnya turut membangunkan pria yang terlelap di pelukannya.

        Ya benar; Oscar. Ia melipat lengan di dada seraya membakar Jimin beserta Jungkook di dalam kedua bola matanya. Air mukanya sungguh tak terbaca, tetapi jelas ia tengah menahan amarah usai memergoki pemuda yang seharusnya menjadi tunangannya sedang mendekap pria lain. Pria yang teramat ia benci dan sialnya berstatus sebagai saudara tirinya.

       "Sleep well, my dear?" ujung bibir terangkat naik, Oscar tersenyum kecut ke arah Jimin. Lantas netra kecokelatannya turun menatap sangsi kepada Jungkook, "Tetapi, aku rasa justru bedebah tengik inilah yang mendapatkan tidur yang nyenyak."

        Ia mendesis sarkas, mencatuk bola mata keemasan dalam-dalam. Dadanya memanas oleh sebuah tamparan kenyataan, bahwa anak haram dari ayahnya berhasil membuatnya merasa seperti pecundang. Ia merasa kalah ketika satu-satunya hal yang paling diinginkannya telah raib dari jangkauannya. Ialah Jimin, pemuda manis yang diimpikannya semakin melekat bagai perangko di sisi kapten perompak.

       Jimin membenahi dirinya, ia dan Jungkook beranjak dari baringan kemudian terduduk di atas lantai. Tidak mampu bergerak lebih banyak karena ada moncong-moncong senjata api yang siap melesatkan peluru dari sisi kanan dan kiri. Jimin meraih tangan Jungkook, menelusupkan jemarinya dan membentuk genggaman erat. Ia tahu maksud kedatangan Oscar.

🔅 Stealth 🔅 》KookMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang