🔅 Chapter 10 🔅

10.6K 1K 735
                                    

        "A-apa ini? Apa yang terjadi pada leherku?!"

        Jimin reflek menangkup lehernya, meraba dan menggosok cepat-cepat. Matanya membola kaget. Bayangan-bayangan buruk langsung menerornya, apakah semalam ia terjatuh? Apakah seseorang memukulnya hingga tak sadarkan diri?

        "Eh?! Kenapa tidak mau hilang?!"

        Jimin berteriak panik. Tubuhnya menggusar di atas kasur, sambil terus menggosok-gosok permukaan kulitnya. Menciptakan ruam kemerahan akibat gesekan acak. Jimin menatap gelisah pada pantulan lehernya di cermin, isi kepalanya berubah kacau memikirkan penyebab bulatan ungu di sana.

        Gosokkan Jimin malah semakin membuat sisi lehernya memerah. Ia sampai melompat turun dari ranjang untuk mendekati cermin. Walaupun dengan pening dan tubuh sempoyongan, Jimin tetap memaksakan diri untuk melihat bulatan keunguan dengan mata kepalanya sendiri.

        "Ugh! Kenapa bisa seperti ini?" Jimin memiringkan kepalanya ke kiri, mempertontonkan leher putih mulus yang sudah ternodai dengan satu bercak ungu. Ruam itu tampak menakutkan, seperti habis dicubit dan dipelintir kuat-kuat.

        Lalu Jimin terdiam. Ia menatap lamat-lamat pada bekas di lehernya. Mencoba berpikir keras tentang apa yang terjadi semalam. "Ayolah! Ingat-ingat lagi!" Jimin mengetuk kepalanya sedikit keras, berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan kilas balik kejadian malam lalu.

        Tunggu, aku akan mengurutkannya – batin Jimin.

        Pantai ....

        Bocah-bocah kecil ....

        Sebuah bar ....

        Alkohol ....

        Dirinya mabuk ....

        Dan ....

        Daaaaaan ....

        "Aaaaaaaaaaa!!!!" Jimin berteriak sampai paru-parunya menghembuskan seluruh napasnya. Satu kenyataan gila memukul kesadarannya hingga ketingkat tertinggi. Sekarang ia ingat apa yang terjadi sebelum dirinya menutup mata. Dan bodohnya lagi Jimin tidak memberontak dan malah mengikuti alur kegiatan Jungkook.

        Iya, kegiatan Jungkook dalam menyecap seluruh manis dari birai ranumnya. Satu cecap yang berujung merambat hingga ruam ungu tercipta.

        Jimin mendelik sengit pada bayangan lehernya. Seolah lehernya adalah benda terkutuk yang ada di dunia ini. Dan lagi ada satu ingatan yang juga tidak kalah mengejek Jimin habis-habisan, yaitu dirinya yang memagut bibir Jungkook dan mengeluarkan suara-suara laknat.

        "Aaaaaaaaaaaah dasar bodoh!!! Kau benar-benar manusia terbodoh!" Jimin menunjuk-nunjuk wajahnya sendiri. Merasa ngeri melihat bibirnya, bibirnya yang tak lagi suci. "Kenapa kau bisa melakukan hal itu, huh? Kau memang sudah kehilangan akal!!" Makinya pada pantulan di depan cermin.

        "Ruam sialan!! Semua ini karena cairan terkutuk, itu!" Jimin mengerang frustasi, meremas-remas rambutnya, hingga kulit kepalanya seperti berteriak sakit merasakan akar rambut tertarik-tarik. "Sekarang apa yang harus aku lakukan?! Dimana aku harus meletakkan wajahku?!" Karena perasaan memalukan sudah tidak terbendung menghina harga diri Jimin.

        Kuku-kuku jari lentik digigiti oleh si Manis. "Pria mesum itu pasti akan menjadi menjengkelkan!! Brengsek, kenapa kau bisa mencium penjahat, Jimin? Kenap-?"

        "Because you can't resist me."

        Satu deret kalimat terlontar dari suara baritone di balik punggung. Pemiliknya memantul dari bayangan cermin yang tak luput di manik biru Jimin. Ia adalah Jungkook, seperti biasa... bersendekap dan bersandar di kusen pintu. Memasang sorot mata paling menyebalkan bagi Jimin.

🔅 Stealth 🔅 》KookMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang