🔅 Chapter 18 🔅

9K 973 774
                                    

        Jimin mengetuk-ngetuk ujung sepatunya, mendengungkan suara ketuk bertubi yang terkesan tidak sabaran. Lengannya terlipat di depan dada, seraya mendecak lidah beberapa kali. Matanya menatap seperti hendak melubangi pintu kabin berwarna cokelat di depannya.

        Sudah lima belas menit Jimin berdiri di sana, menunggu sosok pemilik kabin muncul dari baliknya.

        Tangannya tidak berniat mengetuk, karena dengan mengetuk akan mempercepat pertemuannya dengan sang Kapten kapal. Semenjak perseteruannya dengan Jungkook dua hari yang lalu, Jimin serasa enggan untuk bersitatap dengan wajah mengesalkan Jungkook. Melihatnya hanya membangkitkan kemarahan yang baru dan menumpuk rasa bencinya.

        Sebenarnya Jimin sedang menunggu Jungkook keluar dari kabinnya. Ada sesuatu yang ingin ia pertanyaakan dan ia konfrontasikan kepada Jungkook. Hal ini mengenai Taehyung, tentang luka yang berada di tangan sahabatnya dan jahitan luka tembak yang terbuka kembali.

        Tidak, Taehyung tidak menceritakan perihal kejadian kemarin, tetapi sepertinya insting seorang sahabat lebih kuat dari dugaan Taehyung.

        Hari ini, Jimin akan meminta pertanggungjawaban kepada Jungkook. Karena lubuk hatinya mengatakan Jungkook telah melakukan sesuatu kepada Taehyung. Tidak peduli jika seluruh awak kapal kini menatapnya dengan seribu tanya, lantaran berdiri seperti hendak mencari masalah pada kapten kapal.

        "Aduh, aku berani taruhan, mereka pasti akan bertengkar lagi." Namjoon bergumam lirih, sambil menggerakkan tangan untuk mengendalikan kemudi helm.

        Lora, yang juga memperhatikan Jimin sembari bersandar pada pinggiran poop deck, mengangguk setuju. "Aku memasang lima puluh keping emas. Aku yakin setelah ini akan semakin seru."

        "Tidak, tidak." Namjoon menggeleng-geleng, jari telunjuknya terangkat dan bergerak ke kanan lalu ke kiri. "Aku yakin setelah ini kapten dan si Manis itu akan semakin dekat. Aku memasang tujuh puluh keping emas."

        Lora mendengus sebal, Namjoon adalah salah satu tim sorak-sorai untuk mendukung kedekatan Jungkook dan Jimin. Padahal mereka tahu bahwa Jimin adalah seorang bangsawan yang mana status darah birunya begitu dibenci oleh Jungkook.

        "Oke deal! Jika itu terjadi aku akan memberikan seratus keping emas." Celoteh Lora, dan mata Namjoon langsung berbinar senang. Telinganya seakan sudah mendengar gemerincing suara kantung berisi logam emas.

Cklek!

        Akhirnya penantian Jimin usai ketika pintu terbuka lebar. Menampilkan tubuh besar dari kapten Hawkins Jack, lengkap dengan seluruh atribut yang wajib dikenakannya, seperti flintlock, belati, kompas dan lain sebagainya yang Jimin mulai hafal di luar kepala.

        Eh?! Tunggu dulu, kenapa aku harus menghafalnya?! - Jimin mencerca di dalam kepalanya.

       Alis kanan Jungkook terangkat begitu mendapati figur kecil dan manis di seberangnya. Kernyitan tercetak di dahi Jimin, dan kemarahan jelas terlukis di manik birunya. Tak urungnya Jungkook bisa membaca apa yang akan dituntutkan oleh Jimin di pagi buta seperti ini.

        "Apa yang telah kau lakukan kepada Taehyung?" Sergah Jimin tanpa tedeng aling-aling. Tidak perlu kata pengantar bagi pria seperti Jungkook, karena Jimin memerlukan jawaban cepat agar kemarahannya menjadi kemarahan yang berdasar.

        Pertanyaan Jimin sontak membuat alis kanan Jungkook menurun pasca keheranan. Berganti menampilkan wajah dengan rahang tegas yang tidak ramah kembali. Sorot matanya menjadi datar, lurus hingga menusuk manik biru Jimin. Di dalam kepala bertanya-tanya, apakah Taehyung memiliki bibir yang longgar hingga mengadu kepada Jimin?

🔅 Stealth 🔅 》KookMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang