🔅 Chapter 39 🔅

7.6K 906 1.2K
                                    

        Selat perairan yang menghubungkan Haiti dan Kuba telah terlewati. Tiga kapal yang melaju di bawah kepemimpinan tuan muda Franciss akan segera menyentuh pelabuhan pulau Jamaica. Dari bentang kejauhan tampak puluhan kapal-kapal bendera kombinasi biru dan merah, berlalu lalang membentuk barisan barikade.

        Sesuai perintah yang disampaikan Oscar, kapal-kapal bantuan dari kementerian Britania telah bersiaga di selat perairan Haiti dan Kuba. Mereka berhenti di pulau Baracoa, dan sekarang bergerak kembali untuk menutup akses pintu masuk menuju Jamaica setelah kedatangan dari pemimpin sesungguhnya.

       Total terdapat enam puluh armada kelautan yang dikerahkan, berjaga-jaga apabila ada tamu yang tak diundang. Lima belas kapal sebelumnya telah datang bersama Oscar, lima belas lagi datang bersama Hector tempo lalu, dan tiga puluh armada tambahan dikirimkan oleh kementerian Britania.

        Semuanya sudah terkalkulasi dengan baik. Oscar merancang pertahanan untuk bisa mencegah Hawkins Jack memasuki perairan Jamaica, lebih-lebih berhasil melabuh. Ia sudah bisa menebak bahwa Hawkins Jack akan datang. Hilangnya Jimin dan satu kru kapal Hawkins Jack, tidak mungkin diabaikan begitu saja oleh kapten perompak terbesar.

        Oscar akan melihat seberapa besar usaha Hawkins jack untuk menembus puluhan kapal-kapal angkatan laut Inggris.

        Bahkan Oscar akan menjadi orang pertama yang menyaksikan Hawkins jack terperangkap jebakannya....

        Netra beriris cokelat bergulir ke kanan dan ke kiri. Dua puluh kapal berjajar di sekitaran pelabuhan Jamaica. Prajurit yang bersiaga di atas geladak lekas mengangkat tangan dan meletakkannya di ujung pelipis, mereka membentuk gestur penghormatan kepada tuan muda Franciss. Tatapan mereka segan kepada pemegang armada angkatan laut terbesar di Inggris Raya.

        "Soon, I'll have more power." Oscar bergumam. Menghirup kekuasaan yang ia genggam saat ini. Orang-orang akan semakin tunduk jika gelar yang diimpikannya, gelar Duke, tersemat di namanya. Hanya tinggal sedikit lagi Franciss akan bersatu dengan Oswald.

        Ujung bahtera mulai menyentuh dermaga. Badan kapal berputar dan pelan-pelan menepi. Oscar menyipit dari atas poop deck, tepat di pinggiran pelabuhan terdapat jajaran orang-orang penting yang menunggu kedatangannya, salah satunya adalah tuan besar Oswald. William beserta Hector mendapatkan surat dari Oscar jika ia berhasil menyelamatkan Jimin dan akan tiba di Jamaica pagi ini.

       Tentu William kelewat bahagia, sampai-sampai ia melewatkan sarapan dan obat paginya untuk bisa melihat langsung keadaan putra manisnya.

       Oscar beranjak menuju kabinnya. Ia berencana turun dari kapal bersama Jimin. Tujuannya agar semua orang bisa melihat siapa pahlawan yang sesungguhnya. Ketika pintu kabin terbuka, kelereng cokelatnya menemukan si Manis Oswald terduduk di pinggiran ranjang. Wajah menunduk dan bibir terkunci rapat. Selayaknya sedang gelisah.

        "Kemarilah, ayahmu sudah menunggu." Tangan Oscar mengulur, meminta Jimin untuk menggenggamnya.

        Tetapi, Jimin memalingkan wajah dan menghiraukan Oscar. Tidak sudi bersentuhan dengan orang yang licik dan jauh dari kata manusiawi. Naasnya, hal itu menggelitik kesabaran Oscar. Ia memulas senyum tipis, menghembuskan napas dengan tenang, lantas-

Srak!

       "Akh?!"

       Menarik tangan Jimin, dan menyentak bagian yang memar.

       "Listen, my dear...." Oscar mengenyahkan esahan Jimin. Ia menunduk dan mendekatkan bibirnya di depan birai merah merekah, "Ingat baik-baik apa yang telah aku katakan." Pandangannya menusuk tepat pada sapphire biru.

🔅 Stealth 🔅 》KookMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang