32. Adu Mulut

54 11 16
                                    

"Kakak laki-laki lo selingkuh sama pacar gue, Sat!"

"Pfft---bwahahaha!!!"

Lalu berlalu menjadi gelak tawa mereka selain Nathan. Satria tak lupa menjitak kepala Wawan sebagai bentuk pelampiasan lantaran cemburunya seorang playboy.

"Ketawain apa kalian?" tanya Nathan bingung.

"Otak lo dangkal banget, sih?"

"Maksudnya gimana, njir?!" kesal Nathan tak kunjung paham.

"Kakak gue nggak mungkin relain reputasi sebagai kepala program kejuruan dengan berpacaran sama muridnya, Nath. Ngaco lo!"

"Tapi Jingga bilang gitu ke gue, Bang Sat," ucap Nathan lagi-lagi.

"Lo tau, kan, kalau Jingga itu sayang beneran sama lo?" Kali ini Juna angkat bicara.

"Sok tau lo!"

"Eitsss, ini, nih yang perlu saya khawatirkan."

"Apaan, sih, lo?"

"Gini, deh, Nath. Lo kalau ada apa-apa itu jangan langsung main tangan. Main pikiran dulu soal itu benar atau nggaknya. Ini jadi salah paham, kan?"

"Tetap aja kakak lo genit."

"Maklum jomblo akut, nggak laku-laku," ujar Wawan seketika. Kaca mana kaca?

"Woy, ngaca, woy!" ucap mereka bertiga secara bersamaan. Nathan, Juna dan Satria yang paling heboh.

***

Suasana di kelas Ara semakin riuh kala mendengar bel pulang. Diperiksanya ponsel miliknya sembari mengecek notif dari seseorang. Setelah meminta maaf lewat chat karena mengabaikan panggilan pacar barunya, Ara lega karena Nathan tidak begitu marah.

Ia berjalan menuju gerbang sekolah untuk pulang, namun tepat di depan pintu ruangan kepala program TKJ, seseorang mencekal tangannya. Siapa lagi kalau bukan penunggu ruangan tersebut?

"Mau melupakan kewajiban?" tanyanya sedngin mungkin supaya membuat orang yang diajak bicara itu takut.

Nyatanya tidak! Orang yang diajak bicara malah cengengesan sembari menggaruk pipinya yang tidak gatal itu.

"Ada apa, ya, Pak?" tanya siswi itu malu-malu.

"Masih ingat janji setelah pulang sekolah?"

"Emm ... anu, Pak, anu--"

"Masuk!" perintahnya cepat.

"Masuk ke mana, Pak?"

'Masuk ke hati saya!' ucap Gilang dalam hati.

"Emang mau masuk ke mana lagi?"

"Masuk ke itunya Pak Gilang," sahut Ara ambigu.

"Maksud kamu apa?" tanya Gilang dengan mata mendelik. Tak lupa alisnya yang berkedut akibat geroginya itu.

Ara cengar-cengir lalu kembali mengulang, "Maksudnya ... masuk ke ruangan Pak Gilang, ihh!"

Tanpa ba-bi-bu lagi, Ara langsung masuk nyelonong ke ruangan kaprog begitu saja melewati Gilang yang tengah berdiri dalam keadaan yang masih saja gugup. Begitupun Ara, ia salah memilih kata untuk mengerjain guru terasyiknya itu.

Gilang menyusul Ara masuk yang sudah duduk di kursi seperti biasanya. Terlihat ia sedang mengeluarkan buku-buku miliknya untuk memulai kelas tambahannya.

"Siapa yang menyuruh kamu masuk?"

"MasyaAllah, lah tadi yang ngomong sama Ara di depan siapa, ya, siapa???" gregetnya sembari memejamkan matanya. Geram.

Argithan √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang