Hello epribadeh!!!
Apa kabar?
Siap baca Argithan?
Kuy!!!
Nathan Anggeo💕Selamat membaca 🍃🍃🍃
|||
|||
|||
Bersama Nathan adalah sebuah kebahagiaan Ara, gadis resek yang katanya selalu merepotkan orang. Gadis blak-blakan jebrolan dari gadis pendiam. Gadis yang tidak bisa di bilang gadis karena kelakuannya yang kadang royal senggol bacok kanan-kiri oke.
Di balkon kamar Nathan seperti sekarang, sikap keras kepalanya merajalela ingin ikut bersama Nathan. Untuk saat ini, Nathan menolaknya terang-terangan melarang untuk ikut. Tempur hari lebih ganas dari pertempuran sebelumnya. Lawannya benar-benar musuh bebuyutannya. Ara tidak boleh ikut. Titik.
Tapi Ara tetaplah Ara, kokoh dengan ambisinya, nuansa malam menguatkannya. Sekalipun itu musuhnya seorang Leo, panglima tempur di sekolahnya. Leo, Nathan dan Ara, mereka berbeda sekolah. Nathan memasang rasa herannya bertubi-tubi, ia memacari adik Leo sudah putus beberapa bulan yang lalu. Lahh, ini? Baru ngajak tempur gara-gara biasalah, main-main sama cewek. Lena, ngaduh pada kakaknya karena sudah di main-main oleh Nathan. Dan parahnya, Nathan baru tau kalau kakaknya Lena adalah musuh bebuyutannya.
Kembali ke Ara, ia masih mewek-mewek ngebet ingin ikut tempur bersama Nathan. Apalagi si Lena, yang dulu pernah nuduh Ara mecahin layar HP-nya, hanya gara-gara Lena tidak suka Ara dekat dengan Nathan. Ingat, bro! Sebelum ada lo, di sini ada Ara. Prioritas Nathan.
"Nathan, Ara ikut...."
Merem melek Nathan merespon, "Nggak boleh, Ara. Gue punya firasat nggak enak buat pertempuran ini."
Saatnya Ara memainkan mimik wajah memelasnya. "Nathan...."
"Tetep nggak boleh!"
"Nathan pelit banget. Biasanya juga Ara boleh ikut, kan? Kenapa sekarang Ara nggak boleh ikutan? Ohh, jangan-jangan, Nathan masih suka sama Lena, ya?" Pura-pura sendu adalah jalan ninja Ara saat bersama Nathan.
"Gue punya firasat nggak enak, Ra. Lo nggak denger apa?" Lagi, Nathan masih melarangnya.
"Ihh, Nathan!" Dengan kesal, Ara menepuk lengan Nathan. Membuang arah pandangannya ke arah lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Argithan √
Teen Fiction"Please, Pak. Ara beneran nggak mau di cincang sama kaprog gila, Paaak!!!" Pasang senyum sejuta byte, akhirnya pak ojol menyerah. Ia menepikan motornya. Kemudi motor beralih ke tangan. Ara tersenyum puas harapannya terpenuhi. Saatnya beraksi. "Aduh...