Happy Reading 🌺🌺🌺
***
Memendam cinta sendirian memang menyakitkan. Antara individu yang kurang percaya diri untuk mengungkapkan, atau individu yang memang hanya disimpan rasanya sendiri. Atau juga, memendam rasa cintanya demi mempertahankan tali persahabatannya.
Nathan Anggeo, playboy cap kadal seperti halnya Satria. Sedangkan Wawan terkesan acuh masalah cinta. Ia menganggapnya akan mengganggu nge-gamenya jika berpacaran. Juna, ia sedang mengejar pujaan hatinya, adik kelasnya. Mereka berempat cukup terkenal di kalangan sekolahnya. Tentu saja berkat Nathan yang memancarkan aura ketampanannya. Satria pun tak kalah tampan.
Dua minggu, Nathan sudah tidak berhubungan layaknya berpacaran. Meninggalkan mantan-mantan gadungannya. Entah kenapa rasanya ia sedang malas berpacaran. Berbeda dengan Satria, ia bercerita sedang mengejar pujaan hatinya juga seperti Juna. Tapi kali ini beda, pujaan hati Satria kakak kelasnya. Alias mbak-mbak yang sudah kuliah. Tepatnya teman kakanya, Gisyel. Namanya Naifa.
[Nanti akan buat cerita tentang Satria dan Naifa. Doain, yah! Makasih]
Nathan menepikan motornya di halaman rumah Satria. Demi sebuah kepastian, Nathan mendatangi rumah Satria. Ia mengetuk pintunya, menampilkan sosok perempuan cantik yang lebih tua darinya.
"Ehh--, ada Mbak cantik. Hay!" Nathan dengan tengilnya seperti biasa, menggoda Gisyel. Gisyel sudah tau bagaimana kelakuan bocah dihadapannya ini.
"Ngapain, Dek?" tanya Gisyel dengan nada juteknya.
"Aduh, galak bener dah!" goda Nathan membuat Gisyel menggeram dengan mata mendelik.
"Bangsatnya ada, Mbak?" tanya Nathan celingak-celinguk ke dalam rumah Satria. Orang yang di cari muncul di belakang Gisyel, membuat perempuan itu mundur beberapa langkah.
"Nama gue Satria, njir!" Satria yang kesal mendelik ke arah Nathan.
"Tuh, ladenin temen cringe lo," ujar Gisyel menonyor kepala adiknya dari belakang yang membuatnya ia mengadu kesakitan.
"Gue potong jari lo mampus lo!!!" teriak Satria yang di respon dengan ledekan lidah Gisyel.
Ia melenggang pergi. Setelah menuju ruang tengah ia mendapati kakak laki-lakinya yang sedang duduk santai sedang menonton TV. "Siapa, Syel?" tanyanya.
Gisyel menjatuhkan tubuhnya di sofa. "Temen Satria, si Nathan."
Ia tau siapa Nathan. Tentu Satria yang mengenalkannya, mereka bertiga sering bercerita walaupun keributan sering terjadi juga. Kesepakatan mereka, teman-teman Satria tidak boleh ada yang tau bahwa Gilang adalah kakak kandungnya. Termasuk Juna, Wawan, Nathan, dan Ara tentunya. Ini akan menjadi hal menarik bagi mereka.
"Enak, ya, punya saudara," ucap Nathan lirih setelah Satria menutup pintunya. Ia mengajak Nathan untuk duduk di kursi yang ada di teras rumahnya.
"Enak pala lo botak! Yang ada gue pusing dengerin mbak Gisyel ngomelin gue. Apalagi kalau debat sama Mas Gil---la gue." Hampir saja ia keceplosan menyebutkan nama Gilang. Huhh.
"Kakak laki-laki lo udah pulang?" tanya Nathan yang sudah mengetahui kalau Satria punya kakak laki-laki. Tapi entahlah, karena terlalu lama di Bogor, Nathan tidak tau namanya siapa.
"Iya," jawab Satria setelah duduk.
"Kok sama," gumam Nathan lirih.
"Apanya?" tanya Satria was-was.
"Ehh, enggak, kok," balas Nathan gugup.
"Lo ngapain ke sini? Sendirian, tumben banget. Mau minjem utang lo?" canda Satria garing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Argithan √
Fiksi Remaja"Please, Pak. Ara beneran nggak mau di cincang sama kaprog gila, Paaak!!!" Pasang senyum sejuta byte, akhirnya pak ojol menyerah. Ia menepikan motornya. Kemudi motor beralih ke tangan. Ara tersenyum puas harapannya terpenuhi. Saatnya beraksi. "Aduh...