Hari senin, hari yang paling dibenci oleh sebagian orang. Termasuk seorang wanita. Ia sedang menggerutu, tiba-tiba saja sang bos menyuruhnya datang lebih awal dari biasanya untuk meeting dadakan. Padahal jadwal hari ini meeting jam 9 pagi.
"Sabar aja kenapa sih kak, rezeki ga boleh ditolak. "
"Diem lo Son, kesel gue. Mana motor gue mogok. Anterin yah. "
"Makannya nikah. "
Takk
Satu jitakan mendarat mulus dikepala Zweitson, adik sepupunya.
"Ngeselin banget sih, lo pikir enak nikah? Ga sama sekali. "
"Kaya pernah nyoba. "
"Gue usir baru tau rasa. "
"Eh jangan, jauh kalau harus bolak-balik Salatiga Jakarta. "
"Makannya jangan bahas nikah. "
Zweitson Thegar, dia adalah anak beasiswa. Walaupun ia anak orang kaya, namun kecerdasan nya begitu wow, hingga ia mendapat beasiswa ke Jakarta. Usianya baru 18 tahun, tapi ia harus jauh dari orang tuanya dan tinggal bersama sepupu yang bisa dibilang ngeselin. Di apartemen Nindy lah ia tinggal.
"Tunjukin jalannya. "
"Iya."
Lumayan lama untuk mencapai tempat tujuan. Bukan karena jalanan macet, tapi emang jauh.
"Lah lo Zweitsal kan temen nya Fiki. "
"Zweitson pak" Koreksi Nindy.
"Oh, cepetan ditunggu dari tadi juga. "
"Eh helm gue lepas dulu. " Teriak Zweitson.
"Eh iya. "
Nindy jadi salah tingkah. Ia merasa malu, melakukan hal konyol didepan bosnya. Sangat memalukan.
"Bukan karyawan gue. "
"Bukan kakak gue. "
Batin dua orang.
Nindy mengikuti langkah Shandy hingga ruangan. Suasana kantor masih lumayan sepi. Ya iyalah orang ini masih jam setengah 7, sedangkan kantor akan beropasi jam setengah 8.
"Duduk, gue mau nanya sesuatu. "
"A-apa yah pak. "
"Eh gue masih muda, manggil gue pak lagi, pecat akibatnya. "
"Maaf."
"Gimana sih rasanya punya pasangan diusia muda? "
"Jangan bahas pasangan pak eh Kak, bikin inget mantan. "
"Oh ya udah lo boleh keluar. "
"Hah, cuma itu bapak eh kakak nyuruh aku berangkat sepagi ini? "
"Iya."
"Kan bisa lewat telfon. "
"Kuota abis. "
"Telfon rumah donk. "
"Pulsa listrik abis. "
"Ngaku Sultan tapi kere. " Ucap Nindy terang-terangan.
"Bos nya siapa? "
"Ka Shandy. "
"Jadi terserah saya, kamu boleh pergi. "
Dengan langkah kesal, Nindy meninggalkan ruangan terkutuk itu. Kenapa bos nya begitu menyebalkan. Ia baru saja bekerja 5 bulan yang lalu dan bos baru ini baru menjabat selama 1 bulan. Tapi ngeselin udah melebihi bos besar.
"Lah Nin, pagi bener. "
"Biasa Ron, bos kita ngajak ribut. "
"Ga papa Nin, itung-itung dapet bonus. "
"Bonus kerjaan maksud lo? "
Roni hanya bisa mengangkat kedua bahunya. Menurutnya wajar saja jika sekertaris demikian.
"Saya gaji kalian bukan buat ngobrol"
Suara tanpa wujud membuat Nindy dan Roni kembali bekerja. Ya takut aja tiba-tiba dapet surat PHK. Kan ga lucu.
Kini waktu menunjukan pukul 11:50. Tandanya waktu makan siang telah tiba. Nindy beserta dua sohibnya sudah duduk manis dikantin kantor. Mereka saling ghibahin kekasih masing-masing, ya kecuali Nindy yang hanya bisa nyimak. Iya nyimak, kan ga punya.
"Eh jangan bahas cowo mulu ngapa. "
"Makannya lo cepetan move on. Keluarga Alfero cakep-cakep noh. Siapa aja Rin? "
"Bos San, Fajri nah sama siapa yang julit banget. Lupa gue. "
"Fiki."
"Nah lo aja tau, udah pilih salah satu. "
"Nada, lo kurang update atau gimana? Fajri udah punya cewe namanya Mira, nah si Fiki juga udah punya Rara."
"Ya udah lo sama bos San aja. "
"Aneh lo pada. "
Nindy memilih meninggalkan dua temannya yang gak ada hentinya membahas laki-laki. Nindy masih belum bisa move on dan trauma dengan kelakuan mantannya yang ngeselin banget.
"Nah kebetulan ketemu disini, dipanggil noh sama bos tercinta. "
Dengan langkah malas ia menemui bos ngeselinnya. Namun bukan hanya Shandy yang ada diruangan itu, ada juga Pak Adam dan Bu Veronica, orang tua bapak Shandy terhormat.
"Siang Pak, bu. "
"Gue ga disapa? "
"Siang kak" Ucap Nindy dengan nada malas.
"Kok kak? "
"Shandy masih muda buat dipanggil pak. "
Yey ngegantung.
Kira-kira mereka mau ngomongin apa yah?
Eum mau nanya, kalau kalian punya bos modelan bang San, mau diapain?
Mutilasi yok!
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Bos Shandy [END✔|| Terbit]
FanfictionTerbit di Firaz Media Publisher Bagaimana jadinya jika kita dijodohin sama bos kita? Apalagi bos nya tuh nyebelin banget, suka nyleneh. Namun, perjodohan ini berbeda dengan perjodohan pada umumnya, yang dibicarakan baik-baik dan bertemu disuatu kes...