Hari berganti. Beberapa menit yang lalu, Nindy baru saja sadarkan diri. Namun, yang pertama kali ia lihat adalah suster. Kemana adik dan suaminya? Apakah mereka selamat.
"Sus, apa selama saya disini ada yang datang?"
"Ada mba, seorang laki-laki. Dia tidak pernah meninggalkan mba, namun pagi tadi katanya ada meeting, jadi dia menitipkan mba kepada saya," jawab suster tersebut dengan ramah.
"Lalu pemuda berkacamata?"
"Oh Zweitson? Dia sudah pulang kemarin mba,"
"Selamat?"
"Iya mba, hanya luka dibeberapa bagian saja," Nindy bernapas lega. Setidaknya ia tau kalau Zweitson baik-baik saja.
"Assalamu'alaikum," ucap seorang lelaki dengan jas.
"Wa'alaikumussalam, Kak Shan?"
"Alhamdulillah, gue kira lo mau menghadap Tuhan," balas Shandy.
"Saya permisi," mencari aman. Karena feeling nya, mereka akan ribut.
"Berapa hari gue ga sadar?"
"Dua," balas Shandy singkat.
"Kamu kemana aja? Selingkuh ga?" Shandy berdecak dan menatap malas istrinya itu.
"Iya, selingkuh sama nyamuk," balas Shandy asal.
"Zweitson gimana?"
"Lagi main jungkat-jungkit kayaknya," makin ngasal aja nih jawabnya.
"Fiki?"
"Meninggal mungkin," untung Fiki ga denger. Sabarin aja sih punya abang modelan dia.
"Kalau ngomong yang bener kenapa sih?"
"Ya abis nya lo nanya yang lain, gue ngapa ditanya," kesal Shandy.
"Oh ya tangannya gimana? Ga parah kan? Sorry lupa nanya," lirih Nindy.
"Aman. Sekarang lo ga usah khawatir sama keselamatan Zweitson, Maria udah beres," Nindy mengangguk pelan.
"Ntar sore pulang ya," ucap Nindy setelah beberapa saat terdiam.
"Tap-"
"Pokoknya pulang," Shandy berdecak dan kemudian mengangguk. Mengalah bukan berarti kalah bukan?
"Bentar, gue ketemu dokter dulu, diijinin apa kaga," Nindy mengangguk.
Malam kembali menyapa. Nindy baru saja tiba di rumah mertuanya. Ini syarat Shandy jika ingin keluar rumah sakit sore ini juga.
"Nindy," Nindy menoleh dan mendapati seorang wanita parubaya.
"Iya, umi," balas Nindy ramah.
"Maafin umi dan abi ya sayang, gara-gara kami kamu kenal Maria dan begini jadinya," Nindy tersenyum.
"Ga papa umi, mungkin ini udah jalannya, Nindy malah bersyukur bisa kenal Kak Shan, dia baik banget sama kita," balas Nindy.
"Kita?"
"Iya, aku sama Zweitson, bahkan Kak Shan memperlakukan Zweitson sama persis kayak Kak Shan memperlakukan Fiki sama Fajri," umi tersenyum. Seperti itulah putranya, ia akan melakukan segalanya untuk orang yang ia sayang.
"Assalamu'alaikum, eh ada umi," ucap seorang lelaki yang tak lain adalah Shandy.
"Waalaikumsalam," balas keduanya.
"Nih, gue beliin lo nasi padang, inikan yang lo pengen?" tanya Shandy. Melihat bungkusan yang dibawa Shandy membuat mata Nindy berbinar.
"Ya sudah, umi keluar dulu ya," ucapan umi dibalas anggukan oleh Shandy dan Nindy.
"Lo ngidam atau gimana? Dari pagi ribut nasi padang mulu," kesal Shandy.
"Ngidam ngidam," gerutu Nindy.
"Kenapa kita ga kedokter kandungan? Dicek gitu barang kali beneran ngisi," ucap Shandy sambil menyuapi istrinya.
"Ya kali secepet itu, kak," balas Nindy.
"Ya barang kali kan?"
"Oke nanti di coba, kalau gue udah membaik," Shandy hanya mengangguk sekilas. Ia ikut menyuap satu sendok kedalam mulutnya, ia penasaran dengan rasa nasi padang bungkus, beda atau sama kayak makan ditempat.
"Lebih enak makan ditempat ya," ucap Shandy.
"Iya, salah situ ga ngebolehin," celetuk Nindy. Shandy dah menghiraukan, ia fokus menyuapi Nindy.
"Gue sayang lo Nin, tapi gengsi gue gede buat ungkapin semua itu," batin Shandy. Ia sudah jatuh hati pada mantan sekertaris nya itu.
"Kenapa liatin aku gitu?"
"Lo cantik," ucap Shandy tanpa sadar.
"Hah? Apa? Ga denger," ucap Nindy. Ia dengar apa yang Shandy ucapkan, hanya memastikan saja kalau suaminya itu memuji dirinya.
"E-engga, bukan apa-apa kok, gue ambil minum bentar," Shandy berlalu begitu saja. Nindy tersenyum tipis. Ia merutuki semua perkataannya tentang Shandy. Kini ia jatuh pada lubang cinta. Gara-gara sering ketemu dan saling bikin nyaman. Ia akui ia kembali merasakan baper, setelah sekian lama mati rasa.
"Nih, lo harus sembuh ya," Nindy mengangguk.
"Makasih,"
Ya elah, gengsi digedein
Bocil menjauh deh ~ Shandy
┐( ̄ー ̄)┌ Terserah
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Bos Shandy [END✔|| Terbit]
FanfictionTerbit di Firaz Media Publisher Bagaimana jadinya jika kita dijodohin sama bos kita? Apalagi bos nya tuh nyebelin banget, suka nyleneh. Namun, perjodohan ini berbeda dengan perjodohan pada umumnya, yang dibicarakan baik-baik dan bertemu disuatu kes...