Happy Reading~
Beberapa saat kemudian semua anggota keluarga sudah berkumpul di meja makan. Namun dari tadi Shandy dan Nindy saling menatap, yang satu tatapan kesal yang satu tatapan mengejek. Rupanya perang mereka belum usai.
"Penganten baru kok gitu"
"Iri bilang boss"
"Sopan banget ya Shan" Timpal Umi,
"Iya Mi"
Spontan Nindy mencubit lengan Shandy. Ya ampun punya suami ga ada akhlaknya bener.
"Aduh sakit, maen cubit cubit aja. Ini tangan bukan kue cubit. Gila perih banget"
"Nyrocos mulu, ga sopan tau ga? "
"Ga"
"Sabar banget gue"
"Harus sabar ka, gue aja ga nyangka punya abang modelan dia" Ucap Fajri santai.
"Yes bener banget" Timpal Fiki.
"Sama gue juga ga nyangka punya ade modelan lo"
"Udalah aing mah dinistain mulu, mending berangkat, assalamu'alaikum temen-temen" Ucap Fiki sambil mengikuti gaya opening salah satu youtuber Indonesia.
"Kuat banget ngadepin sikap abang adenya" Batin Nindy menatap iba Fajri.
"Aji berangkat dulu, Assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam"
Setelah sarapan, Nindy membantu ibu mertuanya untuk beberes meja makan dan cuci piring. Dia sadar diri kok, kalau disini ia pendatang.
Tanpa ia sadari, seorang pemuda, eum pemuda bukan yah? Bingung jadinya. Oke pemuda.
Ulang
Tanpa ia sadari, seorang pemuda memperhatikan setiap gerak-geriknya. Pemuda tersebut tersenyum jail, sepertinya ia akan melakukan sesuatu untuk menjaili Nindy.
"Nindyyy kecoaaa!! " Teriak Shandy tiba-tiba.
"Aaaaa mamah ada kecoa" teriak Nindy sambil naik ke kursi yang kebetulan ada dibelakangnya.
Suara tawa terdengar begitu lantang. Suara tersebut berasal dari seorang lelaki, ia memegang perutnya dan sesekali menyeka air matanya.
"Pak Shandy!! Ga lucu tau"
"Hahahaha, lucu banget sumpah. Sampe naik kursi hahahahaha"
"Astaghfirullah ada apa ini? Nindy kenapa naik kursi nak? " Ucap Umi yang datang karena teriakan Nindy.
"Pak Shandy tuh Mi, jail banget"
"Aduh aduh umi sakit mi" Shandy mendapat jeweran dari umi nya. Ia diseret menuju tempat cuci piring.
"Cuci piringnya"
"Abis jewer nyuruh" Celetuk Shandy.
"Salah siapa? Bukannya bantuin malah ngrecokin"
"Ntar ya mi, kuping Shandy panas banget nih"
"Ga ada ntar, beresin sekarang yah Shandy Maulana anak umi yang ganteng"
"Baru tau yah kalau anakmu ini ganteng" Ucap Shandy namun tak ada respon dari siapapun, Shandy pun membalikkan badannya, umi dan Nindy berjalan menjauh darinya.
"Nasib orang ganteng ya gini" Gerutu Shandy.
Setelah mencuci piring, ia menuju kamarnya untuk merebahkan tubuhnya. Lumayan lelah mencuci piring.
"Cape yah? " Ucap Nindy saat mereka berpapasan ditangga.
"Mau gue pijitin? " Tawar Nindy
"Emang bisa? "
"Kaga sih"
"Punya istri gini amat"
"Ye harusnya anda bersyukur punya saya"
"Hirisnyi indi birsyikir pinyi siyi, halah ngomong apaan" Ucap Shandy sambil berlalu.
Nindy hanya bersikap bodo amat dan melanjutkan aktivitasnya. Sementara itu Shandy duduk di sisi ranjang dan membuka laci nakas. Disana terdapat foto masa SMA nya bersama ketiga sahabatnya. Bukan 4 orang yang berada difoto tersebut, melainkan 5 orang, dengan perempuan ditengah mereka. Dia adalah gadis yang pernah mengisi hari-hari Shandy. Namun sebuah kejadian mengharuskannya merelakan gadis tersebut.
"Apa kabar lo sekarang? Gue kangen lo" Lirih Shandy.
Bang Shan dia siapa?
Inget udah punya bini woy, maen bilang kangen ke cewe lain.Cie yang pada penasaran.
Biarin ah, see you next part
Jangan lupa vote and comen
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Bos Shandy [END✔|| Terbit]
FanfictionTerbit di Firaz Media Publisher Bagaimana jadinya jika kita dijodohin sama bos kita? Apalagi bos nya tuh nyebelin banget, suka nyleneh. Namun, perjodohan ini berbeda dengan perjodohan pada umumnya, yang dibicarakan baik-baik dan bertemu disuatu kes...