Jam sudah menunjukan pukul tujuh malam. Zia, masih betah berlama lama di panti asuhan ini. Karena ia yakin jika berada di rumahnya pasti akan di marahi oleh ibu tirinya walupun ia tidak berbuat salah
Zia dan Maya sedang duduk di salah satu kursi taman kecil di belakang panti KIP. Yang sengaja di buat untuk anak anak bermain.
"Zi, kamu belum pulang sayang? Ini udah malem loh. Nanti Papamu nyariin." Ucap Maya yang berada di sebelah Zia
"Em..Iya Bun, Kalo gitu Zia pamit dulu ya." Pamit Zia dan berdiri membenarkan gamis nya lalu menyalimi Maya
Cup!
Maya mengecup kening Zia, dengan penuh sayang. Dirinya sudah di amanati oleh sang Almarhumah kakanya untuk menjadi ibu pengganti bagi Zia.
"Iya sayang, Waalaikumsalam. Kamu mau diantar bunda? Atau sendiri aja?." Tanya Maya sambil mengelus kepala Zela yang terbalut dengan hijab berwarna cream itu
"Em..sendiri aja deh kayanya Bun, masih jam tujuh juga. Lagian kan gak terlalu jauh sama rumah Zi." Jawab Zia kemudian tersenyum. Memang jarak rumah Zia dengan panti asuhan KIP tidak lah terlalu jauh hanya beberapa meter saja kurang lebih sekitar 900 meter
"Bener? Sama bunda aja dianter ya nak. Bunda khawatir sama kamu."
"Bunda lupa? Zi, kan bisa bela diri. Kalo ada apa apa bisa gini nih" Zia memperagakan seperti orang sedang berkelahi kemudian tertawa. Maya yang melihat itu tertawa melihat kelakuan Ponakan tersayang nya itu.
Maya tau ibu tiri Zia jauh dari kata baik. Dirinya sudah mengetahui ternyata Zia sering di pukul atau di tampar oleh kedua orang tua nya itu.
Saat Zia akan di urus olehnya di panti asuhan, dilarang oleh Papanya dan ibu tirinya itu. Maya tau mereka hanya memanfaatkan Zia saja untuk sekedar mengurus urusan rumah besar itu. Seperti mengepel, menyapu, mencuci, masak dan lain lain itu di lakukan oleh Zia sendiri.
Terkadang ibu tirinya yang mengerjakan nya sesekali saja.
Itu yang membuat Maya geram, rasanya ingin menendang orang tua yang seperti itu. Tapi, terus saja di cegah oleh Zia untuk tidak memarahi mereka berdua. Dirinya terlalu baik walaupun sudah berapa kali di sakiti oleh orang tua nya
"Udah-udah. Sekarang pulang gih, nanti kemalaman" ucap Maya menghentikan aksi keponakannya
"Bunda jahat! Masa anaknya di suruh pulang. Ngusir nih" Zia pura pura merajuk
"Zi, bukan gitu. Nanti kamu di marahi papa mu loh. Bunda gak mau kamu di pukul papa mu lagi" Balas Maya sembari menatap Zia sendu. Kata kata Maya mampu membuat Zia tidak bergeming
Benar kata tantenya ini, dirinya pasti akan di marahi dan di pukul oleh ayahnya jika pulang terlalu larut malam.
"Zia,gak akan di marahin Papa lagi kok. Bunda tenang aja okee?" Zia tersenyum manis bahkan sangat manis sekedar untuk menghilangkan rasa khawatir pada tantenya itu
"Iya sayang, kamu hati hati ya. Kalo ada apa apa langsung telpon bunda."
"Iya bunda siap, kalo gitu Zia pamit ya. Assalamualaikum, dadahhhh bundaa nya Zian" Pamit Zia setengah berteriak
Zia melewati jalan yang sedikit sepi itu. jalan ini memang tidak banyak dilewati oleh pengendara motor atau mobil, karena katanya disini tuh jalannya lumayan rawan, pernah ada beberapa kejadian seperti di copet lah atau di todong lah dan lain lain. Tapi, ia tidak menghiraukan berita tersebut baginya tidak usah takut karena Allah selalu bersama dengan kita. Kaki nya terus melangkah melewati jalanan tersebut tetapi tatapannya kosong lurus ke depan.
Zia gadis yang kuat, ia bisa menyembunyikan luka yang sangat dalam dengan senyumannya itu. Membuat semua orang salah nilai kepada Zia. Dianggap nya gadis itu seperti tidak memiliki masalah karena terlihat dari aura wajahnya yang selalu cerah dan periang, padahal di balik itu semua didalam diri Zia terdapat banyak sekali luka, masalah dan kesedihan. Ia pandai menipu dunia
Mamanya pergi meninggalkan Zia disaat dirinya sedang berusia 13 tahun, disaat itu Zia sedang ujian sekolah dan mendengar mama nya meninggal sempat membuat Zia shok berat. Pada saat itu Zia menjadi gadis yang pemurung selalu melamun, selalu menangis tiap malam. Baginya hidupnya tidak ada gunanya lagi setelah Mama tercintanya pergi meninggalkan nya sendiri.
Pada saat itu Zia benar benar terpuruk, disaat dia butuh sandaran sama sekali tidak ada orang yang memedulikannya. Bahkan Papanya saja tidak peduli? Ia sibuk dengan dunianya sendiri. Setelah kejadian itu Papa nya mengalami kebangkrutan, perusahaan nya bangkrut dan melampiaskan kekesalannya kepada anak semata wayangnya itu.
Saat itu lah Zia sempat tinggal dengan Maya di panti asuhan selama satu tahun, di panti asuhan Zia masih sama seperti di rumahnya sering melamun, tidak mood makan, badannya kurus, membuat siapa saja yang melihatnya pritahin. Maya terus menghibur keponakan tercinta nya hingga akhirnya Zia kembali menjadi Zia. bukan Zia yang murung lagi, bukan Zia yang suka melamun dan bukan Zia yang selalu menangis lagi.
Dari situlah Zia menjadi gadis periang dan gadis yang selalu menutupi lukanya sendiri, menanggung semua penderitaan, masalah, beban semuanya ia tanggung sendiri. Bahu Zia terlalu kuat menopang semua itu sendiri.
Setelah kondisi Zia pulih, Papa nya itu meminta Maya untuk mengembalikan anaknya padanya. Sempat berargumen dengan Maya karena masalah hak asuh Zia. Maya tidak bisa apa apa karena Papa nya Zia lah yang berhak mengurus gadis kecil itu.
Tak lama dari itu beberapa bulan kemudian, Arman-Papanya menikah lagi dengan seorang janda yang bernama-Kartika Santica. Ibu tirinya itu memiliki anak perempuan yang sepadan dengan Zia hanya lebih tuaan anak dari ibu tirinya itu. Kedua salah ralat ketiga nya tidak memperlakukan Zia dengan baik di rumahnya itu.
Assalamualaikumm
Oke gimana nih part ke 2? Seru gak? Pasti gak lagi haha😂😭. Ada yang nangis gak baca tentang kehidupan Zia? Gak deh kayanya wk😭
Oke gapapa lah ya? SEMANGAT!? Jangan lupa tinggalkan jejak ya Vote komen juga ya..biar bisa lanjut okee? Dadah segitu dulu🤗🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZIA
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA]🥰🙏 Dijodohin sama cowok yang sikapnya dingin, cuek gak mau di atur apalagi ketua geng motor?! Yang ceweknya tau agama terus gimana kisah mereka selanjutnya? Yuk baca aja! "Kenapa, Papa ingin menjodohkan Zia?" Tanya Zi...