Dua Puluh Tiga || Apartement

1.8K 168 38
                                    

Kenan sedang sibuk memindahkan barang-barang ke mobil, dibantu oleh Zaidan kakak iparnya.

"Semuanya udah, Ken?" Tanya Papanya

Kenan melirik bagasi mobil lalu mengangguk. "Udah, Pah." Sahutnya

"Thanks, Bang." Lanjutnya pada Zidan seraya menepuk pundak kakak iparnya itu

Zidan mengangguk. "Yoi, santai" jawab Zidan, memang mereka terlihat sangat akrab seperti adik kakak kandung

"Zia, sayang. Kamu baik-baik disana ya jadi istri yang baik buat Ken, kalo Ken gak nurut lapor aja sama Mama ya." Ucap Elis kepada menantunya disusul kekehannya

Zia mengangguk, "Iya Ma. Zia Inn syaa Allah akan jadi istri yang baik buat, Ken." Jawabnya kemudian tersenyum

Kenan berdiri, "Ya udah. Ken pamit ya, keburu siang. Assalamualaikum" Pamit nya terlebih dahulu menyalimi semua keluarga nya, kemudian memasuki mobilnya.

Zia Sebenarnya sudah berpamitan tadi saat Kenan sedang memindahkan barang-barang mereka ke mobil. Tapi, berpamitan kembali pada semuanya. Setelah selesai baru menyusul suaminya ke dalam mobil

Mobil Kenan mulai melaju perlahan meninggalkan rumah Mama nya, keluarga nya melambaikan tangan kepada mereka.

****

Didalam mobil hanya ada Ken dan Zia saja, suasana mobil sangat hening tak ada sepatah katapun atau obrolan yang membuat suasana menjadi lebih hangat.

Mereka berdua sama-sama menutup mulut tak ada yang memulai percakapan satu sama lain, hingga akhirnya tiba disebuah parkiran besar didepan sebuah gedung tinggi

Ya, mereka sudah sampai di Apartement milik Kenan. Kenan keluar dari mobil dan langsung membuka bagasi dan menurunkan empat koper yang ada di dalamnya.

Zia menghampiri Kenan. "Lo, bawa satu koper. Tunggu disini gue mau ke dalam dulu" Kenan meninggalkan Zia dan memasuki gedung tinggi itu

Beberapa menit berlalu Kenan datang dengan salah satu satpam Apartement ini,

"Pak, tolong bawakan dua koper ini ke lantai dua no kamar 250 A ya." Ujar Kenan seraya menggeret satu koper begitupun sama dengan Zia.

Mereka memasuki lift didalam nya hanya ada Zia dan Kenan, satpam yang tadi memilih untuk memakai lift yang lain.

Pintu lift terbuka, mereka berdua keluar dari lift. Kenan langsung berjalan menuju pintu apartemen nya diikuti oleh Zia. Kenan membuka dahulu password Apartement nya.

Ceklek

Pintu apartemen terbuka, kakinya langsung memasuki ruangan yang terbilang luas itu. Yang pertama kali Zia lihat adalah ruang tamu yang terlihat sangat-sangat berantakan.

Banyak plastik-plastik bekas cemilan dan kaleng-kaleng minuman bersoda, bantal yang tergeletak dilantai, karpet yang tidak rapi, terdapat bekas air yang tumpah dan masih banyak lagi.

Zia mengucapkan salam terlebih dahulu, sebelum lebih lanjut melangkahkan kakinya menuju dalam. Zia meletakkan koper nya di dekat sofa, matanya menyusuri setiap sudut Apartement suaminya itu. Ini sungguh seperti kapal pecah.

"Ken, ini gak salah? Kenapa berantakan kaya gini?" Tanya Zia seraya melirik Kenan yang sedang duduk di sofa sebelah kiri

"Gapapa" sahutnya dingin seraya memainkan ponselnya

KENZIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang