Sepuluh || Beres beres

919 98 23
                                    

    "Boleh aku egois? Aku juga selalu ingin dipedulikan oleh mereka, namun itu hanyalah angan angan ku saja" -Zianna




Zia melangkahkan kakinya menuju koridor kelas XII IPS 1 yang tepatnya berada di seberang kelasnya. Disana terlihat gerombolan lelaki sedang berjalan dengan sesekali bercanda

Zia mulai mendekat ke arah gerombolan lelaki itu, mereka tersadar bahwa Zia akan menghampiri mereka.

Revan yang melihat Zia berjalan ke arah dirinya dan teman-temannya mulai berancang-ancang untuk mengombali Zia

"Eh, ada Nweng Zia. Lagi ngapain disini?" Ujar Revan saat Zia sudah berada di depan mereka.

"Mau ketemu Alam boleh?" Sahut Zia sembari sedikit menunduk

"Lam, dicariin bidadari tuh. Gercep juga si Kutub, tiba tiba ada yang cariin" seru Zelvin

"Hooh, diam diam menghanyutkan Lo. Lam," Andre memukul lengan Alam

Kenan? Cowo itu dari tadi tidak menghiraukan keberadaan Zia. Wajahnya masih sama datar tidak berubah, saat dia tau bahwa Zia akan menghampiri mereka tubuhnya ia geserkan ke samping

"Zia, kok nunduk terus? Emang tuh lantai lebih ganteng ya dari babang Evan?" Gombal Revan tak lupa dengan kekehannya

Zia hanya sedikit menunduk lalu menggeleng kan kepalanya. "Gapapa"

"Buset! Singkat bener neng, cantik cantik kok dingin sih. Jangan dingin-dingin nanti kedinginan" Sahut Zelvin kemudian menyengir

Zia sudah merasa tidak nyaman dengan gombalan gombalan mereka. Dirinya sungguh sungguh risih karena di tatap oleh mereka semua, kecuali Kenan cowo itu memainkan handphone nya

Alam anak itu malah diam saja menyimak mereka semua, memang Alam benar benar dingin. Dirinya akan membawa Zia jika gadis itu sudah benar benar tidak nyaman Batinnya

"Zia, si Zelvin suka tuh! Katanya dari kelas 10 udah lama kan" Ujar Angga heboh mengompori suasana

"Heh! Apa-apaan, Lo. Gak Zi jangan di percaya omongan si Kompor gas" sahut Zelvin kemudian melirik Angga dengan sinis

"Tuh bener, Zi. Cocok juga tuh namanya sama-sama dari Z" Angga ikut ikutan

Astagfirullah Batin Zia

"Yeh! Kok gitu sih?! Cocok kan sama gue daripada tuh sama buaya darat!" Jawab Revan sewot sambil menoyor kepala Angga yang berada dibelakang nya

"Kok, Lo sewot sih. Van? Jangan jangan Lo cemburu" Alex tertawa

"Hah?! Zia itu cantik coy! Mana ada laki laki yang gak suka sama dia" Revan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil memperlihatkan giginya yang rapih

Zia sudah risih, dia sedikit tidak suka jika dirinya di puji oleh lelaki yang bukan mahramnya bahkan kenal saja tidak. "Maaf, gue cuma mau ketemu sama Alam"

Alam yang tau dari gerak gerik Zia yang sudah mulai risih langsung membelah jalan teman temannya

"Bentar, Ikut gue" Alam berjalan mendahului Zia dan di ikuti olehnya

Alam dan Zia berada sedikit jauh dari tempat teman temanya. Keenam lelaki itu malah sibuk mendumel karena Alam membawa Zia karena mereka belum mengombali mangsanya

"Kenapa?" Tanya Alam to the point

Zia menyodorkan buku tebal itu. "Dari Pak Bardi, gue cuma mau kasih ini. Kalo gitu gue permisi"

KENZIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang