Sembilan Belas || Pertemuan Dua Keluarga

1.3K 136 8
                                    

Happy reading ❤️



Yakin lah pada sang pencipta skenario terbaik, keyakinan kita padanya tidak akan mengecewakan hasil -Z.A.H

Hari demi hari terus berjalan setelah Zia bertemu dengan Kenan di Mall dirinya ataupun Kenan tidak pernah saling berbicara lagi. Bagi mereka, mereka adalah kedua orang asing

Zia sedang menelungkupkan kepalanya pada tumpuan tangannya yang berada di atas meja cafe, hari ini Zia sangat bingung dan pikirannya kacau

Brakkk!

"Heh! Zia, Lo kenapa sih? Udah beberapa hari murung terussss" Ujar Gisel seraya menggebrak meja

Alhasil membuat Zia kaget kelimpungan sendiri karena gebrakan temannya. "Astagfirullah, Isell. Ngagetin aja tau gak?" Sahut Zia seraya mendongak menatap Gisel jengah

"Tau nih, untung si Zia gak jantungan kalo jantungnya copot gimana coba? Btw, tapi bener loh yang dibilang sama Gisel Lo murung terus akhir-akhir ini" timpal Yura, memang akhir-akhir ini Zia selalu murung tidak banyak bicara bahkan kalo di tanya jawab nya kemana

"Lo, kenapa Zi? Ada masalah coba cerita sama kita." Kata Vania yang bersender pada kursi

Apa gue harus bilang jujur sama mereka? Kalo gue mau di jodohin tapi gue malu kalo bilang sama mereka Batin Zia

Zia menghela nafas panjang, "Hufttt...Gapapa kok, gue gak ada masalah. Kita ke tempat lain yu?" Tanya Zia mengalihkan pertanyaan dari teman-teman nya

"Kebiasaan! Kalo di tanya jawab nya gapapa. Rasanya pengen gue gampar dah" celetuk Yura sebal karena mendengar jawaban temannya itu

"Zi! Gue tau ada yang ganjel di pikiran Lo kan? Gak usah bohong sama kita. Kita tau Lo lagi banyak pikiran" Ucap Vania setengah membentak, zia tidak merasakan sakit hati atau pun tersinggung Vania membentaknya karena itu sudah biasa dan itu merupakan bentuk pedulinya pada Zia

"Iya, Zi. Lo anggap kita apa? Sahabat? Ini yang namanya sahabat tapi giliran ada masalah gak mau cerita?!" Timpal Gisel

Zia melirik mereka bertiga dengan tatapan Sulit diartikan, harus bagaimana ini apa dirinya harus jujur pada ketiga sahabatnya ini?

Mau gak mau Zia harus memberitahu kan semua ini agar tidak terlalu membebani pikiran Zia. Dan harus saling jujur, terbuka sama sahabat

"Oke, gue jujur tapi gue malu ngomongnya. Apa kalian masih mau temenan sama gue kalo gue udah bilang yang sebenarnya?" Ucapnya dengan pelan

Vania berdecak, "Ck! Zi, kita ini sahabat kan? Mana mungkin lah kita kaya gitu. Jujur aja lebih baik bukan?" Tuturnya

"Bener tuh"

"Iya, Zi. mending Lo jujur aja sama kita siapa tau dengan Lo cerita ke kita itu bisa mengurangi beban pikiran, Lo" jawab Yura memberitahu Zia

Zia melirik Kanan dan kiri ternyata cafe nya ini masih kosong hanya ada mereka bertiga dan beberapa orang serta pelayan. Ya, mereka sedang di cafe milik Zia, karena masih sore jadi masih belum banyak pengunjung di cafe ini. cafe ini sebenarnya milik almarhum mama nya Zia tapi setelah meninggal di pegang oleh Zia.

Zia memutuskan untuk memberitahu kan hal tentang perjodohan nya kepada teman-temannya itu

"G-gue mau jujur, tapi k-kalian jangan kaget. D-dan gue mohon tetep temenan sama gue ya" Ucap Zia sedikit gugup

Teman-temannya yang mendengar itu curiga hati mereka sudah Dag Dig Dug

Jangan bilang Lo hamil Zi! Gue gak sanggup Batin Gisel ngawur

KENZIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang