Dua Puluh Lima || Boncengan berdua?

1.3K 135 23
                                    

Kennan berdiri didepan kaca lemari pakaiannya, tangannya sibuk mengancingkan kancing seragam putih nya itu. Setelah memasang kancing Ken langsung menyisir rambutnya dan memakai parfum khas dirinya.

Penampilan Ken bisa dilihat tidak rapih karena baju seragam yang dikeluarkan, tidak memakai dasi dan dua kancing atas yang tidak dikancingkan.

Itulah khas seorang Kennan tidak suka rapi dalam berseragam, tapi mampu menarik para kaum hawa

Kennan menatap dirinya di pantulan cermin terlihat diujung matanya memar dan ujung bibirnya sobek tapi tidak terlalu besar. tak lama kemudian tangannya menyambar kunci motor yang menggantung di tempatnya dan menenteng tas sekolah nya di pundak sebelah kiri.

Kennan berjalan keluar kamar, baru beberapa langkah kakinya terhenti. Aroma masakan menusuk indera penciuman nya, Ken menajamkan penciuman nya dan benar ini arahnya dari dapur.

Kakinya melangkah mengikuti aroma masakan itu, dan berhenti di depan dapur. Disana terlihat seorang wanita yang memakai seragam putih abu-abu sedang berkutat dengan alat-alat dapur.

Kennan menatap wanita itu yang tak lain adalah Zia, matanya terus menatap Zia yang sedang memasak entah memasak apa. Tapi aroma nya mampu membuat perutnya bunyi

Ken melanjutkan langkahnya dan duduk di meja makan yang tak jauh dari dapur jaraknya hanya beberapa meter saja. Zia tidak mengetahui bahwa dari tadi ada yang mengawasi nya

Enak juga punya istri tiap hari dimasakin, jadi gue gak perlu masak cape-cape Batin Kennan yang masih menatap Zia

Tanpa ia sadari seulas senyum tipis terbit dari bibirnya, tak lama kemudian Ken menggelengkan kepalanya menyadari pikiran nya barusan yang salah bagi dirinya.

Mikir apaan sih gue batinnya kembali

"Alhamdulillah selesai" ucap Zia yang sudah beres memasak balado udang dan goreng ayam serta tumis kangkung. Zia membalikkan badannya dan melihat Ken sedang duduk dimeja makan sedang menatap nya membuat nya terkejut dan langsung beristighfar

"Astagfirullahaladzim" ucapnya beristighfar karena kaget seraya meletakkan makanan yang baru saja dibuatnya dimeja makan

"Kenapa Lo?" Tanya Ken dengan nada dingin

"E-enggak, Kamu sejak kapan disitu?" Tanyanya seraya menatap Ken

"Barusan" jawabnya berbohong

Zia hanya menganggukan kepalanya mengerti, "Mau makan apa?" Tanya Zia

"Apa aja" sahutnya dengan singkat padat dan jelas.

Zia mengambil piring dan mulai mengalaskan nasi untuk Ken. "S-saya ambilin semuanya menu aja ya." Ucapnya memperjelas apa yang ia tuangkan di piring Ken

Kennan mengambil piring yang sudah Zia alasi lalu mengambil sendok dan garpu kemudian memasukan suapan pertama nya. Begitupun dengan Zia mereka makan dengan tenang tidak ada yang bersuara hanya dentuman sendok garpu yang terdengar.

Setelah selesai makan Zia menatap Ken yang sedang fokus meminum susu coklat miliknya, pandangan Zia hanya tertuju pada luka yang berada di wajah Ken. Lalu Zia beranjak dari duduknya untuk mengambil P3K yang semalam berada di depan pintu kamar Kennan.

"Ken, tunggu disini. Jangan kemana-mana!" Ucap Zia seraya melengos pergi

Tak lama dari itu Zia kembali membawa kotak P3K dan berjalan menuju meja makan, disana terlihat Ken yang masih meneguk susu coklat syukurnya Kennan menuruti perkataan Zia untuk tidak pergi kemana-mana.

Zia berjalan melangkah mendekati Kennan, dan menggeser kursi yang berada di sebelah Ken. Kemudian mendudukkan bokongnya dikursi tersebut

Kennan menoleh ke samping halisnya mengangkat satu, "Ngapain Lo?" Tanyanya dengan nada dingin

KENZIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang