Tiga Puluh || Berangkat Bareng

378 53 110
                                    

Kennan menatap pantulan dirinya di depan kaca, seragam yang di keluarkan dibalut dengan jaket kulit hitam, tidak memakai dasi. menurutnya penampilan nya ini sudah rapi, Tapi di mata orang lain penampilan Ken itu jauh dari kata rapi.

Kennan langsung menyambar kunci motor yang berada di atas nakas lalu berjalan keluar kamar. Saat kakinya mulai melangkah keluar kamar tiba-tiba aroma masakan menusuk kedalam indera penciuman nya. Yang mampu membuat perut kosong nya keroncongan.

Ck! Zia pasti masak, mana perut gue laper lagi. Batin Kennan

Aroma itu kembali tercium membuat perut Ken tambah keroncongan meminta untuk di isi, tapi dirinya terlalu gengsi untuk sarapan hari ini.

Tapi, hasrat ingin makan nya tak bisa ia bendung, akhirnya ia kembali menurunkan gengsi nya itu.

Pasalnya perut nya sudah sangat melilit hanya dengan mencium aroma masakan perempuan itu, seperti nya Kennan akan kecanduan untuk selalu memakan masakan buatan Zia.

Kennan pergi menuju dapur dan disana ternyata Zia sedang menuangkan nasi goreng yang sudah ia buat, lalu Ken duduk di kursi meja makan menunggu Zia membawa nasi goreng itu.

Saat Zia berbalik jantung nya berdegup kencang, kaget karena kedatangan Ken yang selalu saja muncul tiba-tiba. Tapi, Zia senang karena Ken pasti akan sarapan bersamanya pagi ini. Senyuman manis terukir di wajah cantik Zia, Ken yang melihat itu terkesima.

Shit! Kenapa manis banget senyum nya

Tak lama dari itu Ken langsung mengalihkan pandangan nya, ia tidak mau ketahuan terpesona dengan senyum manis Zia. Bisa bisa turun image seorang Kennan !

Zia menyodorkan piring nasi goreng itu pada Kennan, senyuman manis itu terus terukir di wajah cantiknya. "Dimakan dulu." Ucap Zia dan hanya di balas deheman saja oleh Ken

Mereka berdua mulai memakan nasi goreng itu, tidak ada yang bersuara seperti biasa hanya terdengar dentuman sendok dan garpu yang saling beradu. Setelah selesai Zia menuangkan air putih pada gelas dan menyerahkan pada Ken dan diterima baik oleh Ken.

"Emm...masakan saya enak gak?" Tanya Zia hati-hati takut jawaban nya tidak sesuai ekspektasi

Kennan menatap datar wajah Zia, "Biasa aja" jawab nya singkat. Tapi, di dalam hatinya ia akui masakan Zia itu enak bahkan sangat enak. Membuat lidah nya terus saja ketagihan masakan Zia. Gengsi nya terlalu besar untuk mengatakan bahwa masakan Zia itu sangat enak.

Zia yang tadinya tersenyum langsung sedikit cemberut, benarkan. Jawaban Kennan tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan.

Masa sih biasa aja? Tapi, kalo Ken makan selalu nambah selalu lahap. Apa iya rasa masakan aku gak cocok di lidah Ken? Gumam Zia dalam hati

Kennan beranjak dari kursi setelah selesai makan, dan berjalan menuju pintu apartemen. Zia yang melihat itu hanya tersenyum tipis lalu menghampiri Ken dan langsung mengulurkan tangan, Ken yang paham langsung menyambut tangan Zia dan Zia pun mencium tangan Ken.

Entah mengapa saat Zia mencium tangan nya hatinya selalu berdesir merasakan gelenjar aneh di dalam hatinya, ada rasa hangat saat Zia memperlakukan dirinya seperti itu.

"Hati-hati di jalan, jangan ngebut-ngebut bawa motornya ya." Ucap Zia lalu kembali ke meja makan dan mengambil piring kotor lalu mencucinya, setelah itu Zia pergi ke kamar mandi dan berwudhu kembali. Memang jika setelah menyalimi tangan Ken ia langsung kembali berwudhu, Karena Zia itu kemana-mana tidak pernah lepas dari wudhu. Inn syaa Allah dia akan selalu menjaga wudhu.

Beberapa menit kemudian Zia berjalan menuju pintu apartemen, dan ia terkejut ternyata disana masih terdapat Kennan yang sedang bersender pada pintu dengan tangan menyilang di depan dada.

KENZIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang