Happy reading ❤️
•
•
•
•Teng...Teng...Teng
Ini bukan suara bel istirahat atau pun masuk kelas, ini suara bel waktunya melaksanakan upacara. Murid murid yang mendengar suara bel tersebut langsung saja berhamburan keluar kelas
Untuk membuat barisan masing masing dimulai dari kelas 10,11 dan 12. Hampir semua guru-guru dan murid-murid telah berkumpul di lapangan upacara.
Gerombolan lelaki berjalan menuju lapangan dengan santai sambil melontarkan candaan-candaan yang mereka buat sendiri. Kenan yang memimpin mereka, sudah di pastikan mereka akan mengambil barisan paling belakang
Ketujuh lelaki itu saling seret memperebutkan barisan paling belakang. Mulai gaduh membuat Pak Bardi yang sedang bersama guru-guru menatap tajam mereka semua
"KALIAN YANG DI BARISAN PALING BELAKANG, BARIS YANG BENAR!" Teriak Pak Bardi
Seketika gerombolan remaja itu diam dan sesegera mungkin berbaris dengan benar, keadaan sudah mulai kondusif dan tidak lagi gaduh. Pak Bardi berjalan menuju tengah-tengah lapangan
Pak Bardi sudah berdiri di tengah-tengah lapangan yang di kelilingi murid-murid, pandangannya lurus ke depan. tangannya meraih microfont dan mulai mengeluarkan kalimat yang akan di lontarkan nya
"Cek! Cek!" Pak Bardi mengecek terlebih dahulu mikrofon nya
"Kita akan melaksanakan upacara! Baris dengan benar tidak boleh ada yang ribut, upacara dilakukan dengan khidmat!" Ucap Pak Bardi tegas seraya menatap menyeluruh murid-murid
"Baik Pak" Jawab semua murid hampir serempak
Upacara di mulai dengan khidmat tak ada yang bersuara sedikit pun, akhirnya Pak Bardi mulai berpidato setelah di persilahkan oleh pembina upacara dan menyampaikan sedikit pesan-pesan untuk anak-anak.
Upacara berlangsung dengan tenang tak ada yang bersuara hanya sedikit kegaduhan yang dibuat oleh ketujuh inti Ardolph dan anak laki-laki lainnya. Memang jika mereka upacara pasti saja mengobrol, menjaili temannya lah ataupun pura-pura pingsan.
Setelah selesai Pak Bardi membubarkan anak-anak untuk memasuki kelasnya masing masing dan memulai pembelajaran
****
Sudah saat nya sekarang bel waktunya pulang berbunyi. Semua murid keluar kelas menuju parkiran untuk sekedar menunggu jemputan dan yang membawa kendaraan masing-masing langsung pulang secepat kilat.
Zia sudah berada di parkiran dengan ketiga temannya yang bersender pada mobil Ayla berwarna putih milik Yura.
"Gapapa nih, Zi. Kita duluan?" Tanya Yura sambil menatap Zia
Zia mengangguk, "Iya. Sana duluan aja gue mau naik angkot"
"Beneran gak akan ikut nih?" Ucap Gisel meyakinkan
"Iya, Sel. Beneran udah sana cepet pulang" Zia mendorong tubuh Gisel agar masuk kedalam mobil
"Oke fine! Lo gapapa kan balik sendiri? Kalo gitu kita duluan" Ujar Yura mengalah
"Kalo ada apa-apa langsung telpon kita oke! Kita duluan bay" ujar Vania kemudian mereka masuk kedalam mobil dengan Yura menyetir dan Gisel berada di sebelah nya sementara Vania di belakang
Zia mengangguk dan tersenyum seraya melambaikan tangannya, "Siap, hati-hati di jalan ya"
Setelah mobil sahabat nya pergi, Zia berjalan sedikit menuju halte depan sekolahnya menunggu bis Transjakarta
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZIA
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA]🥰🙏 Dijodohin sama cowok yang sikapnya dingin, cuek gak mau di atur apalagi ketua geng motor?! Yang ceweknya tau agama terus gimana kisah mereka selanjutnya? Yuk baca aja! "Kenapa, Papa ingin menjodohkan Zia?" Tanya Zi...