Enam Belas || 17' Senang Atau Sedih

968 91 2
                                    

"Didalam setiap kesedihan terdapat kebahagian yang sedang menanti kita. Belajar lah menerima apapun dengan hati yang ikhlas, semuanya akan tergantikan dengan hal yang lebih indah" -Zianna

Happy reading ❤️




Malam telah tiba diatas langit yang gelap terdapat bulan. sinarnya menerangi penjuru langit, bentuknya bulat sempurna cahayanya begitu terang. Angin menghembus tenang seolah-olah malam ini adalah malam yang terindah.

Dirumah besar ini suara canda tawa terdengar di seluruh penjuru rumah. Suaranya begitu menggema karena rumah ini besar, suara tawa itu terdengar jelas di dalam indera pendengaran seorang gadis yang sedang berdiri di balkon luar kamarnya

"Ma, Malam ini Zia bertambah usia kan. Mama Zia harus senang atau sedih? Apa papa akan marah lagu, Ma?" Ujar Zia sambil menatap bulan di atas sana. Angin menyapa kulit Zia yang terbalut gamis nya

Tak lama dari itu dirinya keluar kamar dan menuruni tangga rumahnya, Disana terlihat papa dan mama nya tak lupa dengan Kakak nya sedang menonton televisi dengan tawa yang menemani mereka

Zia menghampiri mereka, "Papa, Zia mau ngomong sama Papa" Ujar Zia

Arman menoleh wajahnya kembali datar, "Ngomong apa?"

"Ikut Zia sebentar, mau? Zia mau ngomong berdua sama. Papa" sahut Zia matanya menatap Arman takut

Arman berdecak, "Ck! Ngomong disini aja!"

Zia menghembus nafas pendek kemudian mengangguk, "Papa, masih ingat ulang tahun Zia?" Tanya Zia hati-hati, Iya. Zia pastikan Papa nya akan marah karena Zia telah membuka kembali luka lama yang sudah terpendam empat tahun yang lalu

Arman diam sejenak kemudian wajahnya memerah, dirinya pasti ingat! Ya, nanti malam bergantinya hari dan besok adalah tanggal 01 Juli dimana istrinya meninggal dan besok tepat ulang tahun Zia

"Papa ingat, 01 Juli dimana kamu dilahirkan dan sialnya di tanggal itu juga kamu telah membuat istri saya meninggal" Ucap Arman dengan sedikit membentak

Jleb!

Hati Zia mencelos, rasanya hatinya sedang di tancapkan benda tajam. sakit! Mata Zia sedikit berkaca-kaca tapi sekuat tenaga dirinya untuk tidak menangis

Kartika dan Vina melirik Zia dan Arman bersamaan, wajah mereka terkejut tapi berusaha menutupinya. Vina tersenyum sinis ke arah Zia sedangkan Kartika hanya menatap Zia dengan tatapan mengejek

"P-papa, bukan Zia yang buat Mama meninggal" Jawab Zia sedikit lirih

"Jelas kamu! Karena kamu istri saya meninggal, kalo saja dia tidak membuat kejutan untukmu itu semua tidak akan terjadi!" Jawab Arman marah

"M-maaf" sahut Zia takut

Ribut lagi nih, gue suka Lo di marahin Papa Zia Batin Vina

Kasian di tuduh pembunuh terus Batin Kartika

"Maaf, itu gak mampu buat kamu menebus semuanya! Papa tidak ingin merayakannya Karena kamu sudah tidak berarti lagi dalam hidup saya" Sarkas Arman

Lagi lagi perkataan Papa nya mampu membuat hati Zia kembali sakit, sebenci itu kah Papa padanya Batin nya berkata seperti itu

"Z-zia, gak akan merayakannya. T-tapi, Zia cuma mau minta sesuatu sama Papa" lanjut Zia bibirnya sudah bergetar menahan tangisan yang akan keluar

"Sesuatu?! Papa gak akan memberikan nya!"

KENZIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang