1

7.3K 106 1
                                    

.

  
  
 

.
  
   
  
  
  
.
  
  
  
  
Drettt
   
  
  
  
.
  
  
  
  
Drettt
  
  
  
  
.
  
         
 
 
Drettt
  

  

 
(Getar alarm)

Dalam remang sebuah kamar, Apsa masih bergelung di bawah selimutnya. Pagi hari yang cukup cerah di musim dingin kala itu. Cahaya matahari seakan tak mau kalah. Menerobos masuk melalui celah awan dan gorden kamarnya.
    
  
 
"E..emhhhh", erang Apsa sambil meregangkan badannya.

"Shit.. perasaan gue baru aja tidur, udah bunyi aja tuh alarm. Sial!", omelnya lalu kemudian duduk dan meraih tumblr air minum di meja sebelah kasurnya untuk diminum.
  
  
  
Apsa memang baru saja tidur, dia mengerjakan data konsulernya untuk hari ini. Salah satunya, kasus yang menyebabkan dia harus meneliti dengan cermat adalah dugaan malprakter seorang dokter. Dalam kasus ini, dia diminta sebagai pendamping pihak korban dari Indonesia, sebelum masalah itu dibawa ke jalur hukum.

Setelah membasahi tenggorokannya, Apsa bergegas ke kamar mandi untuk sekedar cuci muka dan menggosok giginya. Setelah itu dia bergegas untuk ganti baju, dandan, dan membuat sarapan. Ya, dimusim dingin dia hanya akan mandi sepulang kerja walaupun dia tidak berkeringat. Budaya musim dingin di Spanyol membuat kebanyakan orang mandi seminggu 2-3 kali. Tapi itu tak untuk Apsa. Kebiasaan di Indonesia yang setiap hari mandi, membuatnya tetap mandi walaupun dingin dan tak berkeringat.

Jam sudah menunjukkan pukul 7.45, sangat telat baginya untuk pergi ke kantor KABEERI. Waktu untuk ke kantor membutuhkan setidaknya setengah jam menggunakan mobil. Sedangkan jam masuk kantor adalah jam 8. Apsa sebenarnya sudah sangat telat, tapi dia tidak mau melewatkan waktu sarapannya. Sifat Apsa yang acuh membuatnya lebih mementingkan dirinya sendiri daripada harus kelaparan nantinya. Toh jadwal mediasi hari ini masih pukul 9. (Apsa jangan ditiru ya gaes).
  
 
 
Sesampainya di kantor

APSA POV

Gue baru aja sampe di kantor dan gue buru-buru absen di lobby. Setelah absen, gue langsung naik ke lantai 2 tempat ruangan gue berada (Basement, Lobby, Lantai 1, Lantai 2, dst). Ternyata asisten gue udah siap di depan ruangan gue. Ah iya, nama dia Chelsea tapi gue selalu panggil dia "Laut" karna dari kata "Sea" yang berarti laut. Chelsea orang asli Indonesia yang baru akan lulus kuliah, ya hanya tinggal menunggu wisudanya. Sea ku rekrut karena saat itu aku sedang sibuk-sibuknya mengerjakan tesis program masterku.

Dulu sebelum aku menjadi Dubes, aku juga seperti Chelsea yang bekerja sambilan di KABEERI. Bedanya, dulu aku memang mendaftar karena mencari pekerjaan mengisi keseharianku yang terasa datar. Juga saat itu aku mendaftar langsung ke KABEERI dengan gelar S1. Sedangkan dia, dia mendaftar melalui sekretarisku dengan surat magangnya. Alasannya mencari pekerjaan terutama untuk menstabilkan keuangannya, hal lainnya yaitu untuk melengkapi proses magang yang menjadi syarat kelulusannya. Aku masih membutuhkannya karena saat ini pun aku sedang mengejar gelar doktorku. Lagi pula, gue seneng jadwal agenda dan kebutuhan gue setiap harinya ada yang natain.

Sebenarnya gue punya sekretaris, tapi dia hanya sekretaris kantor. Jadi tugas yang gue kasih ke Megan (sekretaris gue) cuman hal-hal yang berkaitan dengan tugas kantor. Sedangkan Chelsea, terkadang dia moving tugas dengan Megan. Seperti bagi tugas dengan Megan saat ada meeting di luar, kunjungan di luar kantor, atau sekedar mengurus berkas pekerjaan. Jelasnya, Chelsea membantu gue dan Megan, terlebih asisten pribadi gue sehari-hari. Kalok gue sama Megan kerja di luar kantor, dia yang stay di kantor untuk menerima tamu dan pekerjaan baru. Dia juga bantu Megan nyalurin berkas administrasi ke gue atau ke staff lainnya. Selebihnya, tugas Chelsea ya bantu gue dalam kegiatan sehari-hari.

Aku berjalan keluar dari lift. Di pintu depan ruangan gue udah ada si Laut. Laut langsung nyapa gue dan pas gue masuk ruangan dia juga ikut masuk. Memang Laut ngga bisa diajak santai dikit. Baru juga gue masuk eh dianya juga masuk, dengan bawa berkas lagi! Huh dasar anak magang.
  
  
  
"Miss, ini berkas terbaru dari kejaksaan untuk mediasi kasus malprakter hari ini. Mediasi akan dimulai pukul 9, silahkan Miss Apsa baca dulu berkasnya", katanya.

"Laut, Miss kan udah pernah bilang. Kalok kita lagi berdua, kamu nggak perlu formal. Dan..emang mereka on time?", tanyaku.

"Iya Miss, maaf lupa. Ya walaupun mereka ngga on time Miss harus siap-siap. Oiya Miss, Miss tau ngga? Terlapornya itu dokter muda! Dan katanya, dokternya ganteng tapi sayang...dia player" jawabnya.

"Trus?", tanyaku.

"Ya hati-hati aja Miss. Kalik aja Miss Apsa nanti malah tertarik sama dia. Kan bisa aja! Mana dokter lagi Miss, kan lumayan hehe", jawabnya lalu terkekeh.

"Aku nggak baru cari cowok Chelsea. Kalok Chelsea mauk, ya ambil aja sana!", kataku agak ngegas (kapok ngga ngegas ngga asik bund).

"Dih, padahal kalok player manteb gaul Miss! Udah profesional! Haha", katanya sambil berlalu hendak keluar ruanganku.

"Ambil aja sana! Dasar bocah mikirnya enak doang", kataku kemudian tertawa.
 
  
  
 
Kudengar Laut masih tertawa di luar sana saat kembali ke meja Megan.

Nggak lama setelah Laut keluar ruangan, gue langsung buka dokumen yang Laut bawa ke gue. Disitu tercantum semua data mediasi yang pernah dilakuin di kejaksaan dan firma hukum terlapor. Hanya saja, prosesnya di kepolisian tidak bisa diproses karena tidak adanya pendampingan dari pihak korban. Maka dari itu, mediasi ini adalah laporan kedua atas permintaan pendampingan dari pihak kedutaan.

Pengajuan kasus yang diterima KABEERI akan diusut terlebih dahulu. Penerimaan pengajuan pendampingan dari pihak kedutaan, menggunakan proses mediasi sebelum kasus ini benar-benar dilaporkan ke kepolisian dan diproses ke pengadilan. Dengan harapan kasus ini bisa ditutup secara kekeluargaan, tanpa harus melewati sidang pengadilan.

Jam saat ini menunjukkan pukul 8.52 waktu Madrid, Spanyol. Pintu diketuk dari luar, lalu kemudian masuklah Laut dengan seorang pria berjas gaya masa kini dengan rambut berpomed messy dibagian atasnya. Menyadari itu adalah pihak terlapor, aku langsung berdiri dari dudukku dan mendekat ke arah Laut.

(Mulai bahasa Spanyol, tapi karna author g bisa jadi bahasa Indo aja ya hehe)

 
 

"Maaf Miss, ini adalah Mr Steve sebagai mediator terundang (terlapor) dari mediator yang mengajukan (pelapor) mediasi pagi ini", kata Laut.

"Baik, Selamat pagi dokter Steve perkenalkan saya Apsa mediator pendamping dan penengah dari kasus anda dengan Mrs.Diana", kataku lalu mengulurkan tanganku.

"Saya Steve, tak perlu memanggil saya dengan sebutan dokter Miss Apsa", jawabnya.

"Maaf dokter ini sudah merupakan prosedurnya. Mungkin jika dokter kurang berkenan saya akan memanggil dengan Mr.Steve saja. Mari duduk terlebih dahulu Mr.Steve, sambil menunggu kedatangan Mrs.Diana", kataku.
 
  

  
Kita melanjutkan perbincangan tanpa ada Chelsea karena dia bersama sekretarisku di luar ruangan untuk menunggu Mrs.Diana. Gue memulai obrolan dengan memperkenalkan diri lebih jauh dan membicarakan tentang prosedur mediasi yang akan dilakukan. Tak berselang lama sebelum penjelasan mediasi selesai dilakukan, pintu ruangan gue kembali diketuk oleh Chelsea bersama mediator pengaju yaitu Mrs.Diana.

Gue liat si Diana ini orangnya kayak emang songong sih, keliatan banget dari mukanya. Eh ini ditambah dengan mukanya yang digarang-garangin. Difikir jadi keliatan serem bener kalik ya mukanya. Dih,
 
  
 
"Selamat pagi, Mrs.Diana bukan? Perkenalkan saya Apsa mediator penengah dalam pengajuan mediasi yang anda ajukan", sambutku.

"Ya, mohon agak dipercepat ya. Setelah ini saya masih ada acara, saya sibuk", katanya.

"Baik, silakan duduk", kataku. "Langsung saja kalau begitu...bla bla bla bla", jelasku.
 
   
  
 
 
  

Mengapa Tuhan Pertemukan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang