32

1.9K 81 4
                                    

BUAT KALIAN SEMUA PEMBACA CERITA BUNA INI MOHON KESEDIAANNYA BUAT VOTE BUNA, CARANYA

KLIK SIMBOL BINTANG PER BABNYA

.

DAN JANGAN LUPA

.

TINGGALKAN KOMEN JUGA BIAR BUNA BISA BERSUA-SAPA KE KALIAN SEMUA!

.

ANYWAY! BUAT KALIAN YANG MAU NGIKUTIN KESEHARIAN BUNA BISA BANGET FOLLOW SOSIAL MEDIA BUNA

KALIAN BISA CEK NAMA AKUN BUNA DI BIO AKUN WATTPAD BUNA
OIYA! JANGAN LUPA FOLLOW WATTPAD BUNA JUGA YA BIAR TAU BUNA UPDATE APA AJA HEHE, TERIMAKASIH

BYE SEMWA!

.

.

.


ATHOR POV

Seseorang pria duduk di sebuah kursi kantor dengan wajah yang lesu. Tangannya menjadi tumpuan kepala dengan ibu jari dan telunjuknya mengapit dua pelipisnya. Matanya terpejam didukung dengan jemarinya yang menutupi setengah wajahnya. Pria itu menghembuskan nafas secara kasar namun teratur, seolah itu bisa membuatnya melupakan hal yang dia hadapi saat ini. Pertarungan batin dalam hati dan otaknya yang membuatnya bimbang dalam mengambil keputusan.

Pria itu akhirnya mendongak, merebahkan punggungnya ke sandaran kursi yang saat ini dia duduki. Wajah rupawannya tak bisa menutupi mimik bimbang dan rasa bersalahnya yang semakin menusuk hati. Berkali-kali dia mengusap wajahnya dengan kasar menghilangkan sekelebat ingatan. Berkali-kali meyakinkan diri, untuk tak menyesali apa yang sudah terjadi. Menganggap yang sudah terjadi hanya sebuah kesalahan dan sepantasnya dilupakan.

Merenungkan sesuatu yang disesalkan dan sulit untuk dibenahi dalam kesendirian seakan malah membuatnya semakin teringat akan kesalahannya. Kenangan yang sejatinya untuk dilupakan namun berakhir dengan ingatan rasa bersalah. Keheningan malah semakin membuatnya terusik akan dosa masa lalunya. Seharusnya dia pergi ketempat ramai atau berkumpul dengan banyak orang jika ingin melupakan suatu hal. Tapi yang dia lakukan sebaliknya, pantas saja kebimbangan menyertainya.

Tangannya mulai bergerak menarik loker dalam meja kerjanya. Pria itu menekan beberapa angka dan menekan ibu jarinya untuk membuka isi loker di dalamnya. Bukan brankas, tapi loket..loker dengan keamanan semacam brankas. Diambilnya sebuah pahatan persegi dari dalam sana. Sedikit debu menutupi permukaannya, tak menjadi masalah untuknya. Jemari-jemarinya perlahan malah berusaha membersihkan pahatan persegi yang terlihat cukup usang tak tersentuh.

Ya, itu bingkai dengan seorang potret perempuan di dalam sana sedang tertawa bahagia melihat ke arah objek ini dihasilkan. Seorang wanita cantik, anggun, berkelas, tapi tampak seperti orang yang nakal dipotret candid. Ibu jari pria itu mulai mengusap permukaan foto itu seakan hal itu sebuah sentuhan kasat rasa. Ingatannya melayang kembali mengingat moment bahagia yang sebelumnya dia rasakan bersama Apsauris. Ya, perempuan cantik itu Apsauris.



"Jadi, akhir cerita kita seperti ini hm?", gumamnya bertanya ke benda mati di tangannya berharap kata-katanya bisa terdengar kepada Apsauris. (Telepati kali ah -author)



Drettt

Mengapa Tuhan Pertemukan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang