11. 🔞

6.5K 84 0
                                    

Selesai makan aku menoleh ke arahnya, dia pun mengecup bibirku singkat. Aku melihat ke arah matanya yang sejajar denganku, sesekali melihatnya yang sedang makan. Sedikit kulihat dia sangat menikmati makanannya, gajahnya yang berada di dalamku juga tak mengganggu Steve yang sedang makan. Setelah dia selesai makan, dia kembali mengangkatku ke arah kamar mandi.

Ah, ternyata dia tak melepaskan gajahnya agar tetap menyumbat cairan kita yang ada di dalam. Memang ada sedikit cairan yang mengalir keluar, namun hanya sedikit akibat pergerakan kita. Saat dia mengeluarkan gajahnya barulah cairannya yang ada di dalamku mengalir cepat hingga betisku. Untunglah saat ini aku sudah dikamar mandi, jadi tak harus membersihkan tetesan cairan kita dimana-mana.

Tak ada kejadian yang harus kuceritakan setelahnya, karena setelah kita membersihkan diri kita masing-masing aku langsung bersiap ke bandara begitupun dengan dia yang bersiap mengantarku. Yang agak membuatku terkejut karena dia yang memperlakukanku seperti seorang kekasih yang hendak pergi. Dia mengecup bibirku sebelum aku masuk ke dalam bandara untuk check in.

Perasaanku? Tak ada perasaan suka, cinta, atau nyaman yang kurasakan setelah apa yang terjadi. Hanya keterkejutan dengan sikapnya barusan dan membuatku berfikir apakah seorang player yang biasa melakukan ONS selalu melakukan hal ini sebelum berpisah? Huh entahlah. Aku melakukan perjalanan kantor selama 2 hari, besok malam aku sudah pulang. Dan hari berikutnya aku harus mempresentasikan perjalananku, kemudian libur di hari sabtu dan minggu. Minggu yang cukup senggang sebenarnya jika tak dicampuri dengan perlakuan Steve. Huh.


STEVE POV

Kulihat Apsa telah berjalan masuk ke dalam bandara, aku kemudian berbalik untuk pulang ke rumahku sekedar mengistirahatkan badanku yang lelah. Sejujurnya pinggul dan pahaku terasa nyeri akibat pergaulanku bersama Apsa 2 hari ini. Otot pahaku terasa tegang meminta untuk diistirahatkan. Toh Apsa baru akan pulang 2-3 hari lagi katanya, aku bisa mengistirahatkan badanku sebelum memborbardirnya lagi. Jika kalian berfikir aku sudah puas menyetubuhinya maka kalian salah.

Aku akan terus menyetubuhinya bahkan sampai dia memiliki suami bahkan anak mungkin. Yang pasti sampai dia bersujud memohon kepadaku untuk berhenti dan mungkin merusak kehidupan rumah tangganya bersama orang terkasihnya barulah adil. Membayangkan suaminya mengetahui dia berselingkuh denganku saja membuatku semakin bersemangat untuk membuatnya menderita. Aku akan menaklukkannya sampai dia bahkan tak memiliki harga diri lagi di depanku atau di depan suaminya nanti.

Lain hal yang kufikirkan adalah bahwa ini kali pertamanya aku melakukan seks dengan membuang cairanku di dalam intim seorang wanita. Biasanya aku akan membuangnya di luar karena masih bisa mengontrol kesadaranku. Tapi saat pertama kali aku memperkosa Apsa, aku memang seperti tak sadar untuk mengontrolnya. Bahkan saat kedua kali aku seakan memang sengaja membuangnya didalam. Terlebih ketika Apsa mengatakan dia sedang dimasa suburnya, itu yang membuatku bersemangat menggagahinya.

Difikiranku saat itu apakah lebih baik membuatnya hamil dan menelantarkannya namun dengan masih menyentuhnya? Toh apa peduli dengan wanita hamil. Aku hanya ingin menyalurkan nafsuku terhadap Apsa sambil membuatnya menderita. Sekali dayung 2 pulau terlampaui. Janinnya? Yang penting jika dia berhasil lahir aku tetap bertanggung jawab membiayainya. Itu sudah lebih dari cukup untuk sebuah janin yang diharapkan untuk membawa penderitaan sang ibu. Aku semakin tersenyum memikirkan niat jahatku itu sampai tak sadar telah memasuki area halaman rumahku. Aku kemudian memasuki rumahku untuk kembali tidur karna aku berganti shift menjadi malam hari hingga pagi.

.

AUTHOR POV

Hari ini adalah hari jumat yang cerah, dimana Apsa kembali ke apartemennya semalam. Setelah membersihkan diri, Apsa langsung pergi ke alam mimpinya hingga pagi menjelang. Aktifitasnya masih saja sama, berbenah lalu memasak untuk sarapannya. Materi yang akan disampaikannya telah disiapkannya di dalam pesawat jadi dia tidak terlalu tergesa-gesa datang ke kantor untuk menyiapkan materi presentasi perjalanannya. Sampai sekarang Apsa dan Steve tidak berkomunikasi barang sedikitpun.

Setelah kejadian itu semua tampak normal. Bahkan Apsa tak ambil pusing dengan hal itu, Apsa berfikir bahwa itu hanya sebatas ONS dirinya dengan Steve tidak lebih. Lagi pula tak ada komunikasi antara dirinya dan Steve setelahnya. Apsa juga yakin bahwa yang difikiran Steve hanya ONS dan menjadikan Apsa sebagai pelampiasan dari kasusnya yang hampir gagal. Ya, hanya itu tak lebih. Perlakuan manis Steve juga adalah perlakuan biasa seorang player terhadap "korbannya" dan mungkin hal itu wajar di negara ini.

Kasus dokter Steve sudah Apsa tutup hari ini juga setelah presentasinya selesai ia lakukan. Pihak kejaksaan sempat mengajukan banding namun ditolak dengan adanya penjelasan dari ahli medis ternama yang Apsa sempat minta untuk Megan meminta penjelasannya. Sehingga dari pihak kejaksaan pun ikut menutup kasus ini dan pihak pelapor mencabut tuntutannya. Kasus ini diselesaikan cepat oleh Apsa mengingat minggu depan ia harus mengurus hubungan diplomatik dengan anggota parlemen dubes negara tetangga. Sehingga membuatnya harus menyiapkan banyak materi dan menyelesaikan tugas kantornya sebelum dia pergi ke negara tetangga.

Hal yang terbesit difikiran Apsa adalah 1,5 bulan lagi dia harus pulang ke Indonesia menyaksikan mantan kekasihnya menikah. Roger, mantan kekasih Apsa. Dia tak mungkin tidak datang di acara mantan kekasihnya. Apsa hanya tak mau dirinya dianggap belum bisa move on dari sang mantan kekasih. Karna apa? Banyak kabar burung yang mengatakan bahwa Apsa pergi kuliah ke Spanyol saat itu karena dia lari dari masalahnya dengan sang mantan kekasih. Terlebih kabar burung itu beredar sebelum putus dengan Roger.

Dari pihak Apsa dan Roger, sampai saat ini sebenarnya belum ada kata putus yang terucap dari kedua belah pihak. Saat itu Apsa meninggalkan Indonesia tanpa berpamitan dengan siapapun. Bahkan dengan sahabatnya pun dia hanya berpamitan 1 hari sebelum dirinya berangkat ke Spanyol. Alasan Apsa saat itu hanyalah dia yang mendapatkan tawaran dari ayahnya untuk kuliah di Spanyol, negara yang dulu mempertemukan ayah dan ibunya. Tanpa fikir panjang, Apsa langsung menerima tawaran itu dan mengurus semua hal untuk dirinya melanjutkan kuliah di Spanyol.

Seminggu telah berlalu. Apsa saat ini sedang menyusun beberapa pakaian, baju hangat, dan coat untuknya tinggal selama 2 minggu di Portugal, Prancis, Italia dan Jerman. Hari ini adalah hari sabtu, sedikit rintik hujan membasahi kota Madrid di pagi hari. Matahari telah bergerak naik ke atas tahtanya. Siang ini setelah selesai mengemasi bajunya, Apsa berencana ke restoran untuk makan siang dan supermarket. Apsa ingin membeli beberapa bahan makanan untuk memasak sampai besok. Sebenarnya dia telah membeli bahan makanan yang dia perkirakan akan cukup sampai dia pergi ke Portugal besok senin. Tapi ternyata bahan makanan untuk dia memasak hanya cukup untuk semalam. Sehingga dia hanya bisa membuat sarapan seadanya pagi tadi. Dia memang sudah merencanakan untuk mengosongkan kulkasnya saat dia pergi agar tak ada makanan membusuk saat dia kembali ke apartemen.

Siang menjelang sore sekitar pukul 2, Apsa keluar apartemennya menggunakan taksi. Kemarin Apsa telah menitipkan mobilnya pada Chelsea agar selalu di panasi atau digunakan saat dia pergi. Musim dingin bisa merusak mesin apabila tak dipanasi, itu sebabnya Apsa menitipkannya terhadap Chelsea. Megan? Tentu dia ikut dengan Apsa. Apsa langsung pergi ke restoran di dekat Parque Madrid Rio, sebuah taman dengan nuansa pemandangan jembatan dan sungai besar yang mengalir jernih. Apsa lalu memesan makanan dan makan dengan lahap karena energinya telah terkuras sejak pagi tadi.

.

.

.

Mengapa Tuhan Pertemukan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang