12

4.2K 79 0
                                    

!YEY!

HARI INI BUNA AKAN TRIPLE UPDATE!

BUAT KALIAN SEMUA PEMBACA CERITA BUNA INI MOHON KESEDIAANNYA BUAT VOTE BUNA, CARANYA

KLIK SIMBOL BINTANG PER BABNYA

.

DAN JANGAN LUPA

.

TINGGALKAN KOMEN JUGA BIAR BUNA BISA BERSUA-SAPA KE KALIAN SEMUA!

.

ANYWAY! BUAT KALIAN YANG MAU NGIKUTIN KESEHARIAN BUNA BISA BANGET FOLLOW SOSIAL MEDIA BUNA

KALIAN BISA CEK NAMA AKUN BUNA DI BIO AKUN WATTPAD BUNA
OIYA! JANGAN LUPA FOLLOW WATTPAD BUNA JUGA YA BIAR TAU BUNA UPDATE APA AJA HEHE, TERIMAKASIH

BYE SEMWA!

.

.




Apsa memakan makanannya dengan lahap tanpa memperdulikan tatapan orang lain yang juga sedang makan terhadapnya. Mereka menatap kasihan kepada Apsa yang makan sendirian di restoran yang elit dan mengusung tema romantisme di pinggir taman dan sungai itu. Mungkin difikiran mereka, Apsa makan sendirian karena ditinggalkan oleh pasangannya atau malah pasangannya tak datang untuk makan siang bersama. Fikiran semacam itu tentunya didukung dengan Apsa yang makan siang pukul 3. Itu terlalu terlambat bagi orang Spanyol dalam makan siang.

Makanan Apsa seakan memenuhi meja. Banyak macam menu yang Apsa pesan saat ini agar dia tak terlalu rindu dengan makanan Spanyol. Toh dia sengaja memilih restoran yang ada di dekat taman agar dia lebih bisa menikmati quality timenya ditempat yang asri. Ditambah makanan restoran yang seharusnya lebih enak dibanding makanan pinggir jalan.. Yah, walaupun dia tak tau juga apabila restoran yang dia pilih adalah restoran yang bertema romantis. Namun itu tak masalah baginya karena bisa memilih dan memakan bantuan macam menu secara langsung di satu tempat. Apsa asik dengan dunianya sendiri di Sabtu sore itu.

.

.

STEVE POV

Ah, saat ini aku sedang berada di rumah sakit. Aku seharusnya menyelesaikan shift jagaku pagi tadi, namun kejadian sial menimpaku. Saat aku hendak meninggalkan ruang kerjaku, ada seorang suster yang berlari ke arahku. Ya, handphoneku memang sudah kusilent dan ku letakkan di dalam tas. Jadi aku tak akan tau jika dihubungi dengan siapapun. Aku meminang sengaja melakukannya karena aku memilih untuk sedikit jahat ketika memang itu bukan jam kerjaku. Tapi naasnya, suster itu menemukanku disaat aku hendak pergi meninggalkan ruang kerjaku. Dan sialnya, apabila aku mendengar keadaan darurat ntah kenapa kaki ini seperti tak mau memperdulikan otakku yang sudah sangat lelah untuk berfikir.

Benar saja, ada pasien IGD yang membutuhkan operasi saat ini. Sebenarnya ada orang yang sudah menggantikan shiftku di IGD, tapi dia menolak melakukan operasi menjadi pengoperasi utama karena jantungnya sudah sangat parah. Sebagai kepala staff bagian departemen jantung, kakiku bergerak dengan sendirinya masuk ke dalam ruangan mengganti bajuku dengan baju operasi. Aku bergegas menyelesaikan operasiku dengan teman shiftku yang sama sialnya denganku karena belum pulang. Ya, aku lebih memilih orang yang seshift denganku agar aku tak mengurangi staff jaga di dalam IGD. Aku hanya mengurangi resiko jika ada pasien IGD lainnya yang sama membutuhkan penanganan cepat terkhusus masalah jantungnya.

Matahari telah berada di atas kepala saat aku dan semua partner operasiku menyelesaikan operasi. Jam menunjukkan pukul set 2 siang membuat kita setuju untuk makan bersama di restoran dekat rumah sakit. Dikarenakan aku sebagai dokter operasi utama, maka aku harus menemui pihak keluarga pasien terlebih dahulu. Sehingga mereka semua kuminta pergi lebih dulu ke restoran itu dan aku akan menyusul. Karena sudah menjanjikan untuk makan siang bersama aku tak mungkin menolaknya. Walaupun badan ini cukup lelah karena menyelesaikan operasi selama 6 jam lamanya. Ah, walau itu terhitung cepat dibandingkan saat dokter lain yang menanganinya. Kalian harus tau kehebatanku dalam ruang operasi membuatku bisa sampai di bagian ini, menjadi kepala staff bagian walau jabatanku hampir terlepas akibat Apsa.

Ah aku baru ingat dengan gadis itu, yang saat ini sudah kubuat menjadi wanita dewasa bukan gadis lagi. Lebih dari seminggu aku tak menjamahnya bahkan berkomunikasi dengannya. Ck! Sial. Memikirkannya saja sudah membuatku terangsang. Bukan karena sebab lain aku tak menghubunginya, alasanku paling utama karena padatnya jadwalku dalam bekerja. Saat aku talk memiliki shift jaga atau jadwal praktek di rumah sakit, aku pergi ke perusahaanku untuk menyelesaikan berbagai dokumen yang perlu kutandatanganni. Jadwal bertemu dengan klien yang dirasa sangat penting juga akan diatur oleh tangan kananku yang terkadang ah tidak tersering (seringkali) menjadi asistenku dalam mengelola perusahaan dibantu dengan sekretarisku tentunya.

Halaman hijau terbentang di depanku dengan sebuah bangunan rumah kaca cukup mewah dengan 3 lantai. Saat aku masuk, di lantai pertama bisa kulihat merupakan office dan dapur memasak sehingga kusimpulkan lantai 2 dan 3 merupakan tempat untuk makan. Sejenak aku langsung berfikir jika konsep restoran ini memanfaatkan keindahan taman, jembatan, dan sungai dihadapannya. Karena itu mereka membuat rumah kaca panggung dengan meja servis di lantai 2 dan 3 membuat konsumen lebih bisa menikmati pemandangan alam. Fikiranku kembali mengingatkanku untuk menelfon staffku bertanya di meja mana dan mereka menjawab di lantai 2 dekat dengan tangga akses ke lantai 3. Setelah aku menyelesaikan pesanan aku langsung pergi ke lantai 2.

Tak berselang lama akhirnya makanan yang kita pesan datang ditengah perbincangan hangat kita. Berbeda jika di rumah sakit, aku cukup hangat dan membaur di saat berkumpul dengan staff seperti saat ini. Aku memang orang yang santai sehingga jika tak ada tuntutan profesional maka aku hanya akan menjadi diriku sendiri. Kita semua makan dengan tenang, hanya ada suara sendok dan garpu yang kudengar. Terkadang ada 1 2 kata terucap mengomentari masakan tertentu yang ada di meja kita.. Aku mulai meminum minumanku setelah selesai dengan makanku. Aku menoleh kesana kemari melihat sekitarku. Di lantai ini konsumen datang bergerombol, berarti lantai 3 merupakan lantai untuk pasangan fikirku lagi.

Semua telah selesai makan, kami melanjutkan perbincangan kami tanpa menyadari waktu. Tiba-tiba mataku melirik ke arah tangga dimana ada seorang wanita menaiki tangga dengan pakaian santainya. Dan dia adalah Apsa. Heh! Apakah dia kemari dengan pacarnya. Hmm, kurasa rencana yang tepat untuk menggagalkan pertemuannya dengan pasangannya. Pasti cukup seru jika aku bisa membuat mereka berkelahi. Aku pun memutuskan untuk naik ke lantai 3 setelah menyelesaikan obrolanku dengan mereka. Toh Apsa baru saja datang, tak mungkin dia bergegas untuk pergi. Apalagi pasangannya pasti akan meminta Apsa untuk sedikit lebih lama menikmati acara mereka.

Pukul 3, staffku menyadari waktu berlalu cukup cepat membuat mereka berpamitan untukku pulang. Aku membayar bill meja kita meminta untuk mereka pulang lebih dulu karena aku yang akan membayar. Ah, sebenarnya bukan karena aku dari awal ingin menanggung makanan mereka. Tapi aku hanya tak ingin dipersulit dan ditahan mereka karena terlalu lama mengantri saat membayar. Heh! Lagi-lagi kamu merugikanku Apsa. Kamu membuatku harus mengeluarkan banyak uang untuk mereka semua demi bertemu denganmu. Kamu harus membayar kembali kepadaku lebih mahal dibanding ini semua.

Pembayaran telah selesai, aku langsung melangkahkan kakiku ke lantai 3. Senyum terukir di bibirku saat aku memikirkan selangkah demi selangkah aku dapat menghancurkan karir dan masa depan Apsa. Di lantai 3, kepalaku langsung memutar mencari sosok Apsa setelah seorang Waitress memberikan buku menu dan membantu mencari meja yang kosong. Aku langsung meminta waitress itu mengantarkan pesananku ke meja Apsa. Kenapa disana? Karena aku melihat Apsa yang berada di ujung ruangan makan sendirian dengan berbagai menu yang ada di meja. Apa dia ditinggalkan sendirian? Atau apa pacarnya tak datang? Atau pacarnya telat datang. Ah tak penting untukku tau, yang terpenting untukku saat ini adalah merusak harinya.

Mengapa Tuhan Pertemukan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang