BUAT KALIAN SEMUA PEMBACA CERITA BUNA INI MOHON KESEDIAANNYA BUAT VOTE BUNA, CARANYA
KLIK SIMBOL BINTANG PER BABNYA
.
DAN JANGAN LUPA
.
TINGGALKAN KOMEN JUGA BIAR BUNA BISA BERSUA-SAPA KE KALIAN SEMUA!
.
ANYWAY! BUAT KALIAN YANG MAU NGIKUTIN KESEHARIAN BUNA BISA BANGET FOLLOW SOSIAL MEDIA BUNA
KALIAN BISA CEK NAMA AKUN BUNA DI BIO AKUN WATTPAD BUNA
OIYA! JANGAN LUPA FOLLOW WATTPAD BUNA JUGA YA BIAR TAU BUNA UPDATE APA AJA HEHE, TERIMAKASIHBYE SEMWA!
.
.
.BUAT KALIAN SEMUA PEMBACA CERITA BUNA INI MOHON KESEDIAANNYA BUAT VOTE BUNA, CARANYA
.
.
.
Akhirnya aku pulang dengan Steve tak lama setelah Steve membereskan kamar dan mengurus sesuatu di meja jaga suster. Di mobil kita berdua hanya diam, tak ada satu katapun terucap dari bibir Steve. Rintik samar air hujan membasahi kota Madrid saat itu membuat fokusku melihat ke samping jendela mobil. Hujan..mungkin langit tau perasaanku saat ini. Gloomy Day, Gloomy Life.
Salah satu pekerja Steve, Rondha membantuku berjalan menuju kamar Steve. Barang-barang telah dibawa oleh yang lainnya. Steve berbelok ke arah ruangan di samping kamarku. Kata bibi Rondha itu adalah ruang kerjanya. Memang saat pertama berkeliling di rumah ini, pintu itu terkunci..jadi aku tak bisa mengaksesnya. Tak lama Rondha membantuku membersihkan diri, dia keluar kamar untuk membantu membuat makan malam.
Ceklekkkkk
Bruk !
"Siapa?", kata Steve.
Aku menatapnya sambil mengernyit kan dahiku.
"Siapa?!", tanyanya lagi agak tegas dari tadi.
.
"Apa?", tanyaku yang memang tak mengerti maksud perkataannya."Kau tak perlu pura-pura tak mengerti maksudku Apsa!", bentaknya.
"Kau jauh lebih tau daripada aku!", tambahnya lagi."Apa! Bahkan aku tak mengerti maksud pertanyaanmu bodoh!", kataku kesal lalu memejamkan mataku. Aku seperti sudah tak bisa menahan semua ini Tuhan. Tolong, setidaknya cegah aku untuk tak terkendali. Aku juga tak ingin menangis dan kelihatan menyedihkan dihadapan monster ini. Batinku saat itu.
"..", aku tak mendengar Steve mengatakan apa. Aku sedang menahan semua rasa dan emosi yang bergejolak di dadaku.
Steve, dia gila. Tiba tiba dia ada di hadapanku meremas kedua lenganku.
"JAWAB APSA!", bentaknya dengan mata merah dan urat-urat menonjol dimuka juga lehernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengapa Tuhan Pertemukan
Short Story18+++ 21++++++++++++++ (Mohon jika belum berumur 18+ jangan baca yang bertanda 🔞) Dipertemukan kembali setelah beberapa tahun putus komunikasi di acara reuni seangkatan SMA membuat hati Apsa/Auris bergetar. Kenangan pahit-manis saat bersama dengan...