13.30

893K 103K 53.2K
                                    

SEBAGIAN PART AKAN DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA BACA.

Hai vreeen❤❤

Absen jam berapa kalian baca cerita ini?

Sebelumnya aku minta maaf ya, yang belom follow udah ada beberapa yang aku blok dan gak bisa baca cerita ini ueueueu😭

Ati ati, kalau aku dapat pasti langsung aku blok lagi, jadi yang belum follow jangan heran kalau besok besok cerita ini ilang dari wp kamu😗❤

Gila aku baik banget fix😎

Tubuh Kara diseret begitu saja menuju ke rumah sakit tempat Nilam dilarikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuh Kara diseret begitu saja menuju ke rumah sakit tempat Nilam dilarikan.

"Kak, lepasin tangan gue!" Kara memberontak dari genggaman Aslan.

"Gak usah ngelawan!"

Aslan membawa gadis itu ke bagian ruang ICU, di sana sudah ada Erik, Naka, dan juga Sonya yang berdiri di depan ruangan itu.

Baru saja berhenti berjalan namun sebuah tamparan kembali dilayangkan di wajah gadis itu.

PLAK!

Wajah Kara tertoleh ke samping, gadis itu menutup mata merasakan perih di wajahnya, ia menghela napas pelan, Sonya menamparnya tepat di mana Aslan memukulnya tadi.

Ia kembali membuka matanya yang mulai memburam karena tergenang air mata.

"Gue gak salah!" Matanya beralih menatap tajam mata Sonya.

Semua orang di sana diam dan menatap datar ke arah Kara, hanya Sonya yang balas menatap gadis itu dengan penuh emosi.

"Kamu bilang kamu gak salah?" Sonya ingin kembali melayangkan tamparan, namun dengan sigap Kara menahannya.

"Asal lo tau! Nilam jatuh bukan salah gue!" tekan gadis itu.

"Bagaimana bisa itu bukan salah kamu!?" Sonya berlinang air mata membentak Kara, ia memegang bahu gadis itu lalu mengguncangnya kuat.

"Gimana kalau Nilam gak bangun lagi? Hah?!"

"Kamu harus tanggung jawab!"

Kara menepis tangan Sonya dari bahunya dengan kasar. Gadis itu mendengus geli sambil tersenyum miring.

"Bagus gak usah bangun sekalian!" Ucapan Kara membuat semua mata di sana membelalak kaget.

"Kara!" tegur Aslan.

Kara menatap memohon ke Aslan, ia memegang lalu menggerak-gerakkan tangan kakaknya itu. "Dia yang mau! Dia yang loncat sendiri, Kak!"

"KARA!" teriak Erik, ia menggapai bahu Kara agar menghadap ke arahnya lalu kembali memberi sebuah pukulan di wajah anaknya itu.

BUGH!

Hampir saja tubuh gadis itu jatuh ke lantai kalau saja Aslan tidak dengan sigap memangkap tubuhnya.

00.00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang